Perkembangan Kota

5. Perkembangan Kota

Menurut R Bintarto (1983:36) istilah kota dan daerah perkotaan berbeda karena ada dua pengertian yaitu, kota untuk city dan daerah kota untuk urban, istilah city diidentikan dengan kota. Sedangkan urban merupakan suatu daerah yang memiliki suasanan kehidupan dan penghidupan modern, dapat disebut daerah perkotaan. Dari segi geografi, kota dapat diartikan sebagai suatu system jaringan kehidupan manusia, yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial-ekonomi yang heterogen dan coraknya yang materialistis. Atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami, dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah dibelakangnya. Lokasi kota tergantung dari fungsi kota dalam mengikuti zamannya. Dalam kehidupan sehari-hari kota itu selalu tampak sibuk. Warga kota yang menjadi penghuni kota memerlukan tempat berteduh, tempat bekerja, tempat bergaul, dan tempat menghibur diri, oleh karena itu, kita dapat melihat beberapa aspek social, aspek ekonomi, aspek budaya, aspek pemerintahan dan sebagainya.

Posisi kota adalah hubungan antara kota dengan berbagai fakta alam, baik dimasa lampau maupun sekarang, yang mempengaruhi perkembangannya. Dengan demikian posisi merupakan suatu pengertian nilai yang bersifat relatif, yang perumusannya didasarkan atas faktor-faktor kenyataan dari gejala urbanisasi dan proses perkembangan kota.

Pada umumnya kota selalu dipandang sebagai pusat pendidikan: di mana di kota-kota pendidikan tidak terhitung banyaknya, lebih dari itu kota mempunyai perguruan tinggi. Pusat perdagangan: Sebenarnya menjadi sifat umum dari kota-

commit to user

hanya merupakan penyalur kebutuhan sehari-hari warga kota, ada yang merupakan perantara bagi perdagangan nasional ataupun internasional yang sering disebut dengan enterport. Pusat pemerintahan: Pada umumnya banyak dijumpai pada zaman sebelum revolusi industri. Banyak kota-kota pada waktu itu berfungsi sebagai pusat-pusat politik atau pusat pemerintahan. Pusat kebudayaan: Selain sebagai daerah-daerah yang memiliki seni budaya. Banyak kota-kota yang menjadi tempat rekreasi atau pusat-pusat wisata. Pusat kesehatan: Biasanya terdapat di daerah pegunungan yang memiliki udara bersih dan suhu yang sejuk. Kota-kota seperti inilah pada musim tertentu banyak menarik wisatawan dalam dan luar negeri. Jadi fungsi dan peranannya atau sumber pengaruh atau sumber stimulasinya banyak berasal dari kota.

Menurut BN Marbun (1994:1) di Indonesia kota dan permasalahannya berkembang sangat pesat. Terutama tahun 1950-an setelah perang kemerdekaan, pertumbuhan kota bagaikan meledak dan tanpa rencana. Lain halnya selama perang kemerdekaan 1945-1949, banyak kota di Indonesia menjadi sunyi dan berkurang penduduknya karena banyak penduduk yang mengungsi ke luar kota. Pada kenyataanya kota merupakan tempat bermukim warga kota, tempat bekerja, tempat hidup, dan tempat rekreasi. Oleh karena itu kelangsungan dan kelestarian kota harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai untuk waktu yang selama mungkin.

Menurut N. Daljoeni (1992:20), kota tidak tumbuh dengan sendirinya, melainkan manusialah yang mengembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan sehari-hari, kebutuhan social, ekonomi, politik, dan kebutuhan cultural. Di kota terdapat lapangan hidup baru bagi orang Indonesia (pribumi), baik sebagai nelayan, kuli, pedagang, atau serdadu. Pembangunan kota mengundan urbanisasi, proses yang pada waktu itu memang diperlukan.

Di kota-kota yang sudah maju, kota tidak hanya meluas secara mendatar, tetapi juga menegak. Gedung-gedung bertingkat merupakan ciri-ciri khas untuk kota modern. Kota menjadi daya tarik bagi daerah sekitarnya, dan selalu berusaha mempertahankan kelangsungan hidupnya. Untuk ini, kota harus memiliki

commit to user

mempunyai sumber keuangan atau modal yang besar. Oleh karena itu penghuni atau warga kota banyak yang ditarik berbagai jenis pajak.

Banyak kota yang telah berkembang baik dari segi fisiknya, segi ekonomi, maupun social budayanya. Semua ini dapat dikatakan sebagai hasil kemajuan tekhnologi dan ilmu pengetahuan. Segala kemudahan atau fasilitas untuk hidup di kota dapat dipenuhi, misalnya: a. Perumahan yang memenuhi persyarata kesehatan, b. Kendaraan bermotor yang telah memperlancar kehidupan social ekonomi, c. Jalur-jalur komunikasi berupa surat kabar, telepon, radio, televises, telah banyak dimanfaatkan produk kota. Kota kota itu merupakan pintu gerbang dan penghidupan dari wilayahnya dan mejadi motor penggerak dari pengembangan wilayahnya.

commit to user

Kerangka pemikiran merupakan alur penalaran yang di dasarkan pada tema dan masalah penelitian, maka dapat di gambar sebagai berikut:

Bagan No.1 Kerangka Berfikir Tentang Peranan Radio Swara Slenk Fm

Sukoharjo dalam Mendukung Program Solo Sebagai Kota Budaya Keterangan

Kota budaya merupakan program pemerintah kota Solo untuk menjadikan Solo identik dengan kebudayaan Jawa. Sebagai tindak lanjutnya, pemerintah Solo memiliki program-program untuk mewujudkan Solo sebagai kota budaya. Pelestarian budaya Jawa terlihat jelas di kota Solo, pemerintah melakukan pembangunan-pembangunan di berbagai bidang, pemakaian huruf huruf jawa di setiap bangunan penting kota Solo dan juga acara-acara budaya yang terus digalakkan untuk mendongkrak wisatawan datang ke Solo. Keberadaan beragam

Event- Event Budaya

Radio Swara Slenk FM

Program Pembangunan Pemerintah Kota Surakarta

Solo Kota Budaya

Revitalisasi Benda

Cagar Budaya

Masyarat

Promosi dan Periklanan

Swasta

Siaran Budaya

commit to user

kota Solo terhadap budaya bangsa. Dalam mewujudkan Solo Kota Budaya, pihak yang berperan adalah Pemerintah Kota dan pihak swasta atau masyarakat Solo sendiri. Pemerintah Kota Solo melakukan pembangunan fisik kota Solo dengan melakukan revitalisasi bangunan-bangunan bersejarah. Selain itu, di beberapa sudut kota ini terlihat upaya pemerintah untuk semakin mempercantik wajah kota. Pembangunan taman- taman, jalan, jembatan, perapian PKL, dan pembangunan fungsi komersial serentak dilaksanakan diberbagai titik kota.

Pihak swasta dalam mendukung Solo sebagai kota budaya, melakukan usaha-usaha yang sifatnya mempromosikan kebudayaan-kebudayaan yang ada di Solo kepada masyarakat luas. Radio Swara Slenk Fm merupakan salah satu pihak swasta yang mendukung program Solo sebagai Kota Budaya. Radio Swara Slenk Fm memiliki program-program acara unggulan yaitu pewayangan, kethoprak, dan klenengan. Dari acara-acara yang diadakan, memungkinkan terwujudnya suatu pelestarian budaya lokal Surakarta. Salah satu tujuan diadakannya pelestarian budaya adalah untuk melakukan revitalisasi budaya. Mengenai revitalisasi budaya diperlukan berbagai upaya, yaitu : (1) pemahaman untuk menimbulkan kesadaran, (2) perencanaan secara kolektif, dan (2) pembangkitan kreatifitas kebudyaaan. Radio Swara Slenk Fm mempunyai maksud dan tujuan untuk mempelajari, mengkaji, memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan Jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Dalam penelitian ini, memandang bahwa program Pemerintah yang dicanangkan kota Solo mencetak kota Budaya sangat dipengaruhi oleh media komunikasi, salah satunya melalui program-program yang disiarkan secara masal di kalangan masyarakat. Di Solo terdapat berbagai macam bidang seni tumbuh dan berkembang dengan baik, dan hal ini dapat kita saksikan pada peninggalan-peninggalan yang ada sekarang. Sesuai dengan tujuannya radio Swara Slenk Fm selalu mempergelarkan kesenia-kesenian daerah yang secara rutin di samping pergelaran kesenian dari sanggar-sanggar yang ada di Solo, dengan tidak meninggalkan keadiluhungan nilai-nilai budaya Jawa yang hingga kini masih tampak mewarnai

commit to user

Jawa Tengah.

commit to user

38