Distribusi Frekuensi Stroke Menurut Orang Distribusi Frekuensi Stroke Menurut Tempat Distribusi Frekuensi Stroke Menurut Waktu Determinan Stroke

b. Stroke EmboliNon Trombotik Stroke emboli terjadi karena adanya gumpalan dari jantung atau lapisan lemak yang lepas. Sehingga, terjadi penyumbatan pembuluh darah yang mengakibatkan darah tidak bisa mengaliri oksigen dan nutrisi ke otak.

2.3 Epidemiologi Stroke

2.3.1 Distribusi Frekuensi Stroke Menurut Orang

Berdasarkan data penderita stroke yang dirawat oleh Pusat Pengembangan dan Penanggulangan Stroke Nasional P3SN RSUP Bukit tinggi pada tahun 2002, terdapat 501 pasien, yang terdiri dari usia 20-30 tahun sebesar 3,59, usia 30-50 tahun sebesar 20,76, usia 51-70 tahun sebesar 52,69 dan usia 71-90 tahun sebesar 22,95. 20 Hasil penelitian Syarif. R di Rumah Sakit PTP Nusantara II Medan tahun 1999-2003 menunjukkan bahwa dari 220 sampel yang diteliti, berdasarkan suku penderita stroke yang dirawat inap sebagian besar bersuku Jawa sebanyak 120 orang 54,5 dan yang terendah suku Minang sebanyak 3 orang 1,4, berdasarkan status perkawinan penderita stroke yang dirawat inap sebagian besar berstatus kawin sebanyak 217 orang 98,6 dan yang berstatus tidak kawin sebanyak 3 orang 1,4. 21

2.3.2 Distribusi Frekuensi Stroke Menurut Tempat

Menurut American Heart Association, diperkirakan terjadi 3 juta penderita stroke pertahun, dan 500.000 penderita stroke yang baru terjadi pertahun. Angka kematian penderita stroke di Amerika adalah 50-100100.000 penderita pertahun. 20 Universitas Sumatera Utara Di Indonesia diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 orang terkena serangan stroke, yang mengalami cacat ringan atau berat dengan proporsi 75 375.000 orang dan 125.000 orang meninggal dunia dengan CFR 25. 22

2.3.3 Distribusi Frekuensi Stroke Menurut Waktu

Menurut WHO 2005, stroke menjadi penyebab kematian dari 5,7 juta jiwa di seluruh dunia, dan diperkirakan meningkat menjadi 6,5 juta penderita pada tahun 2015 dan 7,8 juta penderita pada tahun 2030. 23 Di Indonesia, terdapat kecendrungan meningkat, berdasarkan laporan dari rumah sakit di 27 provinsi dimana ditemukan pada tahun 1984 sebesar 720100.000, tahun 1985 sebesar 890100.000, dan di tahun 1989 sebesar 950100.000 penduduk. 2

2.3.4 Determinan Stroke

Faktor risiko stroke terdiri dari dua kategori, yaitu: a. Faktor Yang Tidak Dapat Dikontrol a.1 Umur Setiap manusia akan bertambah umurnya, dengan demikian kemungkinan terjadinya stroke semakin besar. Meningkatnya usia harapan hidup yang didorong oleh keberhasilan pembangunan nasional dan berkembangnya modernisasi serta globalisasi di Indonesia akan cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular penyakit jantung koroner, stroke dan penyakit arteri perifer kemungkinan disebabkan penurunan fungsi organ tubuh yang salah satunya elastisitas pembuluh darah sehingga mudah terjadi aterosklerosis. Dari data profil 28 rumah sakit di Indonesia umur tertinggi terjadi pada umur 45-64 tahun yaitu sebesar 54.2, umur Universitas Sumatera Utara diatas 65 tahun sebesar 33,5 dan umur terendah terdapat pada kelompok umur dibawah 45 tahun sebesar 11.8. 24 a.2 Jenis Kelamin Stroke lebih banyak dijumpai pada laki-laki dibandingkan wanita. Namun, kematian akibat stroke lebih banyak dijumpai pada wanita dibanding laki-laki karena umumnya wanita terserang stroke pada usia yang lebih tua. Hal ini disebabkan karena pemakaian hormon estrogen pada wanita sebelum pascamenopause dapat melindungi dirinya dari risiko terjadinya stroke tipe iskemik sebesar 44. 25 Menurut laporan American Heart Association Statistics Subcommitte 2007 menyebutkan bahwa pada tahun 2004, sekitar 61 kematian akibat stroke di Amerika menyerang wanita. Penelitian Zia E dkk tahun 2009 di Swedia dengan desain case control, pada umur 75 tahun kemungkinan perempuan meninggal dunia akibat stroke 1,7 kali dibandingkan laki-laki OR 1,77; 95 CI, 1,3 – 2,3 26 a.3 Ras Suku Bangsa Ras kulit hitam lebih berisiko terkena stroke dibandingkan dengan ras kulit putih. Hal ini berkaitan dengan pola makan yang tidak sehat, seperti konsumsi garam yang tinggi pada ras kulit hitam. Insidensi stroke di daerah Tenggara Timur lebih tinggi dibandingkan Tenggara Barat Amerika. Hal ini disebabkan tingginya kadar garam pada masyarakat di daerah Tenggara Timur Amerika. 25 Menurut penelitian Grude HF dkk tahun 2000-2001 di Amerika Serikat dengan desain case control, kemungkinan orang berkulit hitam meninggal dunia akibat stroke 1,5 kali dibandingkan orang berkulit putih OR 1,55; 95 CI; 1,37 – 1,75. 27 Universitas Sumatera Utara a.4 Riwayat Stroke TIA sebelumnya Serangan ini harus dianggap sebagai suatu ancaman stroke dan menunjukkan adanya risiko bagi permasalahan peredaran darah dimasa mendatang. Seseorang yang pernah mengalami serangan iskemik sepintas tanpa memperoleh pengobatan mempunyai kemungkinan kurang lebih sebesar 7 untuk mengalami gangguan peredaran darah yang serius setiap tahunnya. Dalam waktu 5 tahun kemungkinan akan terserang stroke kembali sebanyak 35-42.Para medis sepakat bahwa serangan TIA merupakan suatu ancaman serius yang mengacu terjadinya serangan stroke. 4

b. Faktor yang Dapat Dikontrol