Patofisiologi Kerangka Konsep TINJAUAN PUSTAKA

Kondisi ini dapat merusak dinding pembuluh darah dan juga menyebabkan jantung koroner. Kolesterol yang tinggi akan membentuk plak di dalam pembuluh darah dan dapat menyumbat pembuluh darah baik di jantung maupun di otak. Kadar kolesterol total 220 mgdl meningkatkan resiko stroke 1,31-2,9 kali. 4,26

2.4 Patofisiologi

22 Setiap kondisi yang menyebabkan perubahan perfusi darah pada otak akan menyebabkan keadaan hipoksi. Hipoksia yang berlangsung lama dapat menyebabkan iskemik otak, Iskemik yang terjadi dalam waktu kurang dari 10-15 menit dapat menyebabkan defisit sementara dan bukan defisit permanen. Sedangkan iskemik yang terjadi dalam kurun waktu yang lama dapat menyebabkan sel mati permanen dan mengakibatkan infark pada otak. Setiap defisit fokal permanen akan bergantung pada daerah otak mana yang terkena. Pembuluh darah yang paling sering mengalami iskemik adalah arteri serebral Universitas Sumatera Utara tengah dan arteri karotis interna. Defisit fokal permanen dapat tidak diketahui jika klien pertama kali mengalami iskemik total yang dapat teratasi. Jika aliran darah ke tiap bagian otak terhambat karena trombus atau emboli, maka mulai terjadi kekurangan oksigen dalam satu menit dapat menunjukkan gejala yang dapat pulih seperti kehilangan kesadaran. Sedangkan kekurangan oksigen dalam waktu yang lama menyebabkan nekrosis mikroskopik neuron-neuron. Area yang mengalami nekrosis disebut infark Gangguan peredaran darah otak akan menimbulkan gangguan pada metabolisme sel-sel neuron, dimana sel-sel neuron tidak mampu menyimpan glikogen sehingga kebutuhan metabolisme tergantung dari glukosa dan oksigen yang terdapat pada arteri-arteri yang menuju otak.

2.5 Gejala Stroke Iskemik

15 Gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak bergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokalisasinya. Gejala- Gejala dapat muncul untuk sementara, lalu menghilang atau lalu memberat atau menetap. Gejala ini muncul akibat daerah otak tertentu yang tidak berfungsi disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke tempat tersebut. Gejala yang muncul bervariasi, bergantung bagian otak yang terganggu.

2.5.1 Gangguan Pada Pembuluh Darah Karotis

a. Pada cabangnya yang menuju otak bagian tengah arteri serebri media dapat terjadi gejala-gejala sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a.1 Gangguan rasa di daerah muka wajah pada satu sisi atau disertai gangguan rasa di lengan dan tungkai atas. a.2 Dapat terjadi gangguan gerak kelumpuhan dari tingkat ringan sampai kelumpuhan total pada lengan dan tungkai pada satu sisi Hemiparesis Hemiplegi. a.3 Gangguan untuk berbicara baik berupa sulit untuk mengeluarkan kata-kata atau sulit mengerti pembicaraan orang lain afasia. a.4 Gangguan penglihatan dapat berupa kebutaan satu sisi, atau separuh lapangan pandangan hemianopsia. a.5 Mata selalu melirik kearah satu sisi deviation conjugae. a.6 Kesadaran menurun a.7 Tidak mengenal orang-orang yang sebelumnya dikenalnya prosopagnosia a.8 Mulut perot a.9 Tidak mampu menghasilkan kata-kata atau bunyi secara baik dan benar, karena otot-otot yang membuat suara dan membentuknya kedalam kata-kata mengalami kerusakan pelo disartria. a.10 Merasa anggota badan pada satu sisi tidak ada a.11 Sudah tidak tampak tanda-tanda kelainan namun tidak sadar kalau dirinya mengalami kelainan misalnya, jalan sudah menabrak-nabrak tapi mengatakan tidak apa-apa. a.12 Kehilangan kemampuan musik yang dahulu dipunyainya amusia b. Pada cabangnya yang menuju otak bagian depan arteri serebri anterior dapat terjadi gejala-gejala sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara b.1 Kelumpuhan salah satu tungkai dan gangguan saraf perasa b.2 Ngompol b.3 Tidak sadar b.4 Gangguan mengungkapkan maksud b.5 Menirukan omongan orang lain ekholali c. Pada cabangnya yang menuju otak bagian belakang arteri serebri posterior Akan memberikan gejala-gejala sebagai berikut: c.1 Kebutaan seluruh lapangan pandangan satu sisi atau separuh lapang pandang pada kedua mata, bila bilateral disebut cortical blindness c.2 Rasa nyeri spontan atau hilangnya rasa nyeri dan rasa getar pada separuh satu sisi tubuh c.3 Kesulitan memahami barang yang di lihat, namun dapat mengerti jika meraba atau mendengar suaranya c.4 Kehilangan kemampuan mengenal warna.

2.5.2 Gangguan Pada Pembuluh Darah Vertebrobasilaris

a. Gangguan gerak bola mata, hingga terjadi diplopia jalan menjadi sempoyongan b. Kehilangan keseimbangan c. Kedua kaki lemah hipotoni, tidak dapat berdiri paraparesis inferior d. Vertigo atau dizziness gangguan keseimbangan e. Nistagmus penglihatan ganda f. Muntah g. Gangguan menelan Universitas Sumatera Utara h. Tuli mendadak

2.6 Diagnosis Stroke Iskemik

17,32

2.6.1. Anamnesis

Anamnesis atau sering juga disebut dengan wawancara merupakan hal yang utama dilakukan untuk dapat mengerti penyakit yang diderita oleh pasien. Anamnesis secara umum yang dilakukan kepada pasien meliputi pengumpulan informasi tentang status kesehatan pasien yang menyeluruh mengenai fisik, psikologis, sosial-budaya, spiritual, kognitif, tingkat perkembangan, status ekonomi, kemampuan fungsi, dan gaya hidup penderita. Melalui anamnesis yang dilakukan dapat dilihat dan ditentukan proses alamiah terjadinya penyakit.

2.6.2 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengevaluasi keadaan fisik penderita secara umun dan juga menilai apakah ada indikasi penyakit lainnya selain kelainan neurologis. Pemeriksaan fisik yang sering dilakukan pada pasien meliputi pemeriksaan umum suhu tubuh, gizi, tekanan darah, anemia, paru, jantung, denyut nadi dan pemeriksaan fungsi sarafmayor tingkat kesadaran, fungsi serebri, saraf kranial, sistem motorik, respons refleks, sistem sensorik.

2.6.3 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan tujuan untuk mencari penyebab dan mencegah rekurensi dan pada pasien yang berat untuk mengidentifikasi faktor- faktor yang dapat menyebabkan perburukan fungsi SSP. Pemeriksaan penunjang Universitas Sumatera Utara yang biasa dilakukan antara lain darah lengkap dan LED, Ureum, glukosa, elektrolit, lipid, rontgen dada dan EKG, dan CT Scan kepala. Pemeriksaan darah rutin meliputi pemeriksaan jumlah sel eritrosit, leukosit, dan trombosit. Melalui pemeriksaan darah rutin dapat diketahui beberapa penyakit atau kelainan darah seperti leukositosis, tromsosistosis dan penyakit anemia. Pemeriksaan gula darah juga sangat diperlukan untuk menilai ada atau tidaknya penyakit DM yang menjadi faktor resiko stroke. Pemeriksaan ini juga diperlukan untuk melihat penurunan kesadaran apakah diakibatkan karena stroke atau penyakit lain seperti DM. Demikian juga pemeriksaan lipid bertujuan untuk melihat faktor resiko penyakit stroke. Pemeriksaan EKG merupakan pemeriksaan rutin , murah dan mudah dilakukan terhadap penderita stroke. Pemerikasaan ini dilakukan bertujuan untuk menilai adanya kelainan aritma jantung diidap sebelumnya, seperti miokardium kematian sel-sel otot jantung. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran menjadi dampak pisitif seperti penemuan alat CT Scan. CT Scan Computerized Tomograph Scanning merupakan pengembangan dari alat rontgen konvensional, secara sederhana pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan sinar-X yang berputar mengelilingi tubuh yang hendak diperiksa, kemudian hasilnya akan nampak dilayar komputer yang telah tersedia. Tumor dan perdarahan dalam otak dapat terlihat dengan gambar yang ditunjukkan seperti bayangan-bayanagan dalam film, menunjukkan ukuran dan lokasi luka. Universitas Sumatera Utara 2.7 Lokasi Infark 2.7.1 Bangsal Ganglia Basal Ganglia merupakan bagian dari sistem ekstrapiramidal, yang mempunyai fungsi dasar yang berhubungan dengan gerakan yang terasosiasi, penyesuaian bentuk tubuh dan integrasi autonomik. 33 Kerusakan pada bagian ini dapat mengakibatkan hemiplegi spastik pada sisi kontralateral. 34

2.7.2 Occipital

Kerusakan pada bagian ini dapat mengakibatkan pasien kehilangan lapangan pandang misalnya kehilangan pandang sebelah kiri. Kerusakan pada bagian ini juga dapat mengakibatkan berbagai macam gangguan dalam berkomunikasi. 35

2.7.3 Parietal

35 Kerusakan pada parietal kiri mempengaruhi kemampuan berhitung seseorang yang bisa dilihat pada perhitungan sederhana. Gangguan pada fungsi ini disebut acalculia. Selain itu juga mempengaruhi kemampuan seseorang dalam berkreasi yang dapat diketahui dengan menyeruh pasien menggambar. Parietal kanan menrupakan bagian yang berhubungan dengan persepsi. Kerusakan pada bagian ini dapat mengakibatkan penderita kurang memperhatikan sisi kiri, baik tangan maupun kaki, sehingga penderita tidak mampu mengidentifikasi kerusakan pada sisi kiri. Kerusakan pada parietal juga dapat mengakibatkan disorientasi terhadap sisi kiri,disorientasi spasial misalnya ketika menentukan arah jarum kompas, membaca peta, atau melihat figur tiga dimensi. Universitas Sumatera Utara

2.7.4 Lobus Frontalis

Lobus frontalis merupakan area kontrol motorik terhadap pergerakan yang di sadari termasuk yang berkaitan dengan bicara. Selain control motorik lobus frontalis juga berperan dalam kontrol ekspresi emosi dan perilaku, moral.

2.8 Letak Kelumpuhan

2.8.1 Kelumpuhan Sebelah Kiri Hemiparesis Sinistra

Kerusakan pada sebelah kanan otak Hemispere kanan otak yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan tubuh bagian kiri. 31 Pasien dengan kelumpuhan sebelah kiri sering memperhatikan ketidakmampuan persepsi visuomotor, kehilangan memori visual dan mengabaikan sisi sebelah kiri. Penderita memberikan perhatian hanya kepada sesuatu yang berada dalam lapangan pandang yang dilihatnya. 15

2.8.2 Kelumpuhan Sebelah kanan Hemiparesis Dextra

Kerusakan pada sebelah kiri otak Hemispere kiri otak yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan pada tubuh bagian kanan. 31 Penderita ini biasanya mempunyai kekurangan dalam komunikasi verbal. Namun persepsinya dan memori visuomotornya sangat baik, sehingga dalam melatih perilaku tertentu harus dengan cermat diperhatikan tahap demi tahap secara visual. Dalam berkomunikasi kita harus lebih banyak menggunakan bahasa tubuh. 15

2.8.3 Kelumpuhan Kedua sisi Paraparesis

Merupakan kelumpuhan yang terjadi pada kedua sisi tubuh baik kiri maupun bagian kanan. Hal ini mengakibatkan kedua kaki sulit untuk digerakkan dan Universitas Sumatera Utara mengalami hiperaduksi. Tidak menyebabkan gangguan yang berarti pada keseimbangan jika sensasi normal. 34

2.9 Pencegahan Faktor Risiko Stroke Iskemik

19,28

2.9.1 Pencegahan Primer

Memasyarakatkan gaya hidup sehat bebas stroke, yaitu: a. Menghindari rokok, stres mental, alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebihan, obat-obatan golongan amfetamin, kokain, dan sejenisnya. b. Mengurangi kolesterol, lemak dalam makanan c. Mengendalikan hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung dan jantung vaskuler aterosklerotik lainnya. d. Menganjurkan konsumsi gizi seimbang dan olah raga teratur.

2.9.2 Pencegahan Sekunder

a. Modifikasi gaya hidup berisiko stroke dan faktor risiko lainnya, seperti:

a.1 Hipertensi : diet, obat antihipertensi yang sesuai a.2 Diabetes Mellitus : diet, obat hipoglikemik oral insulin a.3 Penyakit jantung aritmik nonvalvular antikoagulan oral a.4 Dislipidemia : diet rendah lemak dan obat antidislipidemia a.5 Berhenti merokok a.6 Hindari alkohol b. Obat-obatan yang digunakan, seperti : Asetosal, Antikoagulan oral, Tiklopidin, Clopidogrel, dan lain-lain. c. Dapat juga dilakukan terapi medikamentosa dan tindakan operasi. Universitas Sumatera Utara

2.9.3 Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan adalah untuk mereka yang telah menderita stroke agar kelumpuhan yang dialami tidak bertambah berat dan mengurangi ketergantungan pada orang lain dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.pencegahan tersier dapat dilakukan dalam bentuk rehabilitasi. Rehabilitasi merupakan salah satu tindakan pencegahan tersier yang bertujuan untuk menjaga atau meningkatkan kemampuan fisik,ekonomi dan kemampuan untuk bekerja seoptimal mungkin. Hal-hal yang dilakukan diantaranya: a. Terapi Fisik Fisioterapi Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya kekakuan konfraktur dan mengoptimalkan pengobatan medis. Terapi awanya adalah pasien dilatih untuk mengangkat kepala, duduk dan berdiri, kemudian latihan ditingkatkan dengan memberikan rangsangan yang maksimal pada sisi yang lumpuh. b. Terapi Bicara Penderita dianjurkan memulihkan kemampuan bicaranya dengan cara mengemukakan segala hal yang ia ingin katakan walaupun timbul berbagai kesulitan dalam mengemukakan kepada orang lain.Dalam hal ini, peran keluarga sangat besar untuk tetap aktif mengajak penderita berbicara layaknya seperti orang sehat. Hal ini dilakukan untuk penderita stroke yang mengalami gangguan pada pusat bicara lesi brokat. Universitas Sumatera Utara c. Psikoterapi Ada beberapa hal yang dirasakan oleh penderita yang selamat dari stroke beberapa tahun kemudian, diantaranya perasaan capai berlebihan,jadi pemarah, depresi dan stres. Hal ini dapat diatasi dengan menjalani kehidupan yang santai dan rileks dan bagi keluarga dianjurkan untuk terapi mengikutkan penderita dalam diskusi dan pengambilan Keputusan agar penderita merasa bahwa dia masih dihargai dalam keluarga.

2.10 Kerangka Konsep

Karakteristik Penderita Stroke Iskemik dengan Infark yang Rawat Inap 1. Sosiodemografi a. Umur b. Agama c. Jenis kelamin d. Status perkawinan e. Suku f. Pendidikan terakhir g. Pekerjaan h. Daerah asal 2. Status rawatan a. Keluhan utama b. Faktor risiko c. Letak kelumpuhan d. Lama rawatan rata-rata e. Lokasi infark f. Sumber biaya g. Keadaan sewaktu pulang Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan desain case series.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Pemilihan lokasi didasari atas pertimbangan bahwa RSUP Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit tipe A dengan fasilitas yang lengkap untuk merawat penderita stroke iskemik dengan infark dan tersedianya data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai dengan Januari 2014.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Semua data pasien yang dinyatakan berdasarkan diagnosa dokter sesuai hasil pemeriksaan CT Scan menderita penyakit stroke iskemik dengan infark pada kartu status yang rawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012 dengan jumlah penderita sebanyak 117 penderita. 29 Universitas Sumatera Utara