Performance Siswa Setelah Mendapatkan Treatment

4.3.1 Performance Siswa Setelah Mendapatkan Treatment

Berdasarkan analisis yang dijabarkan pada hasil penelitian, terlihat bahwa setelah diberikan treatment , terdapat perbedaan performance siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada pembelajaran topik 1 performance siswa antara kedua kelas tersebut menunjukkan hasil yang bervariasi. Hasil analisis deskriptif pada Gambar 4.1 menunjukkan bahwa performance of group work kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Hal ini ditunjukkan oleh presentase rata-rata nilai kelas eksperimen sebesar 76,10 % dan kelas kontrol sebesar 71,93 %. Performance of collecting data pada kelas eksperimen juga lebih baik dari kelas kontrol. Hal ini ditunjukkan oleh presentase rata-rata nilai kelas eksperimen sebesar 83,77 % dan kelas kontrol sebesar 76,32 %. Namun, untuk performance of oral presentation kelas eksperimen hampir sama dengan kelas kontrol. Hal ini ditunjukkan oleh presentase rata-rata nilai kelas eksperimen sebesar 65,79 % dan kelas kontrol sebesar 66,84 %.

Performance of oral presentation baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol kurang menonjol dibandingkan performance of group work dan performance of cellecting data . Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa melakukan presentasi. Kurangnya pengalaman siswa ini menjadi penyebab rendahnya nilai performance of oral presentation siswa dalam penelitian ini.

Performance of collecting data pada pembelajaran topik 1 menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Performance of collecting data kelas eksperimen lebih baik dari kelas eksperimen.

Hal ini dikarenakan kelas eksperimen menggunakan produk proyek karya kelompoknya sendiri sebagai alat praktikum. Akibatnya siswa termotivasi dan antusias dalam melaksanakan praktikum. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Munawaroh (2012), bahwa pemberian kesempatan kepada siswa untuk menggunakan hasil karyanya dalam belajar dapat memberikan motivasi kepada siswa. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Moursound sebagaimana dikutib oleh Wena (2009:47), bahwa salah satu keuntungan dalam project-based learning adalah dapat meningkatkan motivasi siswa.

Antusiasme kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Hal ini terlihat dari keaktifan setiap kelompok dalam menyiapkan, melaksanakan dan mengakhiri praktikum dengan baik. Hampir semua siswa kelas eksperimen aktif dalam praktikum, namun hal tersebut berbeda dengan kelas kontrol. Pada kelas kontrol siswa terlihat kurang antusias dalam melaksanakan praktikum. Hal ini disebabkan kurangnya motivasi siswa dalam praktikum karena alat praktikum mereka disediakan oleh guru dan siswa tinggal menggunakan saja.

Pada pembelajaran topik 2, performance siswa dari kedua kelas mengalami sedikit kemajuan. Hasil deskriptif pada Gambar 4.2 menunjukkan

persentase rata-rata nilai performance of group work dan performance of oral presentation pada kelas eksperimen berturut-turut sebesar 85,31 % dan 70,39 %. Sedangkan performance of group work dan performance of oral presentation pada kelas kontrol berturut-turut menunjukkan presentase rata-rata nilai sebesar 80,26 % dan 69,61 %. Hal ini menunjukkan bahwa pada pembelajaran topik 2 persentase rata-rata nilai performance of group work dan performance of oral presentation pada kelas eksperimen berturut-turut sebesar 85,31 % dan 70,39 %. Sedangkan performance of group work dan performance of oral presentation pada kelas kontrol berturut-turut menunjukkan presentase rata-rata nilai sebesar 80,26 % dan 69,61 %. Hal ini menunjukkan bahwa pada pembelajaran topik 2

Performance of group work kelas eksperimen pada diskusi 1 dan 2 menunjukkan hasil yang lebih baik daripada kelas kontrol. Hal ini dikarenakan pada kelas eksperimen siswa diberikan tugas proyek yang menuntut mereka untuk mampu berinteraksi dengan teman sekelompoknya dalam menyelesaikan proyek tersebut. Pembelajaran berbasis proyek yang diterapkan pada kelas eksperimen di mulai dengan permasalahan nyata yang penyelesaiannya membutuhkan kerja sama antar siswa. Hal ini yang membuat siswa terbiasa bertukar pikiran dengan siswa lain dan membuat kegiatan diskusi di kelas eksperimen lebih aktif. Berbeda dengan kelas kontrol yang menerapkan model discovery learning . Pada pembelajaran menggunakan model discovery siswa juga diberikan permasalah nyata, namun tidak menuntut siswa untuk membuat proyek, sehingga interaksi antar siswa baru terbangun ketika mereka melakukan kegiatan diskusi di kelas. PjBL merupakan ajang kesempatan berdiskusi yang baik, melatih penemuan langsung siswa terhadap masalah dunia nyata dan memberikan mereka kesenangan dalam pembelajaran (Kemendikbud, 2014a: 91). Sebagaimana pendapat Holubova (2008), bahwa pemberian tugas proyek dapat meningkatkan kerja kelompok.

Performance of oral presentation siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pembelajaran topik 2 menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dari pembelajaran topik 1, namun terlihat sedikit kemajuan dari kedua kelas. Berdasarkan Gambar 4.2 , performance of oral presentation kelas

eksperimen pada topik 2 meningkat sebesar 4,6 % dari topik 1. Sedangkan kelas kontrol mengalami peningkatan yang lebih rendah , yaitu 2,77 %. Performance of oral presentation mengalami peningkatan yang lebih tinggi pada kelas eksperimen, hal ini disebabkan karena dari segi muatan konsep dan respon siswa terhadap pertanyaan siswa kelas eksperimen lebih baik, hal ini karena siswa kelas eksperimen lebih memahami konsep yang mereka presentasikan dari proyek yang telah mereka kerjakan sebelumnya. Selain itu dari segi visual kelas eksperimen cenderung menggunakan visual yang lebih variatif. Namun dari segi kualitas vokal dan bahasa tubuh dari kedua kelas masih rendah. Siswa cenderung malu-malu dalam mempresentasikan hasil diskusi mereka. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa melakukan presentasi. Kemampuan siswa dalam presentasi perlu dilatih lagi agar dapat berkembang dengan optimal.

Performance siswa secara keseluruhan pada topik 1 dan topik 2 mengalami sedikit kemajuan. Berdasarkan Gambar 4.3 performance secara keseluruhan kelas eksperimen baik pada topik 1 maupun topik 2 lebih baik daripada kelas kontrol. Model PjBL mampu membuat performance siswa berkembang menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan penelitian hasil Tamin & Grand (2013), bahwa ketika terlibat dalam sebuah proyek, performance siswa meningkat lebih baik. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Khasanah (2015), bahwa implementasi PjBL dalam pembelajaran dapat meningkatkan performance siswa.

Uji Hipotesis pada masing-masing performance menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil perhitungan uji perbandingan dua rata-rata nilai Uji Hipotesis pada masing-masing performance menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil perhitungan uji perbandingan dua rata-rata nilai

maka diperoleh = 1,992. Hasil perhitungan menunjukkan � < , maka dapat disimpulkan bahwa performance of group work siswa pada kelas eksperimen lebih rendah atau sama dengan performance of group work siswa kelas kontrol.

Hasil perhitungan uji perbandingan dua rata-rata nilai performance of collecting data antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan hasil yang berbeda. Pada Tabel 4.3, diperoleh � = 2,267. Pada = dengan dk =

74, maka diperoleh = 1,992. Hasil perhitungan menunjukkan � , maka dapat disimpulkan bahwa performance of collecting data siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada performance of collecting data siswa

kelas kontrol. Perhitungan uji perbandingan dua rata-rata nilai performance of oral presentation pada Topik 2 antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan hasil yang serupa dengan hasil uji perbandingan rata-rata performance of group work . Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.4, diperoleh

� = 0.296. Pada = dengan dk = 74, maka diperoleh = 1,992. Hasil perhitungan menunjukkan

, maka dapat disimpulkan bahwa performance of oral presentation siswa kelas eksperimen lebih rendah atau sama dengan performance of oral presentation siswa kelas kontrol.

Peningkatan performance dihitung dengan uji gain . Jenis performance yang diuji adalah performance of group work dan performance of oral presentation . Hal ini karena pada penelitian ini praktikum hanya dilakukan sekali saja, sedangkan untuk kegiatan diskusi dan presentasi dilakukan sebanyak 2 kali sehingga hanya peningkatan performance of group work dan performance of collecting data yang dapat di uji. Berdasarkan Tabel 4.5 dan 4.6, peningkatan performance of work pada kelas eksperimen menunjukkan nilai

= 0,385 dengan kategori sedang, sedangkan pada kelas kontrol menunjukkan nilai

= 0,297 dengan kategori rendah. Peningkatan performance of oral presentation

pada kedua kelas berada pada kategori rendah. Performance of oral presentation pada kelas eksperimen menunjukkan nilai

= 0,134, sedangkan pada kelas kontrol menunjukkan nilai

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

2 5 46

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

ANALISIS HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP DITINJAU DARI SKILL ARGUMENTASI ILMIAH SISWA PADA PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DI LABORATORIUM NYATA DAN MAYA

4 85 57

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

6 62 67

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62