Analisis Instrument Penelitian

3.8 Analisis Instrument Penelitian

3.8.1 Tes tertulis

Soal uji coba telah diujikan pada siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Karangawen. Daftar responden kelas uji coba selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4. Analisis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

3.8.1.1 Validitas Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mampu mengukur apa yang

hendak diukur (Arikunto, 2012: 80). Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi, yaitu validitas yang diperoleh setelah dilakukan penganalisisan, penelusuran, atau pengujian terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil belajar. Suatu tes dapat dikatakan telah memiliki validitas isi, apabila isi tes tersebut (sebagai sample), dapat menjadi wakil yang representatif (layak =

memadai) bagi seluruh materi pelajaran yang telah diajarkan (sebagai populasi) (Sudijono, 2008a: 164-165). Validitas ini dilakukan dengan cara mencocokkan butir soal dengan kompetensi dasar pada silabus dan kisi-kisi instrumen (Sugiyono, 2010: 182). Kisi-kisi, soal uji coba, kunci jawaban, dan silabus selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1, Lampiran 2, Lampiran 3, dan Lampiran 6. Hasil uji validitas isi terhadap butir-butir soal uji coba oleh Prof. Sarwi, M.Si. dan Drs. Ngurah Made Darma Putra, M.Si., Ph.D. menyatakan bahwa semua butir soal uji coba dinyatakan valid.

3.7.1.2 Reliabilitas

Reliabilitas adalah keajegan atau ketetapan suatu instrumen untuk memperoleh data hasil uji coba, yang dilakukan beberapa kali pada subjek yang sama. Suatu tes dikatakan reliabel apabila memberikan hasil yang tetap jika diteskan berkali-kali (Arikunto, 2012: 101). Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas soal uraian adalah Rumus Alpha.

(Arikunto, 2012: 122) Keterangan:

= reliabilitas yang dicari  = jumlah varians skor tiap-tiap item 2 

 2 t = varians total

n = banyaknya item Harga yang disebut � selanjutnya dibandingkan dengan harga

pada r product moment dengan signifikasi 5 %. Jika � maka instrumen reliabel. Klasifikasi reliabilitas soal dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Klasifikasi Reliabilitas

Interval � Kriteria

Sangat tinggi

Sangat Rendah

Berdasarkan hasil analisis reliabilitas pada soal uji coba yang berjumlah 10 butir soal uraian, diperoleh nilai reliabilitas sebesar = 0,782 dan nilai = 0,339 sehingga , artinya soal tersebut reliabel dengan kriteria tinggi. Perhitungan reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.

3.8.1.3 Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu

(Rudyatmi & Rusilowati, 2013: 95) Keterangan: JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes TK = Tingkat kesukaran

Klasifikasi taraf kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kriteria Taraf Kesukaran Interval Kriteria

(Arikunto, 2012: 225) Berdasarkan analisis tingkat kesukaran pada soal uji coba, diperoleh data-data yang ditunjukkan pada tabel 3.3. Perhitungan tingkat kesukaran soal selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5.

Tabel 3.3 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba

No. Kriteria Tingkat Kesukaran No. Soal

1 Mudah

3 dan 8

2 Sedang 1,4,5,6, dan 10

2, 7, dan 9 Berdasarkan Tabel 3.3, hasil analisis tingkat kesukaran soal pada uji coba soal menyatakan sebanyak 20 % soal dinyatakan mudah, 50 % soal dinyatakan sedang, dan 30 % soal dinyatakan sukar.

3 Sukar

3.8.1.4 Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2012: 226). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D) yang dapat ditentukan dengan rumus berikut:

(Rudyatmi & Rusilowati, 2013: 98) Klasifikasi daya pembeda soal dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda Interval D

Sangat Baik

(Arikunto, 2012: 232) Berdasarkan analisis daya pembeda pada soal uji coba, diperoleh data- data yang ditunjukkan pada tabel 3.5. Perhitungan daya pembeda soal selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.

Tabel 3.5 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba No.

Kriteria Daya Pembeda

No. Soal

1 Sangat Baik

2 Baik

6 dan 10

3 Cukup 1,3,4,5, 7, dan 9

2 dan 8 Berdasarkan Tabel 3.5, hasil analisis daya pembeda soal pada uji coba soal menunjukkan bahwa 20 % soal dinyatakan memiliki daya pembeda yang baik, 60 % soal daya pembedanya cukup, dan 20 % soal daya pembedanya jelek.

4 Jelek

Rekapitulasi analisis uji coba pada penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba Soal Kriteria

No.

Keterangan Soal Reliabilitas

Kesukaran Pembeda

2 Valid Sukar

Jelek

Diperbaiki

3 Valid Mudah

Cukup

Dipakai

4 Valid Sedang Cukup

Dipakai

Dipakai Reliabel

5 Valid Sedang Cukup

6 Valid Sedang Baik

Dipakai

7 Valid Sukar

Cukup

Dipakai

8 Valid Mudah

Jelek

Diperbaiki

9 Valid Sukar

Cukup

Dipakai

10 Valid Sedang

Baik

Dipakai

3.8.2 Lembar Observasi

Validitas lembar observasi dalam penelitian ini menggunakan validitas konstruk. Uji validitas ini menggunakan teknik judgment expert (pendapat dari ahli), yaitu dengan cara mengkonsultasikan lembar observasi tersebut kepada dosen pembimbing sebagai validator ahli (Sugiyono, 2010: 177). Hasil uji validitas lembar oleh Prof. Sarwi, M.Si. dan Drs. Ngurah Made Darma Putra, M.Si., Ph.D. menyatakan bahwa lembar observasi dinyatakan valid.

3.8.3 Angket

Validitas angket dalam penelitian ini menggunakan validitas konstruk. Uji validitas ini menggunakan teknik judgment expert (pendapat dari ahli ) , yaitu dengan cara mengkonsultasikan angket tersebut kepada dosen pembimbing sebagai validator ahli.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

2 5 46

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

ANALISIS HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP DITINJAU DARI SKILL ARGUMENTASI ILMIAH SISWA PADA PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DI LABORATORIUM NYATA DAN MAYA

4 85 57

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

6 62 67

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62