Doktrin Militer Tiongkok

A. Doktrin Militer Tiongkok

Menurut Anak Agung Banyu Perwita, doktrin militer adalah landasan atau dasar-dasar dari penyusunan strategi militer. 75 Tujuan dari doktrin militer adalah

75 Perwita, Anak Agung Banyu. 2009. Pemberdayaan Wilayah Pertahanan Melalui Pembinaan Teritorial dalam Rangka Pertahanan Negara. Seminar Nasional. Indonesia. hal 2.

untuk mengatur segala tindakan militer (military action) dan sebagai mekanisme penggunaan kekuatan militer (how to use the forces). 76 Sedangkan menurut

NATO, doktrin militer merupakan “Fundamental principles by which military forces guide their actions in support of objectives”. 77

Kebangkitan militer suatu negara tidak bisa lepas dari peran doktrin militer di dalamnya. Begitu pula di Tiongkok. Doktrin militer Tiongkok pada awal kebangkitan militerisme di Tiongkok sangat berperan dalam perkembangan militer Tiongkok hingga saat ini. Doktrin militer Tiongkok yang paling berperan dalam mendorong kebangkitan militer di Tiongkok adalah doktrin militer dari Mao Zedong dan doktrin militer dari Deng Xiaoping. Kedua tokoh ini dikenal sebagai tokoh pembaharu militerisme Tiongkok, dimana keduanya memiliki perbedaan pandangan dalam perumusan strategi militer di Tiongkok.

1. Dokrin Militer Mao Zedong (1949-1976)

Mao Zedong (Mao Tse-tung) lahir pada tanggal 26 Desember 1893 di desa Shaoshan, provinsi Hunan. 78 Mao Zedong lahir di keluarga petani yang cukup

berada. Pada tahun 1911, ketika Mao berusia 18 tahun, terjadi revolusi besar- besaran di Tiongkok yang mengakibatkan runtuhnya dinasti Qing yang telah

berkuasa sejak abad ke 17, dan lahirnya Republik Tiongkok. 79 Namun pada awal

76 Ibid. 77 Ibid.

78 Mao Tse-tung Biography: Military Leader (1893-1976). Diakses pada 4 Maret 2015. Pukul 20.41 WIB. ( http://www.biography.com/people/mao-tse-tung-9398142 ).

79 Hart, Michael H. 1978. Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah: Mao Tse-tung 1849-1976.

Pukul 20.58 WIB. ( http://media.isnet.org/iptek/100/Mao.html ).

Diakses

pada

04 Maret

zaman republik ini sering terjadinya ketidakstabilan politik dan perang saudara di Tiongkok.

Sejak remaja Mao Zedong memiliki paham kiri, penganut ajaran Marxisme yang kuat. Pada tahun 1921, Mao merupakan salah seorang dari dua belas pendiri

Partai Komunis Tiongkok. 80 Sejak awal berdirinya, partai ini sering mengalami guncangan dalam usaha memperebutkan kekuasaan. Bahkan pada tahun 1927 dan

1934, partai ini mengalami kemunduran. 81 Namun setelah Mao memimpin partai ini, pada tahun 1935, Partai Komunis Tiongkok perlahan-lahan mengalami

peningkatan dan perkembangan yang signifikan. 82 Pada tahun 1949, Partai Komunis Tiongkok akhirnya dapat menumbangkan Partai Nasionalis yang

dipimpin oleh Chiang Kai-shek, dan berhasil menguasai Tiongkok. 83 Di bawah kepemimpinan Mao Zedong, Tiongkok mengalami banyak

perubahan. Dalam bidang ekonomi, sistem ekonomi Tiongkok berubah dari sistem kapitalis ke sistem sosialis. Kemudian dalam bidang politik, Tiongkok menerapkan sistem pemerintahan yang totaliter, dimana seluruh aspek kehidupan setiap individu diatur oleh negara. Sedangkan dalam bidang militer, Mao memperkenalkan dua doktrin militer utamanya, yaitu doktrin militer “People’s War” dan doktrin militer “Active Defense”. 84

80 Ibid. 81 Ibid.

82 Public Broadcasting Service: Mao Tse-tung (Dec. 26, 1893 – Sept. 9, 1976). Diakses pada 10 Juni 2015. Pukul 14.19 WIB. ( http://www.pbs.org/wgbh/amex/china/peopleevents/pande03.html ).

83 Ibid. 84 Karl, Rebecca E. 2010. Mao Zedong and China: In the Twentieth-Century World. Duke University Press. United States. hal 117.

Doktrin militer “People’s War” merupakan sebuah doktrin yang menekankan pada pentingnya kuantitas daripada kualitas dalam militer. 85 Doktrin ini

menyatakan bahwa yang terpenting dari sebuah kekuatan militer adalah jumlahnya, bukan kualitasnya. Sehingga pada masa kepemimpinan Mao Zedong, kekuatan militer Tiongkok ditopang oleh banyaknya personil dan persenjataan militer yang dimiliki oleh Tiongkok. Selain itu doktrin ini juga menekankan pada

pentingnya kontribusi rakyat dalam menjaga pertahanan dan keamanan negara. 86 Sedangkan doktrin militer “Active Defense” merupakan sebuah doktrin yang

menekankan pada pentingnya strategi militer yang defensif di Tiongkok. 87 Doktrin ini menyatakan bahwa Tiongkok tidak akan memulai suatu perang,

kecuali untuk mempertahankan kedaulatan wilayah teritorialnya. Sehingga pada masa kepemimpinan Mao Zedong, kekuatan militer Tiongkok difokuskan pada

perlindungan keamanan negara dan pencegahan ancaman dari luar. 88

2. Dokrin Militer Deng Xiaoping (1976-1997)

Deng Xiaoping lahir pada tanggal 22 Agustus 1904 di desa Paifang, provinsi Sichuan. 89 Deng Xiaoping lahir di keluarga tuan tanah yang kaya. Pada tahun

85 Huang, Alexander Chieh-cheng. 2001. Transformation and Refinement of Chinese Military Doctrine: Reflection and Critique on the PLA’s View. RAND’S National Security Research

Division (NSRD). United States. hal 132-134. 86 Ibid.

87 Chang, Amy. 2014. Warring State: China’s Cybersecurity Strategy. Diakses pada 05 Maret 2015.

( http://www.cnas.org/sites/default/files/publications- pdf/CNAS_WarringState_Chang_report_010615.pdf ).

Pukul

03.18 WIB.

88 Ibid. 89 Facts About: Deng Xiaoping. Diakses pada 05 Maret 2015. Pukul 16.21 WIB. ( http://100leaders.org/deng-xiaoping ).

1919, ketika Deng berusia 15 tahun, ia melanjutkan studi ke Perancis. 90 Di sana ia mendapatkan pengaruh dari pemikiran-pemikiran marxisme dan sosialisme. Di

sana ia juga mulai berkenalan dan bersahabat dengan Zhou Enlay, yaitu orang yang akan menjadi perdana menteri di Tiongkok. Untuk membiayai sekolahnya, Deng bekerja di pabrik baja dan restoran yang berada di dekat sekolahnya. Sejak saat itu Deng mulai aktif dalam Partai Komunis Tiongkok, bahkan kemudian ia ditunjuk menjadi pemimpin Partai Komunis di Perancis. Setelah menyelesaikan studinya di Perancis, Deng melanjutkan studi ke Rusia. Di sana ia mulai mendalami ideologi komunis dan semakin aktif dalam Partai Komunis. Pada

tahun 1926 Deng kembali ke Tiongkok. 91 Deng Xiaoping merupakan pengikut setia dari Mao Zedong. Deng banyak

berjasa dalam keberhasilan Partai Komunis menumbangkan Partai Nasionalis dan menguasai seluruh daratan Tiongkok tahun 1949. 92 Pada saat itu Deng Xiaoping

dan Mao Zedong sangat akrab dan dapat bekerjasama dengan baik. Namun ketika Mao menerapkan program industrialisasi besar-besaran pada tahun 1958-1960an, yang dinamakan program “Lompatan Jauh ke Depan”, Deng mulai menentang kebijakan Mao. 93 Hal ini disebabkan karena program ekonomi yang digencarkan

Mao tersebut mengakibatkan banyak pertanian terbengkalai dan puluhan juta rakyat mati kelaparan. Deng kemudian diturunkan dari pejabat partai dan harus

90 Hidayat, Mansur. 2012. Pedoman Nusantara: Inilah Bapak Bangsa yang Tidak Pernah Menjadi Presiden atau Perdana Menteri. Diakses pada 05 Maret 2015. Pukul 17.00 WIB.

( http://pedomannusantara.com/berita-inilah-bapak-bangsa-yang-tidak-pernah-menjadi-presiden- atau-perdana-menteri.html ).

91 Ibid. 92 Ibid. 93 Ibid.

diasingkan. Akan tetapi ketika Perdana Menteri Zhou Enlay sakit parah, Deng kemudian dipanggil untuk menjadi wakil perdana menteri.

Kemudian ketika terjadinya “Revolusi Kebudayaan” yang digencarkan oleh Mao Zedong pada tahun 1966-1976, Deng Xiaoping kembali harus disingkirkan karena dianggap terlalu pro-Barat. 94 Namun ketika Mao Zedong meninggal tahun

1976, Deng Xiaoping mulai tampil sebagai pemimpin Tiongkok. 95 Sejak saat itu Deng mulai mengubah arah kebijakan Tiongkok dari yang beraliran komunis

ortodoks menjadi komunis moderat. Deng kemudian mulai menerapkan empat modernisasi utama pada sendi-sendi pemerintahan Tiongkok. Keempat modernisasi tersebut yaitu modernisasi industri, modernisasi pertanian,

modernisasi IPTEK, dan modernisasi militer. 96 Dalam menerapkan modernisasi militer di Tiongkok, Deng Xiaoping

memperkenalkan sebuah doktrin militer baru yaitu “People’s War Under Modern Condition”. 97 Doktrin ini merupakan pengembangan dari doktrin militer

“People’s War” Mao Zedong dengan menambahkan konsep modernisasinya Deng Xiaoping. Dalam doktrin ini, Deng Xiaoping sepakat dengan Mao Zedong bahwa rakyat perlu dilibatkan dalam menjaga pertahanan dan keamanan negara. Akan tetapi, Deng Xiaoping tidak sependapat dengan anggapan bahwa kuantitas lebih penting daripada kualitas. Menurut Deng, dalam kekuatan militer yang terpenting adalah kualitas. Oleh karena itu diperlukan modernisasi besar-besaran

94 Ibid. 95 Ibid. 96 Global Security: Military Modernization in the 1970s. Diakses pada 05 Maret 2015. Pukul 17.10

WIB. ( http://www.globalsecurity.org/military/world/china/pla-history6.htm ). 97 Li, Xiaobing. 2012. China at War: An Encyclopedia. ABC-CLIO. United States. hal 349.

pada persenjataan militer agar Tiongkok siap dalam menghadapi segala ancaman dari luar. 98

Doktrin militer dari Deng Xiaoping inilah yang kemudian menjadi pemicu utama kebangkitan militer di Tiongkok. Sejak dikeluarkan doktrin tersebut, Tiongkok mulai memperhatikan peningkatan pada anggaran militernya. Sejak saat itu anggaran militer Tiongkok perlahan-lahan mulai mengalami peningkatan hingga saat ini. Industrialisasi dan modernisasi besar-besaran pada persenjataan militer pun terus dilakukan. Selain itu, pada era kontemporer atau setelah berakhirnya Perang Dingin tahun 1991, Tiongkok menerapkan doktrin militer baru yang merupakan pengembangan dari doktrin militer Deng Xiaoping tersebut,

yaitu 99 “Limited War Under High Technology Condition”. Doktrin ini menekankan pada pentingnya pengembangan teknologi tinggi dalam penyusunan

strategi militer di Tiongkok. Kemudian tahun 2004 doktrin tersebut dikembangkan

menjadi “Local War Under the Condition of Informationalization”, yang menekankan pada pentingnya pengembangan teknologi informasi dalam kapabilitas militer Tiongkok. 100