Teknik Pengumpulan Data

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dipergunakan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara dalam suatu penelitian yang bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan dalam suatu masyarakat merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi (Burhan Bungin, 2001: 62). Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis berdasarkan pada tujuan penelitian. Teknik wawancara ini adalah teknik yang paling banyak digunakan dalam penelitian kualitatif, terutama di lapangan. Menurut Lexy J. Moleong (2001: 35) mendefinisikan wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan dengan dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang

commit to user

jawaban atas pertanyaan itu”. Wawancara harus dilakukan dengan efektif, artinya dalam waktu sesingkat-singkatnya dapat diperoleh data sebanyak-banyaknya

(Suharsimi Arikunto, 1993: 198). Metode wawancara atau metode interview mencakup cara yang dipergunakan untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (Koentjaraningrat, 1983: 129).

Teknik wawancara yang digunakan peneliti adalah teknik wawancara terencana dengan langkah awal sebelum mengadakan wawancara, peneliti menghubungi informan dan menyusun sejumlah pertanyaan. Menurut Koentjaraningrat (1983: 138) teknik wawancara terencana adalah teknik wawancara dengan terlebih dahulu mempersiapkan daftar pertanyaan dengan menggunakan bantuan alat tulis. Namun daftar pertanyaan bukanlah sesuatu yang bersifat ketat, dapat mengalami perubahan sesuai situasi dan kondisi di lapangan (Burhan Bungin, 2001: 63). Penelitian ini menggunakan wawancara mendalam (in-depth interview) yang dilakukian berkali-kali atau setiap saat sesuai dengan kebutuhan penelitian dalam waktu dan konteks yang dianggap tepat untuk mengungkapkan dan mendapatkan data yang rinci, jujur, dan mendalam dari informan dengan struktur yang tidak ketat tetapi dengan pertanyaan semakin terfokus pada informasi yang semakin mendalam. Seperti yang diungkapkan Sutopo (2006: 68) bahwa :

Wawancara dalam penelitian kualitatif dilakukan secara tidak terstruktur atau sering disebut dengan teknik wawancara mendalam, sehingga wawancara bersifat “open-ended” dan mengarah kedalaman informasi,

serta dilakukan dengan cara yang tidak secara formal terstruktur, guna menggali subyek yang diteliti tentang banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian informasinya secara lebih jauh dan mendalam. Dalam hal ini posisi subyek lebih berperan sebagai informasi daripada responden . Dalam melaksanakan wawancara, melibatkan beberapa tahapan yang tidak

harus bersifat linear, tetapi memerlukan perhatian karena tidak jarang hal itu perlu dilakukan lebih dari satu kali sesuai dengan kebutuhan perlengkapan dan

commit to user

meliputi:

a. Penentuan siapa yang akan diwawancarai Peneliti harus bisa mewawancarai informan yang memang memiliki informasi yang benar, lengkap, dan mendalam. Oleh karena itu sejak awal peneliti perlu memilih dan menentukan informan yang dianggap tepat, dan menentukan kapan, serta dimana wawancara akan dilakukan.

b. Persiapan wawancara Persiapan wawancara ini merupakan pekerjaan rumah peneliti yang kenyataannya sering dilupakan karena tidak dianggap penting. Selain itu peneliti juga perlu membuat rencana mengenai jenis informasi apa saja yang akan digali. Beragam informasi yang akan digali dalam menghadapi seseorang yang akan diwawancarai, perlu disiapkan dalam bentuk tertulis.

c. Langkah awal Pada saat pertemuan dengan informan, peneliti perlu benar-benar memahami konteksnya agar suasana wawancara bisa berjalan lancar. Oleh karena itu peneliti perlu menjalin keakraban dengan informan yang dihadapinya, dan memberikan kesempatan pada informan untuk mengorganisasikan apa yang ada dalam pikirannya, sehingga benar- benar terjadi suasana yang santai.

d. Pelaksanaan wawancara Kegiatan wawancara perlu dijaga supaya tetap santai dan lancar. Peneliti tidak diperbolehkan banyak memotong pembicaraan, dan berusaha menjadi pendengar yang baik tetapi kritis. Peneliti jangan banyak bicara supaya bisa belajar lebih banyak dalam kelancaran prosesnya. Disini peneliti tetap menjaga pembicaraan agar semakin terfokus dan mendalam, dan mampu mengungkap hal-hal yang agak berulang demi pendalamannya, selama tidak mengganggu kelancaran pembicaraan informannya.

commit to user

Peneliti perlu memahami kondisi pelaksanaan wawancara dengan produktivitasnya.

Dalam penelitian ini teknik wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara terbuka, wawancara terstruktur dan wawancara berencana dan tidak berencana. Wawancara terbuka karena dalam wawancara tersebut para subyeknya mengetahui maksud dan tujuan dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang akan diajukan. Wawancara berencana dilakukan terhadap informan yang diseleksi, sedangkan wawancara tidak berencana dilakukan dengan orang yang peneliti jumpai secara kebetulan.

Dari teknik wawancara yang dilakukan, peneliti memperoleh data mengenai latar belakang pendirian radio, program acara radio, serta pernanan radio dalam pelestarian budaya, yang dapat mendukung program Solo sebagai kota budaya.

2. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang sangat penting dalam suatu penelitian. Karena data yang diperoleh dari observasi merupakan hasil pengamatan/penyelidikan yang dilakukan secara sistematis baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi khusus terhadap kegiatan yang terjadi. Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian. Observasi ini dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Observasi langsung dilakukan terhadap obyek di tempat berlangsungnya kegiatan, sehingga observer berada bersama obyek yang diteliti. Dengan observasi dapat memudahkan bagi peneliti untuk mendapatkan data secara mendalam, sebab peneliti sudah melihat sendiri bagaimana keadaan obyek tersebut. Teknik observasi digunakan untuk mendapatkan data-data dari sumber data berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda, dan rekaman gambar. Menurut Hadari Nawawi (1995:100), observasi adalah “Pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak terhadap obyek penelitian".

commit to user

partisipan dipakai untuk menunjuk riset yang dicirikan adanya interaksi sosial yang intensif antara peneliti dengan masyarakat yang diteliti di dalam kehidupan masyarakat. Selama periode ini, data yang diperoleh dikumpulkan secara sistematis dan hati-hati (Robert Bogdan & Steven J.Taylor dalam A Khosin Afandi 1993: 31).

Observasi dapat dilakukan secara formal maupun informal dan tidak hanya sekali saja. Data observasi biasanya berupa deskripsi yang faktual, cermat dan terperinci mengenai keadaan lapangan kegiatan manusia dan situasi sosial. Observasi ini akan dilakukan dengan cara formal dan informal untuk mengamati kegiatan pokok dengan observasi peneliti akan mendapatkan data dari sumber berupa tempat atau lokasi serta gambar dan juga peristiwa. Dengan observasi juga dapat memudahkan bagi peneliti untuk mendapatkan data secara mendalam, sebab peneliti sudah melihat sendiri bagaimana keadaan obyek tersebut.

Dengan demikian peneliti selalu menyadari dirinya harus meningkatkan partisipasinya dalam aktifitas subyek yang diteliti. Dalam beberapa tempat, peneliti diminta memperlihatkan persahabatan dan kemauan baiknya melalui partisipasinya. Peneliti juga terlibat dalam percakapan, menyimak apa yang dibicarakan mengenai sasaran pengamatan, serta mencatat dan mengumpulkan keterangan-keterangan yang diperoleh dalam obyek penelitian.

3. Analisis Dokumen

Analisis dokumen adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam materi yang terdapat dalam arsip dan dokumen. Menurut Yin bahwa dokumen harus digunakan secara hati-hati dan tidak asal diterima sebagaimana adanya dari tempat pengambilanya (Robert. K. Yin.1996:104). Oleh karena itu, dalam hal ini peneliti harus bersikap lebih kritis dan teliti. Teknik analisis arsip dan dokumen ini dilakukan paling awal guna melihat dan menghimpun pengetahuan tentang sumber yang membahas mengenai keberadaan Radio Swara Slenk Fm Sukoharjo, hal ini dimaksudkan agar dalam penyajian laporan akhir tidak mengalami

commit to user

setidaknya tidak menyimpang jauh dari peristiwa yang menjadi obyek penelitian.

Dalam penelitian ini, disamping peneliti berusaha mengumpulkan data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara, maka juga menggunakan analisis dokumen sebagai bahan tertulis untuk melengkapi data-data yang dianggap masih kurang. Cara yang dilakukan adalah dengan mencari teori atau membaca dokumen dan hasil-hasil penelitian terdahulu mengumpulkan data dari arsip tertulis yang relevan atau buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.