Garis Besar Kerjasama Pertahanan Jepang dan Amerika Serikat

1. Garis Besar Kerjasama Pertahanan Jepang dan Amerika Serikat

Pada tahun 1996, Jepang dan Amerika Serikat mulai meninjau kembali garis- garis besar kerjasama pertahanan mereka yang disesuaikan dengan perubahan

politik dunia pasca Perang Dingin. 163 Kemudian pada tahun 1997, Jepang dan Amerika Serikat mengumumkan hasil tinjauan yang telah dilakukannya di New

162 Ibid.

Yuliartono, Bambang Agus. 2009. Strategi Militer China Periode 2003-2007 terhadap Kerjasama Pertahanan AS beserta Aliansinya di Asia Timur. Tesis Hubungan Internasional Universitas Indonesia. hal 34-35.

York, Amerika Serikat. Hasil-hasil tinjauan tersebut dirumuskan dalam “Joint Statement of US-Japan Security Consultative Committee, Completion of the

Review of the Guidelines for US- 164 Japan Defence Cooperation”. Perjanjian Bersama Jepang dan Amerika Serikat ini mengandung 3 aspek pertahanan utama,

yaitu: 165

a. Kerjasama keamanan dalam situasi normal.

b. Tindakan yang harus diambil jika terjadi serangan militer terhadap Jepang.

c. Kerjasama keamanan ketika terjadinya perubahan situasi di kawasan Asia Timur yang dapat mengancam keamanan dan stabilitas Jepang. Prinsip-prinsip dasar yang terkandung dalam garis besar kerjasama

pertahanan Jepang dan Amerika Serikat ini antara lain: 166

a. Hak dan kewajiban yang terkandung dalam The US-Japan Treaty of Mutual Security and Cooperation tahun 1951 tidak mengalami perubahan.

b. Setiap tindakan yang diambil Jepang harus berdasarkan pada konstitusi Jepang, dan kebijakan pertahanan Jepang harus berpegang teguh pada 3 prinsip non-nuklir Jepang.

c. Setiap tindakan yang diambil Jepang dan Amerika Serikat tidak boleh bertentangan dengan hukum internasional dan Piagam PBB.

d. Program yang terkandung dalam garis besar kerjasama pertahanan Jepang dan Amerika Serikat ini tidak perlu terikat dalam perundang-

164 Ibid. hal 35. 165 Ibid. 166 Ibid. hal 35-36.

undangan atau administrasi anggaran biaya khusus kedua negara, namun akan diwujudkan melalui kebijakan-kebijakan yang berdasarkan pada undang-undang yang berlaku di masing-masing negara.

Secara umum, garis besar kerjasama pertahanan Jepang dan Amerika Serikat yang telah disetujui oleh kedua negara hingga saat ini antara lain: 167

a. Cooperative Under Normal Circumstances Kedua negara akan meningkatkan kerjasama yang berdasarkan pada The US-Japan Treaty of Mutual Security and Cooperation tahun 1951. Peningkatan kerjasama ini bertujuan untuk menciptakan pertahanan di Jepang dan mewujudkan keamanan internasional. Kerjasama ini akan tetap berpegang teguh pada postur keamanan masing-masing negara, dan dalam situasi normal, kerjasama akan tetap dilakukan di berbagai bidang, seperti kerjasama dalam konsultasi kebijakan dan informasi, dialog keamanan dan pertukaran pertahanan, UN Peacekeeping Operation dan International Humanitarian Operation, kerjasama pertahanan bilateral,

pembangunan mekanisme koordinasi bilateral, dan peningkatan latihan militer bersama.

b. Actions in Response to an Armed Attack Against Japan Pada kerjasama ini dibedakan menjadi dua kondisi, yaitu saat Jepang merasa terancam dan saat serangan benar-benar terjadi. Pada kondisi pertama, Jepang dan Amerika Serikat akan meningkatkan kerjasama pertahanan mereka dengan mengambil langkah-langkah pencegahan

167 Ibid. hal 36-37.

terhadap segala bentuk serangan yang dapat terjadi pada Jepang. Sedangkan pada kondisi kedua, kedua negara akan melakukan kerjasama pertahanan untuk melakukan serangan balik ke negara yang menyerang. Hal ini dilakukan untuk melindungi kedaulatan negara dan menciptakan keamanan pada Jepang.

c. Cooperation in Situations in Areas Surrounding Japan Pada kerjasama ini juga dibedakan menjadi dua kondisi, yaitu saat Jepang mengantisipasi perubahan yang akan terjadi di kawasan sekitarnya dan saat Jepang merespon perubahan yang sudah terjadi di kawasan sekitarnya. Pada kondisi pertama, Jepang dan Amerika Serikat akan meningkatkan pertukaran informasi, laporan intelijen dan konsultasi politik terkait dengan kemungkinan-kemungkinan perubahan dinamika politik yang terjadi di kawasan sekitar Jepang. Hubungan diplomatik juga ditingkatkan untuk mencegah memburuknya hubungan antar negara di kawasan. Sedangkan pada kondisi kedua, kedua negara akan meningkatkan kerjasama dan mengatur berbagai langkah untuk merespon perubahan yang terjadi. Jika situasi memburuk, Jepang juga akan memberikan tambahan fasilitas militer ke Amerika Serikat, termasuk “Rear Area Support”, baik yang berada di wilayah teritorial Jepang maupun yang berada di laut lepas atau wilayah udara sekitar Jepang, untuk kelancaran operasi-operasi militer.

Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa garis besar kerjasama pertahanan Jepang dan Amerika Serikat merupakan suatu bentuk komitmen Amerika Serikat

terhadap upaya demiliterisasi Jepang sejak pasca Perang Dunia II. Garis besar pertahanan ini secara umum berisi tentang berbagai tindakan yang harus diambil oleh kedua negara dalam kondisi-kondisi tertentu. Tujuan dari dibentuknya kerjasama ini adalah untuk menciptakan pertahanan di Jepang dan untuk mewujudkan stabilitas keamanan di Asia Timur. Hal ini disebabkan karena dinamika politik di kawasan Asia Timur di era kontemporer saat ini selalu memanas, dan Amerika Serikat sebagai hegemoni tunggal dunia pasca Perang Dingin merasa perlu terlibat dalam menciptakan perdamaian dan keamanan di kawasan ini. Upaya ini dilakukan dengan meningkatkan dan memperbaharui garis besar kerjasama pertahanannya dengan Jepang.