Menjaga Stabilitas Keamanan Regional

D. Menjaga Stabilitas Keamanan Regional

Peningkatan anggaran militer Tiongkok periode 2006-2010 dapat mengakibatkan terancamnya stabilitas keamanan di Asia Timur. Sentimen politik dan memanasnya hubungan antara Jepang dan Tiongkok, sebagai dua negara raksasa di Asia Timur, akan mengakibatkan efek domino terhadap negara-negara lain di kawasan ini. Efek domino merupakan suatu kondisi dimana ketika suatu negara terlibat masalah, maka negara lain di sekitarnya juga akan jatuh ke masalah yang sama. Hal ini sebagaimana kartu domino yang disusun sejajar, dan apabila satu kartu jatuh maka akan merembet ke kartu-kartu lain di belakangnya. Oleh karena itu, apabila dua negara raksasa di Asia Timur ini terlibat konflik, maka negara-negara lain di kawasan ini juga akan terlibat konflik, sehingga stabilitas keamanan regional di Asia Timur dapat terancam.

Dengan demikian, maka Jepang dan Tiongkok mempunyai tanggungjawab besar dalam menjaga stabilitas keamanan di kawasan ini. Karena apabila terjadinya ketidakstabilan politik di kawasan ini, maka kedua negara ini juga yang akan dirugikan. Keamanan penduduk, kesejahteraan rakyat dan kedaulatan negara Jepang dan Tiongkok dapat terancam, sebagaimana kondisi pada masa perang. Oleh karena itu, kedua negara harus saling membangun Confidence Building Measures (CBMs) satu sama lain. Confidence Building Measures (CBMs) merupakan suatu upaya untuk membangun rasa saling percaya antar pihak. Sehingga hal ini dapat mereduksi ancaman terhadap keberadaan pihak lainnya, dan mewujudkan keamanan bersama (collective security).

Amerika Serikat juga merupakan pihak yang merasa bertanggungjawab terhadap stabilitas keamanan di kawasan Asia Timur. Kedekatan Amerika Serikat dengan Asia Timur sudah terjadi sejak Perang Dingin, dimana Asia Timur merupakan kawasan yang menjadi destinasi penyebaran pengaruh antara dua negara raksasa dunia pada masa itu, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Namun pasca runtuhnya Uni Soviet, atau berakhirnya Perang Dingin tahun 1991, Amerika Serikat menjadi satu-satunya negara hegemoni dunia, dimana segala percaturan politik dan ekonomi dunia berada di bawah pengaruh negara adidaya

ini. Amerika Serikat menyebut dirinya sebagai “Polisi Dunia” yang bertugas untuk menjaga stabilitas keamanan dunia. Sehingga Amerika Serikat merasa

bertanggungjawab dalam menjaga stabilitas keamanan di Asia Timur, dan apabila terjadinya ketidakstabilan keamanan di kawasan ini maka akan mengancam eksistensi dari Amerika Serikat.

Berdasarkan perspektif neorealisme, sistem internasional yang terjadi saat ini adalah sistem yang anarki dan zero sum game. Zero sum game merupakan suatu kondisi dimana persaingan yang terjadi dalam sistem internasional hanya akan menguntungkan satu pemenang, yaitu negara yang kuat (relative gain). Sehingga apabila terjadinya ketidakstabilan politik dan persaingan di Asia Timur, maka Tiongkok yang akan menjadi pihak yang paling diuntungkan. Hal ini disebabkan karena Tiongkok merupakan negara di Asia Timur yang memiliki kekuatan ekonomi, kemampuan militer, jumlah penduduk dan luas geografis terbesar di kawasan ini. Sentimen politik yang panjang antara Jepang dengan Tiongkok membuat Jepang melakukan berbagai macam upaya untuk mencegah hal itu.

Jepang tidak menginginkan Tiongkok menjadi pihak yang diuntungkan apabila meletusnya konflik di kawasan ini. Dengan demikian maka Jepang berdiplomasi dengan Amerika Serikat untuk bersama-sama mengantisipasi hal tersebut.

Memanasnya hubungan antara Jepang dengan Tiongkok akibat peningkatan anggaran militer Tiongkok periode 2006-2010, dapat mengakibatkan terjadinya efek bola salju. Efek bola salju merupakan suatu kondisi dimana ketika suatu negara terlibat konflik dengan negara lain, apabila dibiarkan, maka konflik tersebut dapat semakin membesar dan semakin sulit diselesaikan. Hal ini sebagaimana bola salju yang diturunkan dari puncak gunung, akan semakin membesar dan semakin sulit dihentikan. Oleh karena itu, untuk mencegah konflik semakin membesar, maka Jepang melakukan diplomasi preventif dengan Amerika Serikat. Diplomasi tersebut dilakukan untuk meredam panasnya hubungan kedua negara dan mencegah terjadinya ketidakstabilan keamanan di Asia Timur.

Diplomasi yang dilakukan oleh Amerika Serikat juga bertujuan untuk membangun Confidence Building Measures (CBMs), atau rasa saling percaya antar negara di kawasan Asia Timur. Seperti pada tahun 2007, Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa negara Asia Timur lainnya menyepakati Initial Actions for the Implementation of the Joint Statement, yang merupakan kesepakatan untuk mendorong Tiongkok meningkatkan transparansi dalam anggaran militernya, menyadarkan Tiongkok untuk lebih berkontribusi dalam menciptakan keamanan regional dan global, membahas masalah denuklirisasi Korea Utara, serta membahas normalisasi hubungan antara Korea Utara, Amerika Serikat dan Jepang. Hal ini bertujuan untuk menjaga stabilitas keamanan di Asia Timur.

Model dari Confidence Building Measures (CBMs) akan dijelaskan pada diagram berikut ini.

Diagram 4.2 MODEL CONFIDENCE BUILDING MEASURES (CBMS)

Sumber: A Decisive Point in COIN Operations. 226

226

Bazin, Aaron A. 2014. Trust: A Decisive Point in COIN Operations. Diakses pada 11 April 2015. Pukul 16.54 WIB. ( http://www.benning.army.mil/infantry/magazine/issues/2014/Jan- Mar/pdfs/Bazin.pdf ).

Berdasarkan diagram di atas, maka Confidence Building Measures (CBMs) dapat dilakukan dengan tiga cara. Pertama physical measures, yaitu suatu upaya membangun rasa saling percaya melalui tindakan nyata, seperti mengadakan pertemuan, melakukan latihan militer bersama, memberikan bantuan, dan lain sebagainya. Kedua communication measures, yaitu suatu upaya membangun rasa saling percaya melalui komunikasi, seperti memberikan dukungan, melakukan perundingan, membantu penyelesaian masalah, dan lain sebagainya. Ketiga relationship measures, yaitu suatu upaya membangun rasa saling percaya melalui sikap yang ditunjukkan, seperti menghormati kedaulatan negara lain, memberikan sambutan, tidak memancing konflik, dan lain sebagainya.

Kesepakatan Amerika Serikat dengan negara-negara di Asia Timur dalam Initial Actions for the Implementation of the Joint Statement pada tahun 2007 merupakan suatu bentuk physical measures dan communication measures dari upaya Confidence Building Measures (CBMs) di kawasan Asia Timur. Dengan demikian maka diplomasi Jepang dan Amerika Serikat pada periode 2006-2010 terkait peningkatan anggaran militer Tiongkok pada periode tersebut dapat menciptakan rasa saling percaya antar negara dan menjaga stabilitas keamanan di kawasan Asia Timur.