Perempuan dalam Pandangan M. Quraish Shihab

4.2 Perempuan dalam Pandangan M. Quraish Shihab

Berdasarkan hasil wawancara pada hari Selasa, 20 Mei 2014, Quraish Shihab mengaku bahwa dirinya bersinggungan dengan isu-isu tentang perempuan sejak ia mampu mengenali kedua orang tuanya. Kemudian hal tersebut semakin dikuatkan setelah ia menikah dan memiliki empat orang anak perempuan. Quraish Shihab menyadari bahwa ada perbedaan potensi antara anak lelaki dan anak perempuan. Meski potensi intelektual antara kedua jenis kelamin ini sama-sama tinggi. Namun, ada hal yang membedakan keduanya dari segi pembawaan dan perhatian terhadap sesuatu. Pembawaan anak perempuan yang cenderung memiliki perhatian terhadap hal-hal kecil yang sering diabaikan oleh anak laki-laki, dari segi ketertarikan terhadap alat permainan pun berbeda antara anak lelaki dan perempuan. Anak perempuan cenderung suka pada alat permainan yang merefleksikan manusia, seperti boneka. Sedangkan anak laki-laki tidak suka boneka, malah lebih suka objek di luar manusia seperti mobil-mobilan.

Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Quraish Shihab tersebut, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Marianne Githens pada tahun 1983 seperti dikutip oleh

Muhammad Asfar 20 , terungkap bahwa anak lelaki lebih cenderung tertarik untuk menjadi pemimpin dibandingkan anak perempuan yang lebih suka terjun ke dunia pendidikan atau

terlibat dalam proses pembuatan keadilan. Anak lelaki memiliki perhatian terhadap isu-isu ekonomi sedangkan anak perempuan lebih tertarik pada isu-isu perdamaian, kejujuran, dan

19 Quraish Shihab. Wawasan Al-Qur'an: Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat (Bandung: Mizan, 1996) hlm. 292-293.

20 Muhammad Asfar. Wanita dan Politik: Antara Karier dab Jabatan Suami dalam Liza Hadiz, ed. Perempuan dalam Wacana Politik Orde Baru (Jakarta: LP3ES, 2004) hlm. 405.

integritas. Hal ini mencerminkan perbedaan minat yang dimiliki oleh anak lelaki dan perempuan. Anak lelaki tertarik pada hal-hal berbau kekuasaan, sedangkan anak perempuan lebih tertarik pada hal-hal yang membawa kedamaian dan sifat-sifat menenangkan.

Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Murtadha Muthahari sebagaimana dikutip oleh Quraish Shihab bahwa perbedaan minat antara lelaki dan perempuan bisa terjadi karena kemampuan biologis yang berbeda, paru-paru lelaki lebih banyak menghirup udara dibandingkan perempuan, maka tak heran laki-laki menyenangi kegiatan yang menuntut kekuatan fisik. Denyut jantung perempuan yang lebih cepat daripada denyut jantung lelaki,

membuatnya cenderung kepada hal-hal yang bersifat menenangkan dan menentramkan 21 . Dari segi seksual, Quraish Shihab mengungkap perbedaan laki-laki dan perempuan

dari hormon dan apa yang dikeluarkan dari dalam tubuh untuk melaksanakan tugas reproduksi. Wanita mengeluarkan sel telur (ovum) sedangkan pria mengeluarkan air mani (sperma). Pria mengeluarkan hormon testosterone, sedangkan wanita mengeluarkan hormon estrogen yang muncul sebelum sel telur keluar sehingga sering disebut sebagai hormon cinta, dan hormon progesterone yang muncul setelah keluarnya sel telur sehingga progesterone

sering disebut sebagai hormon keibuan 22 . Quraish Shihab mengakui bahwa dorongan untuk menulis tentang perempuan berasal

dari apa yang ia serap dari ilmu-ilmu yang ia pelajari, kemudian muncul sebuah gagasan ketika melihat kondisi riil masyarakat di mana perempuan diperlakukan tidak sejalan dengan

apa yang dikehendaki oleh agama dan budaya 23 . Seperti yang terlihat dalam buku Wawasan Al-Qur'an, Quraish Shihab menjabarkan kondisi memprihatinkan perempuan pada masa

Yunani, Romawi, Hindu, Nasrani dan Cina. Kesemua peradaban tersebut menempatkan perempuan dalam posisi yang sangat rendah, bahkan berada di bawah kekuasaan lelaki yang memiliki hak untuk memperlakukan perempuan sesuka hati ataupun menjual perempuan tersebut. Menurut Quraish Shihab, kondisi seperti ini tidak sejalan dengan petunjuk-petunjuk

21 Quraish Shihab. Perempuan: Dari Cinta Sampai Seks dari Nikah Mut'ah sampai Nikah Sunnah dari Bias Lama sampai Bias Baru (Jakarrta: Lentera Hati, 2005) hlm. 11-12.

22 Quraish Shihab. Pengantin Al-Qur'an: Kalung Permata Buat Anak-anakku (Jakarta: Lentera Hati, 2010) hlm. 15.

23 Wawancara dengan Quraish Shihab.

Al-Qur'an tentang perempuan 24 . Dan kondisi-kondisi ini masih sering ditemui dalam kehidupan modern di masa kini.

Dalam bukunya yang berjudul Perempuan, Quraish Shihab menguraikan secara gamblang bagaimana seorang perempuan memiliki peranan penting dalam kehidupan seorang lelaki . Bahkan dalam memunculkan peradaban, perempuan merupakan tonggak utama, karena dari perempuanlah lahir para pembaharu-pembaharu yang membawa perubahan dan kecemerlangan zaman. Quraish Shihab menegaskan bahwa perempuanlah yang memiliki peranan besar dalam pembentukan watak seorang manusia, sejak ia mengandung, melahirkan

dan membesarkannya 25 . Oleh sebab itu, perempuan yang terdidik dengan baik tentunya akan menghasilkan manusia-manusia yang lebih berkualitas dibandingkan dengan perempuan yang

tidak memperoleh pendidikan layak. Pendidikan layak di sini mencakup pendidikan formal dan pendidikan informal, sebagai bekal seorang perempuan untuk mengajar dan mendidik anaknya kelak. Bagaimana bisa seorang ibu mendidik anak-anaknya jika ia sendiri tidak

memiliki pengetahuan mengenai pendidikan yang baik? 26 Di sini Quraish Shihab menyatakan bahwa fungsi perempuan adalah untuk mendidik generasi penerus bangsa, dan juga menjadi

pemimpin bagi anak-anaknya. Dan fungsi ini amat penting bagi kelangsungan keluarga Pendapat ini hampir mirip dengan apa yang disebut oleh Radcliffe Brown sebagai

fungsi struktural. Wanita memiliki fungsi yang harus dilihat dari struktur masyarakat di mana wanita itu berada. Wanita menjadi pusat kehidupan dalam berbagai kelompok dan suku bangsa di dunia untuk mempertahankan silsilah keluarga, agar tidak terjadi inses dan tabu- tabu yang dilanggar. Peranan ini hanya bisa dilakukan oleh wanita agar keharmonisan dalam kehidupan masyarakat bisa tercapai. Bertolak belakang dengan C. Levi Strauss yang menyatakan bahwa fungsi wanita (perempuan) adalah untuk memperluas dan memperkuat jaringan antar kelompok di dunia dengan metode pertukaran perempuan melalui lembaga perkawinan. Dengan adanya pertukaran ini, komunikasi antar suku bangsa bisa terus terjalin melalui pertukaran ini. Levi Strauss menempatkan wanita sebagai komoditi berharga dalam

24 Quraish Shihab. Wawasan Al-Qur'an: Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat (Bandung: Mizan, 1996) hlm. 293-295.

25 Quraish Shihab. Perempuan: Dari Cinta Sampai Seks dari Nikah Mut'ah sampai Nikah Sunnah dari Bias Lama sampai Bias Baru (Jakarrta: Lentera Hati, 2005) hlm. 279.

26 Wawancara dengan Quraish Shihab.

penyatuan kelompok dan suku bangsa yang berbeda-beda 27 . Apa yang diungkapkan oleh Strauss tida k dibahas oleh Quraish Shihab, bisa jadi karena dirinya tak pernah bersentuhan

dengan isu-isu tersebut. Quraish Shihab menempatkan perempuan dalam posisi penting dalam rumah tangga. Posisi ini tidak bisa digantikan oleh lelaki, karena kemampuan untuk mengingat hal detil yang dimiliki oleh perempuan membuatnya memiliki keunggulan dalam mengurus rumah tangga dibandingkan lelaki.

Quraish Shihab menolak pendapat yang menyatakan bahwa perempuan tercipta dari tulang rusuk lelaki. Menurutnya, anggapan tersebut berasal dari pembacaan terhadap kitab Perjanjian Lama. Adapun hadits yang menyatakan bahwa perempuan terbuat dari tulang rusuk yang bengkok, Quraish Shihab lebih memaknai hadits ini sebagai metafora atau kiasan. Bahwa perempuan terbuat dari tulang rusuk yang bengkok mengindikasikan seruan kepada para lelaki agar mereka bersikap bijaksana dalam menghadapi perempuan, karena ada kecenderungan-kecenderungan dari sifat perempuan yang sama sekali berbeda dengan lelaki. Jika tidak disikapi dengan bijaksana, kecenderungan ini bisa menyebabkan perpecahan antara

lelaki dengan perempuan 28 . Quraish Shihab juga tidak sependapat dengan pandangan yang menganggap perempuan sebagai penyebab manusia pertama terusir dari surga sehingga lelaki

harus menderita di bumi karena ulah perempuan seperti yang ada dalam ajaran agama Kristen, menurut Quraish Shihab tujuan penciptaan Adam dan Hawa memanglah untuk dijadikan khalifah di muka bumi. Justru kisah Adam dan Hawa menjadi pelajaran bahwa akan selalu

ada makhluk yang menggoda manusia untuk melanggar perintah Tuhan, yakni Iblis 29 .

Quraish Shihab menjabarkan suatu proses biologis yang terjadi ketika sperma membuahi sel telur, di mana sel kromosom lelaki bertemu dengan sel kromosom perempuan. Ada 23 kromosom yang dimiliki oleh sel telur dan 23 kromosom di sperma. Sperma membawa kromosom XY sebagai pembawa gen jenis kelamin sedangkan sel telur membawa kromosom XX. Jika saat pembuahan kromosom X dan X yang bertemu, maka anak yang lahir akan berjenis kelamin perempuan. Sedangkan jika kromosom yang bertemu adalah X dan Y,

27 Kartini Sjahrir. Wanita: Beberapa Catatan Antropologis dalam Liza Hadiz, ed. Perempuan dalam Wacana Politik Orde Baru (Jakarta: LP3ES, 2004) hlm. 64.

28 Quraish Shihab. Perempuan: Dari Cinta Sampai Seks dari Nikah Mut'ah sampai Nikah Sunnah dari Bias Lama sampai Bias Baru (Jakarta: Lentera Hati, 2005) hlm. 43-44.

29 Quraish Shihab. M. Quraish Shihab Menjawab: 101 Soal Perempuan yang Patut Anda Ketahui (Jakarta: Lentera Hati, 2010) hlm. 62 29 Quraish Shihab. M. Quraish Shihab Menjawab: 101 Soal Perempuan yang Patut Anda Ketahui (Jakarta: Lentera Hati, 2010) hlm. 62

kekuasaannya 30 . Allah- lah yang menentukan saat terjadinya pembuahan apakah kromosom X dan X yang bertemu ataukah kromosom X dan Y. Pastinya ketentuan ini diciptakan Allah

sebagai hal yang terbaik untuk manusia, jika ada yang menyesal dengan jenis kelamin yang dimilikinya saat ini, maka orang tersebut bisa dikategorikan sebagai orang yang kufur atas nikmat Allah. Selanjutnya Quraish Shihab juga menegaskan bahwa hanya Adam dan Hawa sajalah manusia yang tak tercipta dari percampuran ayah dan Ibu. Sedangkan manusia- manusia lain lahir dari persatuan antara lelaki dan perempuan, pertemuan sel sperma dan sel telur. Jadi tak ada manusia yang melebihi manusia lainnya, karena semua mengalami proses penciptaan yang sama. Jika ada golongan manusia yang merasa lebih tinggi dibandingkan golongan manusia lainnya, hal ini tidak dapat dibenarkan. Ditegaskan dalam Al- Qur’an:

“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki -laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling

kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha

Mengenal.” ( Al Hujurat Ayat 13) Menurut hemat penulis, ayat ini mengungkapkan secara gamblang bahwa ketakwaaan

menjadi tolak ukur seorang manusia bisa menjadi lebih mulia dari manusia lainnya, dan yang bisa menilai ketakwaan ini hanyalah Allah SWT. Maka tak ada alasan bagi seorang manusia untuk merasa lebih tinggi dari manusia lainnya. Demikian pula dalam relasi antara perempuan dengan lelaki. Meski kondisi budaya membuat posisi lelaki seakan lebih superior dari perempuan, seharusnya kehadiran Islam bisa membuat relasi yang timpang ini menjadi lebih seimbang dengan pembagian peran yang adil antara lelaki dengan perempuan. Seorang

30 Quraish Shihab. Perempuan: Dari Cinta Sampai Seks dari Nikah Mut'ah sampai Nikah Sunnah dari Bias Lama sampai Bias Baru (Jakarta: Lentera Hati, 2005) hlm. 8.

perempua n bisa saja melebihi seorang lelaki dalam derajat ketakwaan, contohnya Rabiah al- Adawiyah, seorang perempuan mulia kekasih Allah. Tingkat ketakwaannya melebihi para lelaki di masanya. Demikian pula seorang lelaki juga bisa mencapai derajat kemuliaan yang tinggi dengan mendekatkan diri kepada Allah.

Perempuan dengan laki-laki diciptakan untuk saling melengkapi, jika hanya ada satu jenis kelamin di dunia ini, tentu dunia ini akan sangat membosankan. Ras manusia pun akan segera punah karena fungsi reproduksi manusia tidak akan berguna tanpa jenis kelamin lainnya. Oleh karena itu, saling menghargai antar sesama manusia sangat dianjurkan dalam Islam. Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan bisa hidup tanpa manusia lainnya. Seorang lelaki takkan bisa hidup sendirian di dunia ini tanpa ada perempuan yang mendampinginya, demikian pula sebaliknya, perempuan tidak akan bisa hidup tanpa ada lelaki yang melindungi dan mencintainya.

Dalam persoalan para perempuan yang bekerja di luar rumah, Quraish Shihab mengatakan bahwa kondisi sosial ekonomi saat ini memang menuntut peran aktif dari kaum perempuan untuk ikut mencari penghasilan demi membantu suami. Selain itu, perempuan sebagai anggota dari masyarakat juga dituntut untuk terlibat dalam berbagai peran membangun bangsa dan negara. Bisa jadi peran ini dulu tak dilakukan oleh ibu atau nenek kita, namun dengan semakin terbukanya akses dan kondisi yang dialami oleh umat manusia masa kini membutuhkan uluran tangan perempuan untuk ikut membantu pembangunan

kesejahteraan di segala bidang 31 . Syaikh Mahmud Syaltut sebagaimana yang dikutip oleh Quraish Shihab mengatakan bahwa Allah telah menganugerahkan potensi yang cukup kepada

laki-laki dan perempuan untuk mengemban tanggung jawab kemanusiaan . Karenanya tugas kemanusiaan bukan hanya milik lelaki tapi juga perempuan 32 .

Quraish Shihab pun setuju jika seorang lelaki juga dituntut untuk bisa melakukan pekerjaan rumah tangga, demi menjaga keharmonisan keluarga. Bahkan Nabi SAW sendiri juga membantu istrinya melakukan pekerjaan rumah tangga. Bagi Quraish Shihab, sudah bukan masanya lagi perempuan dihijab di dalam rumah. Potensi yang dimiliki oleh

31 Quraish Shihab. Perempuan: Dari Cinta Sampai Seks dari Nikah Mut'ah sampai Nikah Sunnah dari Bias Lama sampai Bias Baru (Jakarta: Lentera Hati, 2005) hlm. 3.

32 Quraish Shihab. Perempuan: Dari Cinta Sampai Seks dari Nikah Mut'ah sampai Nikah Sunnah dari Bias Lama sampai Bias Baru (Jakarta: Lentera Hati, 2005) hlm. 7.

perempuan bisa menjadi tumpul jika ia dipaksa untuk tetap di dalam rumah tanpa bisa mengaktualisasikan dirinya dalam panggung kehidupan 33 .