Security Dilemma

4. Security Dilemma

Dilema keamanan (security dilemma) merupakan suatu kondisi ketika negara meningkatkan power-nya, maka akan menimbulkan ancaman terhadap keamanan

negara lain. 64 Menurut asumsi dari neorealisme, dalam sistem dunia yang anarki, setiap negara membutuhkan keamanan. Sehingga setiap negara harus memiliki

berbagai sarana kekuatan, seperti militer, persenjataan dan alutsista yang memadai. Hal ini bertujuan agar negara dapat tetap merasa aman dan siap menghadapi berbagai macam ancaman dan serangan dari luar. Namun ketika suatu negara meningkatkan kekuatan pertahanannya, seperti kekuatan militer, maka akan menimbulkan ancaman terhadap keamanan negara lain. Ancaman ini disebabkan karena adanya kekhawatiran terhadap maksud dan tujuan dari peningkatan kekuatan militer negara tersebut, apakah kekuatan militernya itu

64 Posen, Barry R. 1993. The Security Dilemma and Ethnic Conflict. Priceton University Press. United Kingdom. hal 27-28.

hanya untuk menjaga keamanan negaranya atau akan digunakan untuk menyerang negara lain. Sehingga negara yang merasa keamanannya terancam itu akan mengalami dilema, yaitu kondisi dimana sulit untuk menentukan arah kebijakannya ke depan.

Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh John H. Herz pada tahun 1950- an. 65 Menurutnya, security dilemma merupakan tindakan alamiah negara, karena

itu berkaitan dengan self help negara untuk bisa menciptakan rasa aman terhadap dirinya. 66 Self help merupakan salah satu asumsi dasar dari neorealisme, dimana

negara harus bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Asumsi ini bertentangan dengan prinsip cooperation atau kerjasama yang dikemukakan oleh teori neoliberalisme. Asumsi mengenai self help ini juga beranggapan bahwa negara akan melihat semua negara sebagai musuh potensial yang dapat menjadi ancaman bagi keamanan nasionalnya, sehingga menyebabkan dilema yang kemudian mempengaruhi kebijakan luar negeri negara tersebut.

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa security dilemma merupakan sebuah konsep yang menjelaskan tentang adanya sikap kebingungan atau dilema yang dirasakan oleh suatu negara terhadap peningkatan kekuatan negara lain. Terdapat dua level dalam security dilemma, yaitu dilemma of interpretation dan dilemma of

response. 67 Dilemma of interpretation adalah dilema yang dirasakan oleh suatu negara mengenai interpretasinya terhadap negara lain, seperti interpretasinya

65 Herz, John H. 2007. Balancing Utopia and Reality. Sage Publications. United States. hal 372. 66 Ibid.

67 Booth, Ken. dan Nicholas J. Wheeler. 2008. The Security Dilemma: Fear, Cooperation and Trust in World Politics. Palgrave Macmillian. United States. hal 4-5.

mengenai motif, maksud dan tujuan dari perilaku negara lain. 68 Sedangkan dilemma of response adalah dilema yang dirasakan oleh suatu negara mengenai

respon yang akan dilakukannya terhadap negara lain yang telah mengancam kedaulatannya. 69

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian yang berjudul “Diplomasi Jepang dan Amerika Serikat dalam Merespon Peningkatan Anggaran Militer Tiongkok Periode 2006- 2010” dapat dianalisa menggunakan konsep security dilemma. Hal ini disebabkan karena peningkatan anggaran militer Tiongkok akan menimbulkan security dilemma pada Jepang. Security dilemma ini muncul karena di saat Tiongkok terus meningkatkan anggaran militernya, Jepang hanya bisa menggunakan kurang dari 1% PDB-nya untuk anggaran militer. Aturan ini dicantumkan dalam Pasal 9 Konstitusi Jepang mengenai pembatasan kekuatan militer Jepang akibat kekalahannya pada saat Perang Dunia II. Kemudian dilema ini semakin diperkuat dengan adanya isu yang mengatakan bahwa Amerika Serikat berkeinginan untuk menyudahi atau memberhentikan aliansinya dengan kawasan Asia Timur. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa konsep security dilemma ini digunakan untuk bisa memahami dilema keamanan yang dirasakan Jepang terhadap peningkatan anggaran militer Tiongkok periode 2006-2010.