Karakteristik Radio

b. Karakteristik Radio

Menurut Triartanto (2010:29-30) karakteristik radio sebagai media massa adalah:

1) Publisitas: artinya disebarluaskan kepada public, khalayak atau orang banyak. Siapa saja bisa mendengar radio, tidak ada batasan tentang siapa yang boleh dan tidak boleh mendengar radio.

2) Universalitas: pesannya bersifat umum, tentang segala aspek kehidupan dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya adalah orang banyak.

3) Periodisitas: artinya siaran radio bersifat tetap atau berkala, misalnya harian, atau mingguan. Misalnya 19 jam sehari, mulai pukul 05.00 sampai pukul 24.00.

4) Kontinuitas: artinya siaran radio berkesinambungan atau terus menerus sesuai dengan periode mengudara atau jadwal mengudara.

5) Aktualitas: artinya siaran radio berisi hal-hal yang terbaru, seperti informasi atau laporan peristiwa terbaru, tips baru, dan sebagainya. Aktualitas juga berarti adanya kecepatan penyampaian informasi kepada publik.

commit to user

diantaranya:

1) Radio terdapat dimana-mana: Hasil penelitian menyebutkan bahwa dari sekitar setengah milyar pesawat radio yang ada, 73 % diantaranya berada di rumah, toko-toko, dan dimobil dan truk. Sedangkan radio portable yang berjumlah jutaan berada dimana-mana, bahkan dalam kegiatan olahraga yang disiarkan secara langsung. Tidak seperti media cetak, radio tidak dapat diabaikan. Jika seseorang berada di dalam jarak dengar sebuah radio yang menyala, maka orang itu akan mendengarkannya, baik menginginkanya atau tidak.

2) Radio bersifat memilih: Geografi, demografi dan keragaman program stasiun radio membantu pengiklan dalam menetapkan target pendengar. Fleksibilitas semacam itu berarti bahwa spot iklan dapat disiarkan pada jaringan regional atau nasional dan dapat diudarakan setiap jam di siang atau malam hari. Dari berbagai stasiun radio yang ada dengan format yang berbeda, para pengiklan bisa memilih stasiun yang diinginkan, baik AM maupun FM. Semua berita, musik kontemporer dewasa, acara wawancara, etnik, maupun bahasa asing. Keragaman semacam itu memungkinkan untuk berbicara secara langsung pada prospek-prospeknya.

3) Radio bersifat ekonomis: Dalam satu minggu radio dapat mencapai sembilan dari sepuluh pendengar yang berusia 12 tahun keatas. Pendengar yang berusia 18 tahun keatas mendengarkan radio selama hampir tiga setengah jam sehari. Seorang pengiklan biasanya mempercayakan radio yang efektif atas jangkauan dari frekuensi dengan biaya yang relatif rendah per ribuan pendengar. Pemikiran ekonomi yang lain, karena iklan radio relatif tidak mahal. Semua pesan bisa dihasilkan dari sebuah lembar fakta spontan atau naskah yang digunakan oleh seorang penyiar secara langsung atau dengan produksi spot yang dianggarkan dengan menggunakan musik, dan efek pengisi suara.

commit to user

maka pengiklan dapat mengiklankan produk yang langsung diudarakan dalam hitungan jam. Spot yang menggunakan efek suara, musik atau jinggle, dan beberapa suara dapat diulangi lagi, direkam, dicampur, didubbing, kemudian diudarakan dalam hitungan hari. Hal ini sangat menguntungkan pemasang iklan jika memerlukan media radio sebagai media promosi dalam keadaan-keadaan darurat.

5) Radio bersifat partisipatif: Rasa persahabatan dan kesetiaan pada sebuah stasiun radio tertentu membuat para pendengar mengembangkan sebuah rasa keterlibatan. Radio membutuhkan imajinasi berupa cerita-cerita komersial yang tidak terbatas pada tempat dan waktu. Efek-efek suara dan musik secara seketika menciptakan sebuah adegan. Deskripsi dan dialog dapat menarik sesuai selera, jika karakter-karakter dapat dimainkan dengan baik dan sederhana. Beberapa karakter radio ini dapat digunakan dan dapat dimanfaatkan oleh para pengiklan yang kreatif dan biro iklan untuk mempersiapkan dan menyiarkan iklan-iklan yang komersial.

Dibandingkan dengan media massa lainnya, menurut Riswandi (2009:3) radio memiliki karakteristik yang khas sebagai berikut:

1) Imajinatif: karena hanya alat indera pendengaran yang dipergunakan oleh khalayak dan pesannya pun selintas, maka pesan radio dapat mengajak komunikannya untuk berimajinasi. Dengan kata lain, radio bersifat theatre of mind, artinya radio mampu menciptakan gambar (makes picture) dalam pikiran pendengar melalui kekuatan kata dan suara.

2) Auditori: sifat ini muncul sebagai konsekuensi dari sifat radio yang hanya bisa didengar. Karena manusia mempunyai kemampuan mendengar yang terbatas, maka pesan komunikasi melalui radio diterima selintas. Pendengar tidak akan mendengar kembali (rehearing) informasi yang tidak jelas diterimanya, karena pendengar

commit to user

mengulang informasi yang hilang, kecuali merekamnya.

3) Akrab atau Intim: dalam kehidupan sehari-hari, seseorang jarang mendengar acara siaran radio secara khusus. Pada umumnya seseorang mendengar radio sambil melakukan kegiatan atau melaksanakan pekerjaan lainnya.

4) Identik dengan musik: radio adalah sarana hiburan termurah dan tercepat sehingga menjadi media utama untuk mendengarkan musik.

5) Mengandung gangguan: seperti timbul tenggelam atau fading dan gangguan teknis (channel noise factor).

Dapat disimpulkan bahwa, radio siaran memiliki karakteristik unik dan khas, tentunya mempunyai keunggulan dan kelemahan. Radio memiliki cara tersendiri yang disebut dengan gaya radio meliputi kosakata lisan, musik/lagu dan sound effect , yang menjadi kunci utama untuk memikat pendengarnya. Radio siaran memiliki banyak sifat yang tidak dimiliki oleh media lain. Sifat tersebut ada yang positif, namun banyak pula yang negatif. Seseorang akan sukses bermitra dengan radio bila mampu memanfaatkan sifat-sifat positif dari radio. Segala hal yang disampaikan melalui radio akan lebih efektif dan tepat sasaran.