15 dari curah jantung, membutuhkan 20 pemakaian oksigen tubuh dan sekitar 400 kkal energi setiap hari.
Struktur otak secara umum terbagi menjadi 4 bagian. yaitu:
a. Serebrum
Serebrum merupakan bagian otak yang paling besar, serebrum memiliki dua hemifer yang dihubungkan oleh korpus kallosum. Setiap hemifer terbagi atas empat lobus
yaitu: a.1
Lobus frontal, berfungsi sebagai aktivitas motorik, intelektual, emosi dan fisik.
a.2 Lobus parietal, berfungsi proses input sensori, sensasi posisi, sensasi raba,
tekanan dan perubahan suhu ringan. a.3
Lobus temporal, berfungsi sebagai input perasa pendengaran, pengecap, fungsi penciuman dan memori.
a.4 Lobus oksipital, berfungsi sebagai penerima informasi dan menafsirkan warna
dan refleksi visual
b. Diecephalon
Terletak di atas batang otak dan terdiri atas: b.1
Thalamus, berfungsi untuk menghubungkan dan integrasi dari medulla spinalis ke korteks serebri dan bagian lain dari otak
b.2 Hypothalamus, berfungsi dalam mempertahankan haemostatis seperti
pengaturan suhu tubuh, rasa haus, lapar dan kontrol terhadap sekresi hormon.
b.3 Epithalamus, berfungsi dalam pertumbuhan fisik dan perkembangan seksual.
Universitas Sumatera Utara
c. Batang otak
Berfungsi dalam pengaturan refleks untuk fungsi vital tubuh yang terdiri atas: c.1
Otak tengah, berfungsi sebagai penghubung stimulus pergerakan otak dari dan ke otak.
c.2 Pons, berfungsi sebgai pusat refleks pernafasan dan mempengaruhi tingkat
karbondioksida CO
2
. c.3
Medula oblongata¸ berfungsi dalam pusat refleks pernafasan, bersin, menelan, batuk, muntah, dan sekresi saliva.
d. Serebellum
Serebellum besarnya kira-kira seperempat dari serebrum. Berfungsi sebagai koordinasi aktivitas muskular, kontrol tonus otot, mempertahankan postus tubuh dan
keseimbangan.
.
Gambar 2.1 Anatomi dasar otak
Jaringan otak dan medula spinalis dilindungi oleh tulang tengkorak dan tulang belakang, serta tiga lapis jaringan penyambung yaitu:
Universitas Sumatera Utara
d.1 Piameter : Lapisan vaskular, tempat pembuluh-pembuluh darah berjalan
menuju struktur dalam sistem saraf pusat untuk memberi nutrisi pada jaringan otak.
d.2 Araknoid : Suatu membran fibrosa yang tipis, halus dan avaskular.
Daerah antara piameter dan araknoid disebut subaraknoid. d.3 Durameter
: Jaringan liat, tidak elastis, dan mirip kulit sapi yang terdiri dari dua lapisan bagian luar dura endosteal dan bagian dalam dura
meningeal
2.1.3 Klasifikasi Stroke
2,15
Secara umum stroke diklasifikasikan menjadi dua tipe yaitu: a.
Stroke non haemoragikiskemik cerebral infection
a.1 Berdasarkan manifestasi klinis : i.
Serangan iskemik sepintas Transient Ischemic Attack-TIA
ii. Defisit neurologik iskemik sepintas
Reversible Ischemic Neurological Deficit-RIND
iii. Stroke progresif
Progessive strokestroke in evolution iv.
Stroke komplit Completed strokePermanent stroke
a.2 Berdasarkan kausal i.
Stroke trombotik ii.
Stroke embolinon emboli b. Stroke haemoragik, berdasarkan bagian perdarahan:
b.1 Perdarahan intraserebral PIS b.2 Perdarahan subaraknoidal PSA
Universitas Sumatera Utara
b.3 Perdarahan subdural PSD
Gambar 2.2 Perbedaan Stroke Haemoragik dan Iskemik
2.2 Stroke Iskemik
18,19
2.2.1 Defenisi Stroke Iskemik
Stroke non Haemoragik atau stroke Iskemik adalah didefenisikan sebagai kematian jaringan otak karena pasokan darah yang tidak adekuat. Sedangkan secara
klinis stroke non haemoragik didefenisikan sebagai defisit neurologis fokal yang timbul akut dan berlangsung lebih dari 24 jam dan tidak disebabkan oleh perdarahan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3. Stroke Iskemik Pada Otak 2.2.2
Klasifikasi Stroke Iskemik
19
1. Berdasarkan Manifestasi Klinis
a. Serangan Iskemia Sepintas Transient Ischemic AttackTIA.
Ini adalah stroke yang paling ringan disebabkan oleh dinding pembuluh darah yang berubah karena terjadi endapan plaque dan bila istirahat maka aliran
melambat dan terhalang. Dimana gejala-gejalanya seperti hemiparesis monoparesis, dan disfasia, menghilang dalam 24 jam.
b. RIND
Reversible Ischemic Neurological Deficit Defisit Neurologik Iskemik Sepintas
Pada bentuk ini, defisit neurologis yang berkaitan dengan iskemika serebri fokal menetap lebih dari 24 jam kemudian mengalami kepulihan sempurna.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini, gejala neurologis juga akan menghilang tetapi dalam waktu lebih lama dari 24 jam dan sembuh dalam waktu 21 hari.
c. Stroke Progresif Progressive StrokeStroke In Evaluation
Suatu stroke yang semakin bertambah gawat keadaannya yang memperlihatkan kelumpuhan yang sedang berkembang menjadi
hemiparalisis total. d.
Stroke komplit Completed StrokePermanent Stroke Kelainan neurologik sudah menetap, dan tidak berkembang lagi. Defisit
neurologis itu dapat merupakan hemiplegi,monoplegi atau afasia penyumbatan yang terjadi secara tiba-tiba yang disebabkan oleh embolus
ataupun trombus. 2.
Berdasarkan proses patologik kausal a.
Stroke Trombotik Stroke trombotik terjadi karena adanya penggumpalan pada pembuluh darah
di otak. Trombotik dapat terjadi pada pembuluh darah yang besar dan pembuluh darah yang kecil. Pada pembuluh darah besar trombotik terjadi akibat aterosklerosis
yang diikuti oleh terbentuknya gumpalan darah yang cepat. Selain itu, trombotik juga diakibatkan oleh tingginya kadar kolesterol jahat atau
Low Density Lipoprotein LDL. Sedangkan pada pembuluh darah kecil, trombotik terjadi karena aliran darah
ke pembuluh darah arteri kecil terhalang. Ini terkait dengan hipertensi dan merupakan indikator penyakit aterosklerosis.
Universitas Sumatera Utara
b. Stroke EmboliNon Trombotik
Stroke emboli terjadi karena adanya gumpalan dari jantung atau lapisan lemak yang lepas. Sehingga, terjadi penyumbatan pembuluh darah yang mengakibatkan
darah tidak bisa mengaliri oksigen dan nutrisi ke otak.
2.3 Epidemiologi Stroke
2.3.1 Distribusi Frekuensi Stroke Menurut Orang
Berdasarkan data penderita stroke yang dirawat oleh Pusat Pengembangan dan Penanggulangan Stroke Nasional P3SN RSUP Bukit tinggi pada tahun 2002,
terdapat 501 pasien, yang terdiri dari usia 20-30 tahun sebesar 3,59, usia 30-50 tahun sebesar 20,76, usia 51-70 tahun sebesar 52,69 dan usia 71-90 tahun sebesar
22,95.
20
Hasil penelitian Syarif. R di Rumah Sakit PTP Nusantara II Medan tahun 1999-2003 menunjukkan bahwa dari 220 sampel yang diteliti, berdasarkan suku
penderita stroke yang dirawat inap sebagian besar bersuku Jawa sebanyak 120 orang 54,5 dan yang terendah suku Minang sebanyak 3 orang 1,4, berdasarkan status
perkawinan penderita stroke yang dirawat inap sebagian besar berstatus kawin sebanyak 217 orang 98,6 dan yang berstatus tidak kawin sebanyak 3 orang
1,4.
21
2.3.2 Distribusi Frekuensi Stroke Menurut Tempat
Menurut American Heart Association, diperkirakan terjadi 3 juta penderita
stroke pertahun, dan 500.000 penderita stroke yang baru terjadi pertahun. Angka kematian penderita stroke di Amerika adalah 50-100100.000 penderita pertahun.
20
Universitas Sumatera Utara
Di Indonesia diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 orang terkena serangan stroke, yang mengalami cacat ringan atau berat dengan proporsi 75 375.000 orang
dan 125.000 orang meninggal dunia dengan CFR 25.
22
2.3.3 Distribusi Frekuensi Stroke Menurut Waktu
Menurut WHO 2005, stroke menjadi penyebab kematian dari 5,7 juta jiwa di seluruh dunia, dan diperkirakan meningkat menjadi 6,5 juta penderita pada tahun
2015 dan 7,8 juta penderita pada tahun 2030.
23
Di Indonesia, terdapat kecendrungan meningkat, berdasarkan laporan dari rumah sakit di 27 provinsi dimana ditemukan pada tahun 1984 sebesar 720100.000,
tahun 1985 sebesar 890100.000, dan di tahun 1989 sebesar 950100.000 penduduk.
2
2.3.4 Determinan Stroke
Faktor risiko stroke terdiri dari dua kategori, yaitu: a.
Faktor Yang Tidak Dapat Dikontrol
a.1 Umur Setiap manusia akan bertambah umurnya, dengan demikian kemungkinan
terjadinya stroke semakin besar. Meningkatnya usia harapan hidup yang didorong oleh keberhasilan pembangunan nasional dan berkembangnya modernisasi serta
globalisasi di Indonesia akan cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular penyakit jantung koroner, stroke dan penyakit arteri perifer
kemungkinan disebabkan penurunan fungsi organ tubuh yang salah satunya elastisitas pembuluh
darah sehingga mudah terjadi aterosklerosis. Dari data profil 28 rumah sakit di
Indonesia umur tertinggi terjadi pada umur 45-64 tahun yaitu sebesar 54.2, umur
Universitas Sumatera Utara
diatas 65 tahun sebesar 33,5 dan umur terendah terdapat pada kelompok umur dibawah 45 tahun sebesar 11.8.
24
a.2 Jenis Kelamin Stroke lebih banyak dijumpai pada laki-laki dibandingkan wanita. Namun,
kematian akibat stroke lebih banyak dijumpai pada wanita dibanding laki-laki karena umumnya wanita terserang stroke pada usia yang lebih tua. Hal ini disebabkan karena
pemakaian hormon estrogen pada wanita sebelum pascamenopause dapat melindungi dirinya dari risiko terjadinya stroke tipe iskemik sebesar 44.
25
Menurut laporan American Heart Association Statistics Subcommitte 2007 menyebutkan bahwa pada
tahun 2004, sekitar 61 kematian akibat stroke di Amerika menyerang wanita. Penelitian Zia E dkk tahun 2009 di Swedia dengan desain
case control, pada umur 75 tahun kemungkinan perempuan meninggal dunia akibat stroke 1,7 kali
dibandingkan laki-laki OR 1,77; 95 CI, 1,3 – 2,3
26
a.3 Ras Suku Bangsa Ras kulit hitam lebih berisiko terkena stroke dibandingkan dengan ras kulit
putih. Hal ini berkaitan dengan pola makan yang tidak sehat, seperti konsumsi garam yang tinggi pada ras kulit hitam. Insidensi stroke di daerah Tenggara Timur lebih
tinggi dibandingkan Tenggara Barat Amerika. Hal ini disebabkan tingginya kadar garam pada masyarakat di daerah Tenggara Timur Amerika.
25
Menurut penelitian Grude HF dkk tahun 2000-2001 di Amerika Serikat dengan desain
case control, kemungkinan orang berkulit hitam meninggal dunia akibat stroke 1,5 kali
dibandingkan orang berkulit putih OR 1,55; 95 CI; 1,37 – 1,75.
27
Universitas Sumatera Utara
a.4 Riwayat Stroke TIA sebelumnya Serangan ini harus dianggap sebagai suatu ancaman stroke dan menunjukkan
adanya risiko bagi permasalahan peredaran darah dimasa mendatang. Seseorang yang pernah mengalami serangan iskemik sepintas tanpa memperoleh pengobatan
mempunyai kemungkinan kurang lebih sebesar 7 untuk mengalami gangguan peredaran darah yang serius setiap tahunnya. Dalam waktu 5 tahun kemungkinan
akan terserang stroke kembali sebanyak 35-42.Para medis sepakat bahwa serangan TIA merupakan suatu ancaman serius yang mengacu terjadinya serangan stroke.
4
b. Faktor yang Dapat Dikontrol
b.1 Hipertensi Faktor ini merupakan faktor resiko utama terjadinya stroke iskemik dan
perdarahan. Sering disebut sebagai silent killer karena hipertensi meningkatkan risiko terjadinya stroke sebanyak empat sampai enam kali. Makin tinggi tekanan darah
kemungkinan stroke makin besar karena terjadinya kerusakan pada dinding pembuluh darah sehingga memudahkan terjadinya penyumbatan perdarahan otak.
4
b.2 Penyakit Jantung Penyakit jantung yang berisiko besar menyebabkan penderita stroke meninggal
antara lain aritmia jantung seperti fibrasi atrium, infark miokard, gagal jantung Terbentuknya embolus akibat fibrasi atrium, infark miokard, gagal jantung yang
terlepas akan mengalir ke otak dan ke bagian tubuh yang lain, dan embolus ini akan menyumbat arteri dan menyebabkan infark otak kematian jaringan otak.
28
Berdasarkan penelitian Mandip S. dkk tahun 2007 di Amerika dengan desain kohort, penderita fibrasi atrium memiliki risiko 1,7 kali untuk menderita stroke dan
Universitas Sumatera Utara
meninggal dunia dibandingkan dengan bukan penderita fibrasi atrium RR 1,76; 95 CI ;1,05-2,94.
29
b.3 Merokok Merokok meningkatkan risiko terjadinya stroke hampir 2 kali lipat. Adapun
perokok pasif berisiko terkena 1,2 kali lebih besar. Nikotin dan karbondioksida yang ada pada rokok menyebabkan kelainan pada dinding pembuluh darah, disamping itu
juga mempengaruhi komposisi darah sehingga mempermudah terjadinya proses gumpalan darah stroke iskemik.
4
b.4 Diabetes Mellitus Diabetes melitus menimbulkan perubahan pada sistem vaskular pembuluh darah
dan jantung. Diabetes melitus mempercepat terjadinya arteriosklerosis yang lebih berat, lebih tersebar sehingga risiko penderita stroke meninggal lebihbesar.
28
Berdasarkan penelitian Marini C dkk tahun 2005 di Amerika dengan desain case
control, kemungkinan orang yang menderita diabetes melitus meninggal dunia akibat stroke 1,4 kali dibandingkan bukan penderita diabetes melitus OR 1,48; 95 CI,
1,29 – 1,72.
30
b.5 Alkohol Konsumsi alkohol berlebihan dapat mengganggu metabolisme tubuh,
sehingga terjadi dislipidemia, diabetes mellitus, mempengaruhi berat badan dan tekanan darah, dapat merusak sel-sel saraf tepi, saraf otak dan lain-lain. Peminum
alkohol berat dapat meningkatkan resiko terkena stroke 1-3 kali lebih besar.
31
b.6 Hiperkolesterolemi
Universitas Sumatera Utara
Kondisi ini dapat merusak dinding pembuluh darah dan juga menyebabkan jantung koroner. Kolesterol yang tinggi akan membentuk plak di dalam pembuluh
darah dan dapat menyumbat pembuluh darah baik di jantung maupun di otak. Kadar kolesterol total 220 mgdl meningkatkan resiko stroke 1,31-2,9 kali.
4,26
2.4 Patofisiologi