Kawasan Lindung Analisis Pemanfaatan Lahan Berdasarkan Fungsi Kawasan

89

4.2 Analisis Kesesuaian Lahan

4.2.1 Analisis Pemanfaatan Lahan Berdasarkan Fungsi Kawasan

Analisis pemanfaatan lahan dilakukan mengetahui kemampuan suatu kawasan berdasarkan fungsi lindung, penyangga dan budidaya. Analisis ini didasarkan pada parameter tipologi tanah, kelerengan dan curah hujan. Lampiran B.1 Metode yang dipakai adalah dengan tumpang susun overlay Lampiran B.2 terhadap peta-peta tematik jenis tanah, kelerengan dan curah hujan dengan bantuan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis SIG. Dari hasil analisis tersebut didapat arahan fungsi kawasan masing-masing kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Timur beserta luasannya seperti pada Tabel IV.2 berikut. TABEL IV.2 ARAHAN PEMANFAATAN LAHAN BERDASARKAN FUNGSI KAWASAN No Kecamatan Kawasan Lindung Penyangga Budidaya 1 Antang Kalang 36.647,04 17.116,17 265.664,95 2 Mentaya Hulu 31.966,53 14.141,18 255.790,29 3 Parenggean 62,33 189,85 173.472,45 4 Cempaga - - 224.433,93 5 Kota Besi - - 167.969,81 6 Baamang - - 51.378,84 7 Mentawa Baru Ketapang - - 24.301,08 8 Mentaya Hilir Utara - - 78.341,76 9 Pulau Hanaut 3.202,61 - 43.489,90 10 Mentaya Hilir Selatan - - 93.979,57 Jumlah 77.545,14 31.447,20 1.447.417,65 Sumber : Hasil Analisis, 2005

4.2.1.1 Kawasan Lindung

Kawasan lindung merupakan kawasan yang mempunyai fungsi untuk melindungi kelestarian sumber daya alam, sumber daya buatan, nilai budaya dari kegiatan budidaya. Untuk kawasan yang mempunyai fungsi ini tidak diperkenankan 90 bagi kegiatan budidaya dan permukiman. Jenis kawasan lindung di Kabupaten Kotawaringin Timur terdiri dari : a. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan di bawahnya, yaitu hutan lindung. Kawasan hutan lindung ditentukan atas dasar kriteria faktor-faktor kemiringan lahan, jenis tanah dan curah hujan yang memiliki skor lebih dari 175, danatau kawasan hutan yang mempunyai kemiringan 40 atau lebih, danatau kawasan hutan yang mempunyai ketinggian 2.000 meter atau lebih. Dari hasil analisis, kawasan ini terdapat di Kecamatan Mentaya Hulu, Antang Kalang dan sebagian kecil Parenggean. Faktor topografi mempunyai pengaruh yang besar karena di kawasan ini terdapat daerah perbukitan dengan kemiringan lebih dari 40. Dilihat dari penggunaan lahan eksisting, kawasan lindung tersebut saat ini kondisinya merupakan lahan hutan kering primer dan sekunder serta sebagian kecil yang merupakan lahan yang ditumbuhi semak. Jadi belum terjadi perubahan penggunaan yang berarti di kawasan ini dan melihat pentingnya hutan lindung, kawasan hutan yang ada perlu dipertahankan bagi kesesimbangan ekosistem dan perlindungan lingkungan. TABEL IV.3 PERBANDINGAN LUAS ARAHAN FUNGSI KAWASAN LINDUNG DENGAN KONDISI EKSISTING No Kecamatan Arahan Kawasan Lindung Ha Kondisi Eksisting Ha Hutan Lahan Hutan Lahan Mangrove Kering Primer Kering Sekunder 1 Antang Kalang 36.647,04 47.060,00 169.539,00 - 2 Mentaya Hulu 31.966,53 24.577,00 72.113,00 - 3 Parenggean 62,33 - 30.110,00 - 4 Pulau Hanaut 3.202,61 - - 3.202,61 5 Mentaya Hilir Selatan 5.666,63 - - 5.666,63 Jumlah 77.545,14 71.637,00 271.762,00 8.869,24 Sumber: Hasil Analisis, 2005 91 b. Kawasan perlindungan setempat, yang meliputi kawasan sempadan pantai dan sempadan sungai. - Sempadan pantai, yaitu berupa hutan bakau dan sempadan pantai yang berhutan bakaunipah seluas 130 x perbedaan pasang dan surut tertinggi yang diarahkan berada di daerah pantai sebelah selatan Kabupaten Kotawaringin Timur. Hutan mangrove yang berfungsi sebagai pelindung pantai masih cukup banyak terdapat terdapat di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, sementara untuk Pulau Hanaut terdapat penyimpangan. - Sempadan sungai, terutama diarahkan di sepanjang aliran sungai selebar 100 meter di kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman. Jika dilihat penggunaan lahan yang ada, banyak dijumpai ketidaksesuaian penggunaan lahan di sempadan sungai. Pola permukiman penduduk yang berkelompok dan banyak tersebar di tepian sungai mengakibatkan ketidaksesuaian fungsi ini. Fungsi sungai sebagai prasarana transportasi yang berkembang terelebih dahulu dibanding transportasi darat menjadikan pola permukiman yang tersebar di sepanjang sungai ini. Aktifitas-aktifitas seperti industri, pusat perdagangan, perumahan penduduk banyak terdapat di sepanjang sungai-sungai yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur. 92

4.2.1.2 Kawasan Penyangga