Memperkuat Kerjasama Pertahanan dengan Amerika Serikat

E. Memperkuat Kerjasama Pertahanan dengan Amerika Serikat

Diplomasi Jepang dan Amerika Serikat dalam merespon peningkatan anggaran militer Tiongkok periode 2006-2010 juga dapat memperkuat kerjasama pertahanan kedua negara. Kerjasama pertahanan ini sangat dibutuhkan oleh kedua Diplomasi Jepang dan Amerika Serikat dalam merespon peningkatan anggaran militer Tiongkok periode 2006-2010 juga dapat memperkuat kerjasama pertahanan kedua negara. Kerjasama pertahanan ini sangat dibutuhkan oleh kedua

Jepang merupakan negara yang sangat membutuhkan kerjasama pertahanan dengan Amerika Serikat. Hal ini disebabkan karena sejak berakhirnya Perang Dunia II, Jepang harus membatasi kekuatan militernya. Pembatasan kekuatan militer Jepang ini diatur dalam Pasal 9 Konstitusi Jepang. Dengan demikian, maka di saat negara-negara di dunia saling berlomba-lomba meningkatkan kemampuan militernya, Jepang hanya boleh menggunakan kurang dari 1% PDB-nya untuk anggaran militer. Sehingga di masa yang akan datang, tantangan dan tekanan yang dihadapi Jepang akan semakin besar, karena di masa yang akan datang akan semakin banyak bermunculan negara-negara yang memiliki kekuatan militer yang besar. Hal ini disebabkan karena berdasarkan data dari World Bank, pertumbuhan

ekonomi dunia sejak tahun 2005 selalu mengalami peningkatan. 227 Kemudian menurut R. P. Smith, peningkatan anggaran militer suatu negara ditentukan oleh

227 The World Bank Data: GDP (Current US$). Op.cit. Diakses pada 11 April 2015. Pukul 21.36 WIB.

pertumbuhan ekonomi domestik negara tersebut. 228 Dengan demikian maka semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi dunia akan berdampak pada

semakin meningkatnya kemampuan militer negara-negara di dunia. Oleh karena itu, Jepang merupakan pihak yang merasa terancam terhadap perkembangan dinamika politik dunia di masa yang akan datang. Perdana Menteri Shinzo Abe, yang telah memerintah Jepang periode 2006-2007, merupakan pihak yang menyadari akan pentingnya kekuatan militer, agar Jepang siap menghadapi segala bentuk ancaman di masa yang akan datang. Sehingga Perdana Menteri Shinzo Abe sering mengemukakan rencananya untuk melakukan amandemen terhadap Pasal 9 Konstitusi Jepang. Namun hal ini belum berhasil direalisasikan karena masih banyak polemik yang muncul terhadap rencana tersebut. Sehingga upaya yang dilakukan Jepang untuk menghadapi segala bentuk ancaman di masa yang akan datang adalah dengan meningkatkan kerjasama pertahanannya dengan Amerika Serikat. Sebagai “Payung Pertahanan” Jepang sejak berakhirnya Perang Dunia II, Amerika Serikat diharapkan dapat menjadi benteng kokoh yang akan melindungi Jepang dari segala bentuk ancaman dan serangan dari luar.

Sedangkan Amerika Serikat juga merupakan pihak yang merasa perlu meningkatkan kerjasama pertahanannya dengan Jepang. Hal ini disebabkan karena kerjasama pertahanan dengan Jepang dapat melindungi hegemoni Amerika Serikat di kawasan Asia Timur dan mencegah lahirnya hegemoni dunia baru dari Timur. Berdasarkan dokumen Defense Planning Guidance (DPG) Pentagon tahun 1992, disebutkan bahwa tujuan strategis Amerika Serikat pasca Perang Dingin

228 Smith, R. P. Loc.cit.

adalah untuk mempertahankan hegemoninya. 229 Di kawasan Asia Timur, negara yang memiliki potensi untuk menandingi hegemoni Amerika Serikat di masa yang

akan datang adalah Tiongkok. Sebagai negara yang memiliki kekuatan ekonomi, pengaruh politik, kemampuan militer, jumlah penduduk, dan luas wilayah yang besar, maka Tiongkok menjadi negara yang paling berpotensi mengancam hagemoni Amerika Serikat di masa yang akan datang. Walaupun Korea Utara juga memiliki kekuatan militer yang patut diperhitungkan, serta keaktifannya dalam melakukan uji coba nuklir, namun dalam bidang ekonomi Korea Utara masih kurang baik. Sehingga ancaman terbesar Amerika Serikat di kawasan Asia Timur adalah ancaman dari Tiongkok. Dengan demikian maka peningkatan kerjasama pertahanan Jepang dan Amerika Serikat di Asia Timur dapat menyelamatkan hegemoni Amerika Serikat terhadap segala bentuk ancaman yang akan dihadapi di masa yang akan datang.

Peningkatan anggaran militer Tiongkok periode 2006-2010 merupakan sebuah momen yang tepat untuk memperkuat kerjasama pertahanan antara Jepang dan Amerika Serikat. Peristiwa tersebut dapat memperbaiki hubungan Jepang dan Amerika Serikat yang sempat merenggang karena pengalaman sejarah kedua negara yang buruk pada akhir Perang Dunia II. Hal ini disebabkan karena Jepang dan Amerika Serikat sebenarnya memiliki hubungan unik. Di satu sisi mereka merupakan sebuah aliansi, namun di sisi lain mereka mempunyai dendam sejarah yang belum terselesaikan. Namun berdasarkan prinsip “There are no permanent friend, no permanent enemy, only permanent interest”, maka hubungan Jepang

229 Title, Andrew E. 2008. The National Interest: The Road Ahead. Op.cit. Diakses pada 11 April 2015. Pukul 22.13 WIB.

dan Amerika Serikat lebih dilandasi oleh faktor kepentingan. Dengan demikian maka peningkatan anggaran militer Tiongkok dapat menjadi momen yang tepat untuk memperbaiki hubungan sentimental antara Jepang dan Amerika Serikat. Selain itu, dengan meningkatnya kerjasama pertahanan kedua negara, maka kesiapan kedua negara untuk menghadapi segala tantangan di masa yang akan datang juga akan meningkat.

Dalam sistem internasional yang anarki, dimana arena internasional merupakan clash of interest, tanpa adanya suatu rezim internasional yang menaungi interaksi antar negara, maka aliansi pertahanan merupakan solusi terbaik untuk menjaga hubungan baik antar negara. Aliansi pertahanan antara negara kuat dengan negara lemah akan membentuk suatu power yang dapat menandingi power-power lain yang ada. Dengan naungan dari negara kuat, maka keberlangsungan hidup negara-negara lemah dapat lebih terjamin. Sehingga negara lemah dapat memperoleh kepentingan nasionalnya tanpa adanya rasa takut dan ancaman dari negara-negara superior. Dengan demikian maka aliansi pertahanan Jepang dan Amerika Serikat merupakan solusi terbaik bagi kedua negara untuk menghadapi segala tantangan yang akan dihadapi di masa yang akan datang. Aliansi pertahanan ini dapat dianalisa menggunakan Structural Balance Theory (SBT) yang akan dijelaskan pada diagram di bawah ini.