Arah pengembangan Budaya di Solo

B. Arah pengembangan Budaya di Solo

1. Solo Sebagai Kota Budaya

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dalam Pasal 1, angka 12, adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir perencanaan. Secara jangka panjang, visi Kota Solo telah dinyatakan dalam Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2001 tentang Visi Misi Kota Solo. Rumusan visi kota Solo dalam dokumen Visi Misi Kota Solo tersebut adalah: “Terwujudnya kota Solo sebagai Kota Budaya yang bertumpu pada potensi Perdagangan, Jasa, Pendidikan, Pariwisata dan Olah Raga”. Maksud kota Solo sebagai kota budaya dalam dokumen visi misi

kota Solo itu adalah kota yang pengembangannya berwawasan budaya. Dalam arti luas, yang seluruh komponen masyarakat dalam setiap kegiatannya menjunjung tinggi nilai-nilai luhur, berkepribadian demokratis-rasional, berkeadilan sosial, menjamin Hak Asasi Manusia (HAM) dan menegakkan supremasi hukum dalam tatanan masyarakat (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Solo 2005- 2010).

Solo adalah kota yang dinamis, yang dihuni oleh berbagai etnis, seperti Cina, Arab yang lebih dominan, mereka hidup ditengah kekentalan budaya Keraton Surakarta yang menjunjung tinggi adat istiadat dan tradisi Jawa warisan

commit to user

masing-masing tidak bersinggungan, bahkan saling mendukung dan menghargai. Arahnya jelas Solo menuju kota budaya dan kota history. Batik berkembang pesat, sekarang tidak hanya untuk keperluan resepsi atau jagong tetapi sudah menjadi trend dari anak-anak sampai orang tua telah berbusana batik. Festival jenang, tumpeng 1000, Solo menari, serta festifal wayang merupakan bukti bahwa semua itu tidak hanya jadi historis tapi harus dikenalkan pada generasi zaman kini, supaya tidak tergerus liberalisme. Saat ini kota Solo tengah giat-giatnya membangun, baik dari segi ekonomi maupun budaya. Berbagai atraksi seni budaya juga terus digelar untuk meningkatkan wisatawan yang datang ke kota Solo. Agenda budaya tahunan juga masih menjadi andalan kota Solo untuk menarik wisatawan, seperti Malam Sekaten, Gunungan Maulud Nabi, serta agenda seni lainnya. Pada bulan April juga digelar karnaval batik tingkat internasional dan ini diharapkan akan digelar secara periodik di Kota Solo.

Pada dasarnya di dalam pelestarian budaya terdapat unsur atraksi dan aksesbilitas tidak boleh dilupakan. Unsur atraksi dilakukan dengan menghidupkan kembali permainan (dolanan) tradisional, wisata tematik seperti wisata religi, kuliner dan lain-lain. Aksesbilitas dipenuhi melalui penyediaan tempat informasi yang representative dan ditangani oleh orang profesional berbasis pada keramah- tamahan (hospitality). Di samping itu dipakai peralatan pemasaran dan pencitraan yang teritegrasi dan simultan. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah kota Solo antara lain: kebijakan edukasi melibatkan, pertama, strategi pemahaman terhadap aspek kognitif (cognitive) berupa penalaran dan pemahaman yang dikombinasikan dengan aspek afektif (affective) yang berkaitan dengan cita rasa tentang arti pentingnya pelestarian pusaka (heritage) dengan memberikan introduksi kepada masyarakat untuk memiliki rasa handarbeni kebudayaan, sehingga perlu diberikan sejak usia dini.

Langkah-langkah dalam pelestarian kebudayaan yang harus diperhatikan yaitu:

a. menyampaikan nilai-nilai yang terkandung di dalam kesenian kepada masyarakat.

commit to user

sehingga tidak terkesan membosankan, mengingat seni budaya lokal akan berhadap-hadapan secara frontal dengan budaya asing.

c. perlu dilakukan modifikasi terhadap performance seni pertunjukan (bukan dalam pakemnya) misalnya kostum, cara penyelenggaraan dan cara memberikan pelajaran.

d. pelestarian heritage, misalnya wayang kulit yang telah ditetapkan sebagai pusaka dunia (world heritage), macapat dan kethoprak dengan memberikan ruang untuk tampil dan memasukkannya sebagai muatan lokal pada kurikulum pendidikan yang dimulai sejak sekolah dasar.

e. mempertahankan penggunaan busana dengan motif batik dan lurik. Misalnya dengan mewajibkan pegawai instansi di Solo baik negeri maupun swasta untuk menggunakan busana bermotif batik atau busana tradisional Jawa lengkap peranakan (baju lurik) pada hari Kamis. Hal ini selain mendorong orang untuk bangga terhadap motif lokal juga akan meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya pengrajin atau pengusaha kecil dan menengah yang menanganinya.

f. menjaga budaya kedisiplinan, ketertiban dan keteraturan. Hal paling kecil yang dapat dilakukan adalah membuang sampah. Selain itu, tata krama, unggah-ungguh yang lekat dengan budaya Jawa mulai disosialisasikan kembali baik melalui institusi formal seperti sekolah maupun non-formal (keluarga). Budaya ini harus ditanamkan sejak dini.

g. pelestarian seni tari dan kerawitan dimulai dari institusi pemerintah dengan mewajibkan anggota unit untuk mempelajarinya. Pada acara tertentu diadakan lomba antar unit ditambah kelompok masyarakat yang ingin bergabung (Wawancara dengan Drs. Budy Sartono, M.Si selaku Kepala Bidang Pelestarian, Promosi, dan Kerjasama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo, tanggal 16 April 2012).

Solo yang selama ini dikenal sebagai kota budaya dalam banyak hal juga masih banyak permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan rendahnya masyarakat dalam mengapresiasi seni, budaya dan pariwisata. Perumusan Solo

commit to user

sebagai cerminan pola hidup, pemikiran dan berbagai ekspresi emosi akan menggambarkan sejauh mana tingkat peradaban suatu kelompok masyarakat. Perkembangan budaya global saat ini harus disikapi dengan arif dan bijaksana terutama bagaimana pengaruh budaya global (inkulturisasi) mampu memberikan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan menghindarkan dari berbagai degradasi khususnya berkaitan dengan nilai-nilai luhur yang telah dimiliki oleh masyarakat Solo selama ini. Seperti perilaku sopan santun dan andap asor.

Satu hal yang masih menjadi permasalahan adalah berkaitan dengan sejauh mana komitmen masyarakat di dalam memelihara nilai-nilai budaya dan kemudian mampu mengaplikasikan dalam berbagai tata kehidupan kota khususnya dan secara nasional bahkan menjadi tantangan setidaknya mampu dikenali secara global pola dan tata nilai budaya yang dimiliki. Hal ini tentu berkaitan dengan bagaimana harus melestarikan, meningkatkan kualitas, mengaplikasikan serta mempromosikan sebagai sebuah aset budaya yang bernilai.

Sebagai cerminan Solo kota budaya dalam mengembangkan dan mengaktualisasi nilai-nilai budaya, pemerintah kota Solo melakukan kebijakan yang diarahkan untuk: a. memperkuat basis identitas moral masyarakat sebagai filter atas masuknya nilai-nilai budaya yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur budaya yang telah hidup dalam masyarakat. b. mendorong modernisasi tata kehidupan masyarakat kota dengan mendasarkan pada asas-asas nilai-nilai budaya sebagai identitas kota. c. revitalisasi asset-asset budaya lokal. d. menumbuhkan kecintaan terhadap hasil karya dan budaya sendiri (http://Solomisme-Visi-Misi- Kota-Solo.htm diakses tanggal 20/1/ 2012 ).

Akulturasi nilai-nilai budaya yang mengarah pada peningkatan kualitas budaya dan kehidupan. Untuk mencapai prioritas ini kebijakan diarahkan untuk: a. memberikan porsi yang wajar terhadap berkembangnya berbagai kebudayaan sebagi wujud aktualisasi setiap komponen masyarakat kota, b. membangun landasan yang kuat dalam menjalin kerukunan inter dan antar umat beragama, c. mendorong peningkatan kreativitas budaya dalam rangka memajukan dan mengembangkan budaya lokal melalui berbagai event dan kegiatan budaya.

commit to user

identitas budaya. Perkampungan yang unik dapat berfungsi sebagai tempat tinggal lengkap dengan ekobudaya yang menghormati eksistensi pengetahuan tradisional, bahan baku serta keanekaragam budaya lokal. Daerah perkotaan yang khas seperti pecinan, kauman dan pekojan direvitalisasi beserta pola hidup dan kebudayaan yang dihasilkan (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Solo 2005- 2010).

2. Strategi Pengembangan Budaya di Solo

Strategi revitalisasi budaya untuk mewujudkan program Solo sebagai kota budaya diterapkan melalui pendidikan formal (sekolah) dan jalur non formal melalui agen-agen keluarga, kelompok bermain dan sebagainya. Setelah itu juga dilakukan sosialisasi yang berkesinambungan dengan penekanan pada perbaikan terus menerus (continues improvement) untuk merevitalisasi adat-istiadat terutama yang mulai dilupakan masyarakat. Adat-istiadat termasuk praktik kehidupan keseharian masyarakat merupakan obyek wisata budaya yang tidak habis dimakan zaman. Keanekaragaman budaya (cultural diversity) selalu menarik wisatawan untuk dilihat karena menjadi ukuran variasi kehidupan manusia sehingga merefleksikan hubungan antara manusia dan lingkungan alamnya.

Keterampilan (soft skill) dengan fokus pada aspek konatif (conative) yang berhubungan dengan daya cipta dan karsa manusia perlu dikembangkan. Imlementasi strategi ini dapat melalui sekolah dengan menggalakkan prakarya seperti tenun, anyaman bambu atau jalur koperasi, kelompok sadar wisata, kelompok usaha dan sebagainya. Kemudian dapat pula diadakan bengkel kerja (workshop) di setiap kecamatan yang dapat mengajarkan ketrampilan praktis untuk menunjang ekonomi keluarga, misalnya pembuatan sangkar burung. Agar tidak jenuh, setiap periode tertentu perlu diadakan lomba dengan insentif yang merangsang minat untuk berkarya.

Beberapa kebijakan yang dilakukan pemerintah kota Solo sebagai upaya mengimbangi teknologi barat yang merasuk pada segala aspek kehidupan terutama kebudayaan dan pariwisata antara lain:

commit to user

sesumber bahan baku lokal. Taktik yang dilakukan adalah melakukan perencanaan kegiatan sosial-budaya secara tepat dengan menempatkan guru kebudayaan seperti seni tari, musik, kerawitan selain ke sekolah-sekolah juga ke ranah masyarakat seperti kelurahan bahkan kampung-kampung dengan koordinasi pemimpin wilayah yang formal (camat, lurah, ketua RW atau ketua RT) atau tokoh masyarakat. Di samping itu, perlu didukung pula oleh ahli manajemen untuk membantu mengorganisasi seni pertunjukan.

b. melakukan perlindungan budaya secara terintegrasi melalui pengayaan keanekaragaman wisata budaya berbasis komunitas (misalnya wisata spritual dan religi, wisata kuliner dan lain-lain) serta pelestarian benda cagar budaya yang menjadi identitas dan landmark kota Solo. Kemudian memberikan penghargaan kepada khalayak ramai yang memberikan kontribusi pada dunia senibudaya setiap periode tertentu. Namun juga menindak tegas bahkan mencari ke akar-akarnya pelaku graffiti yang mengganggu keasrian dan keindahan.

c. memberdayakan komunikasi dan melakukan pencitraan terhadap kota Solo secara optimal melalui teknik pemasaran yang terintegrasi (misalnya leaflet, baliho, ekspo, brosur, e-tourism, dan yang terpenting karena sifatnya yang efektif dan efisien adalah word of mouth (pemasaran melalui mulut ke mulut) dan penyediaan pusat informasi pariwisata yang up to date didukung sumberdaya yang memadai dan representatif. Tenaga kerja pada pusat informasi sebaiknya ditunjuk dari person, bukan karena tingkat eselon atau jabatannya akan tetapi memang murni pada professionalitasnya. Radio Swara Slenk mempunyai peran yang signifikan dalam hal ini. Program acara yang diselenggarakan Radio Swara Slenk erat berkaitan dengan budaya Jawa. Sebagai media komunikasi, Radio Swara Slenk berusaha menampilkan kembali kebudayaan-kebudayaan Jawa sebagai pendukung langkah pemerintah dalam pemberdayaan

commit to user

diwujudkan dalam pengemasan program siaran, sarana dan prasarana pendukung, kualitas personal, sistem manajemen, serta aktualitas fungsional Radio. Radio Swara Slenk Fm “Radio Budoyo Panjenengan ” sebagai media pengantar yang bersegmentasi budaya denagn menciptakan audiensi sebagai objek sekaligus subjek yang dapat terlibat secara langsung dalam program siaran yang dikemas secara smart, fresh, frendly, and, fun serta secara obyektif dan natural.

d. menjaga pelestarian dengan berbasis masyarakat lokal yaitu menjaga nilai pranata sosial, tata-krama, unggah-ungguh dan kedisiplinan serta keteraturan. Hal ini dapat dimulai dengan penataan PKL, juru parkir yang terkesan semrawut dan anarkis. Selanjutnya, tentu melalui institusi formal, diajarkan kepada siswa sejak usia dini bagaimana perlunya memberikan respek kepada orang yang dituakan dan sebagainya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah menjaga identitas, integritas dan nilai budaya masyarakat seperti gotong- royong, rembug desa atau rembug warga, pengembangan wilayah kota yang unik seperti kampung dan pecinan sebagai penginapan yang ramah lingkungan dan daerah ekobudaya dengan menonjolkan eksistensi kekhasan lokal-tradisional. Misalnya karena pecinan merupakan wilayah khas etnis cina, maka pertunjukan barongsai menjadi unggulan, sedangkan kampung yang menjadi kosa kata bahasa Inggris kampoong adalah daerah unik karena secara faktual ada di daerah urban tetapi cara hidup warganya masih semi perdesaan. Kehidupan yang dualistik ini sangat menarik untuk dikembangkan menjadi obyek dan daya tarik wisata (wawancara dengan Drs. Budy Sartono, M.Si tanggal 16 April 2012).

Pengembangan kota Solo sebagai kota budaya sudah diwujudkan melalui berbagai kegiatan dan pembangunan infrastruktur kota dengan memasukkan unsur-unsur budaya Jawa didalamnya. Berbagai slogan dibuat untuk mendukung ikon kota Solo sebagai kota budaya seperti Solo the Spirit of Java, solo the

commit to user

pembangunan dalam berbagai sektor yang menonjolkan kultur Jawa sebagai identitas kota Solo.

Pemerintah daerah di kawasan Subosukawonosraten, (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten), atau sekarang populer dengan sebutan Solo Raya menyadari perlunya sebuah brand yang dapat dijadikan sebagai identitas bagi kotanya. Berdasar hal tersebut, pemerintah daerah sepakat untuk membuat suatu kebijakan dengan menciptakan suatu identitas wilayah. Identitas itu, diharapkan akan terbangun image Kota Solo sebagai pusat kebudayaan Jawa.

Solo ingin membangun citra baru, sebagai kota yang selalu dikenang sebagai pusat perkembangan kebudayaan Jawa. Berdasarkan hal tersebut dan dengan mempertimbangkan kemampuan potensial yang dimiliki, akhirnya tercipta

slogan “Solo, The Spirit of Java”. Peluncuran slogan ini berkaitan dengan usaha memasarkan wilayah Subosukawonosraten. Slogan itu melekat sebagai identitas wilayah Solo, dan akan menjadi trade mark bagi setiap promosi dan usaha mengangkat produk unggulan ke dunia internasional. Dengan slogan baru ini, pemerintah daerah di wilayah Subosukowonosraten menawarkan keunikan wilayahyang meliputi : a. Kekayaan peninggalan warisan budaya, b. Kekhasan karakter masyarakat, terutama kehangatan dan keramahan, c. Kekuatan tradisi perdagangan dan industri yang tangguh (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Solo 2005-2010).

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kota Solo bertanggung jawab melaksanakan kewenangan otonomi daerah dalam bidang kebudayaan. Setiap wewenang dan tugas harus berdasarkan tugas pokok dan fungsi yang sudah dirumuskan dalam rencana pembangunan jangka menengah pusat dan daerah. Pada dasarnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah kota Solo yang bertugas mengembangkan potensi kebudayaan dan pariwisata, yang mana dalam pelaksanaannya Dinbudpar menggunakan berbagai kegiatan komunikasi pemasaran.

commit to user

Pariwisata kota Solo adalah sebagai berikut:

a. Periklanan Iklan merupakan suatu bentuk penyajian promosi. Menurut masyarakat periklanan Indonesia, definisi iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat (Rhenald Khasali 1995:11) dinas kebudayaan dan Pariwisata kota Solo selaku pemasar melakukan kegiatan periklanan, antara lain sebagai berikut:

1) Pembuatan dan penyebaran leaflet, brosur, booklet, VCD kalender event ataupun VCD event atau pertunjukkan budaya dan kesenian kota Solo. Sejak 2009 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata telah memproduksi ribuan kalender event, kalender ini merupakan jadwal event budaya dan kesenian yang diselenggarakan pemerintah kota Solo. Pembuatan brosur dan leaflet untuk tempat-tempat wisata baik tempat wisata lokal atau dalam wilayah kota Solo maupun brosur tempat wisata unggulan se-Solo Raya. Booklet yang sudah berisi lengkap, mulai dari kalender event, brosur, leaflet serta VCD kalender event dibuat berdasarkan kebutuhan untuk menghemat biaya. VCD kalender event memuat cuplikan event atau obyek yang cukup informatif dengan disertai gambar, tempat, tanggal, dan tentunya waktu pelaksanaan. VCD ini juga telah ditayangkan di videotron di Solo yang terletak dipertigaan Manahan Solo.

2) Pembuatan dan pemasangan media informasi acara kebudayaan dan pariwisata Pemasangan media informasi untuk acara kebudayaan dan pariwisata yang seperti baliho di berbagai tempat. Terutama adalah spanduk mini di sekitar jalan utama kota Solo yaitu sepanjang Slamet Riyadi dan diberbagai baliho yang terletak diakses jalan masuk kota Solo. Yang menunjukkan adanya event budaya dan selalu terpasang info event budaya dan kesenian, menunjukkan bahwa banyaknya kegiatan budaya

commit to user

kalender event dan berbagai cuplikan event budaya dan kesenian pada videotron yang terletak di Manahan.

3) Kerjasama dengan media Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Solo melakukan kerjasama dengan media massa baik media cetak maupun elektronik. Event budaya dan kesenian yang sedang berlangsung di Solo, seperti SIEM, SIPA, SBC, dan masih banyak event lainnya yang kini banyak diadakan tentunya semakin menunjukkan budaya yang ada di kota Solo diliput oleh media massa tersebut.

b. Promosi Penjualan Promosi penjualan yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Solo bisa dilakukan secara rutin maupun sewaktu-waktu. Bentuk komunikasi pemasaran Dibudpar yang termasuk dalam kategori promosi penjualan antara lain:

1) Pameran Pameran merupakan cara komunikasi pemasaran yang sudah menjadi agenda tahunan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota solo baik pameran skala lingkup kota Solo, se-Solo Raya, tingkat Jawa Tengah, atau tingkat nasional, antara lain pameran yang menunjukan Solo sebagai kota budaya.

2) Karnaval atau Kirab Budaya Solo sejak tahun 2010 memiliki julukan kota karnaval, karena banyaknya jadwal kegiatan budaya dan seni karnaval yang diadakan. Karnaval biasanya berlangsung di sepanjang Jalan Slamet Riyadi, yaitu jalan utama kota Solo.

3) Promosi Kesenian Keluar Daerah Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan. Kesenian mencakup kesenian tradisional daerah kota Solo. Promosi kesenian kebudayaan dan pariwisata merupakan kerjasama yang sinergi, baik dan tepat

commit to user

khalayak umum.

4) Travel Dialog atau Bisnis Meeting Berbagai dialog dan pertemuan antara para pihak penyedia jasa dalam pariwisata budaya tentang berbagai rencana dan kerjasama dalam mengolah pariwisata budaya di kota Solo. Dialog dilakukan untuk menemukan langkah-langkah bagaimana mengenalkan Solo sebagai kota budaya kepada masyarakat.

Promosi penjualan dilakukan bukan semata-mata untuk merangsang pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli konsumen, tetapi untuk meningkatkan minat kunjungan ke berbagai obyek dan daya tarik wisata di kota Solo. Adapun keuntungan dari kegiatan promosi penjualan ini antara lain:

1) Promosi penjualan dapat menarik minat para calon wisatawan untuk

berkunjung ke obyek wisata di kota Solo.

2) Promosi penjualan memberikan rangsangan tersendiri kepada calon wisatawan, karena calon wisatawan akan mendapatkan informasi yang lengkap baik lisan maupun tertulis (melalui leaflet, brosur, dsb), dan juga bisa melihat langsung melalui stand pameran atau travel dialog.

3) Promosi penjualan dirancang sedemikian rupa agar menarik, misalnya dari segi penampilan pameran dibuat semenarik mungkin, dengan tujuan agar calon wisatawan tertarik untuk mengunjungi stand, dan selanjutnya tertarik untuk berkunjung ke obyek wisata.

c. Hubungan Masyarakat Dalam rangka kerjasama dengan masyarakat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Solo melaksanakan bimbingan wisata. Misalnya melalui pemberdayaan pokdarwis di kota Solo, yang bertujuan untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat. komunikasi yang dilakukan adalah komuniksi langsung atau face to face.

commit to user

kelurahan yang tidak banyak diketahui dan dari penyuluhan ini, maka dapat tersosialisasikan ke masyarakat. Banyaknya unit usaha yang dibentuk semakin memperbanyak budaya kota Solo yang bermunculan ke masyarakat.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berusaha secara maksimal untuk memperkenalkan Solo kota budaya kepada masyarakat umum (wawancara dengan Drs. Budy Sartono, M.Si, tanggal 16 April 2012).

3. Faktor Pendukung dan Penghambat terwujudnya Solo Kota Budaya Sukses tidaknya mempromosikan Solo kota budaya oleh pemerintah dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata pasti dipengaruhi oleh faktor pendukung dan penghambat.

a. Faktor Pendukung

1) Keanekaragaman Budaya Kota solo memiliki potensi budaya dan sejarah yang sangat kuat, disamping karena masih adanya keraton Kasunanan dan Magkunegaran juga karena banyaknya benda dan peninggalan masa kerajaan Mataram. Mulai dari arsitek bangunan, batik, keris, dan masih banyak lagi tempat atau desain yang memiliki nilai budaya tinggi hingga adanya perguruan tinggi kesenian nasional di kota Solo. Banyaknya potensi budaya dan sejarah yang dimiliki menjadikan Solo mempunyai nilai lebih dibandingkan daerah lain. Banyaknya potensi budaya dan sejarah telah menjadikan kota Solo sebagai salah satu kota tujuan wisatawan. Menjadikan semakin hari Solo semakin dikenal di dunia internasional, itu menunjukkan bahwa nilai budaya dan sejarah di Surakarta mempunyai daya tarik yang besar, dapat dilihat dari semakin besarnya partisipasi masyarakat dan pemerintah dalam setiap event budaya dan seni yang diadakan di kota Solo.

commit to user

Keberhasilan suatu program ataupun kegiatan diperlukan suatu kerjasama dari semua pihak. Kegiatan promosi Solo kota budaya membutuhkan kerjasama yang seinergi antara beberapa elemen pendukung, antara lain: pemerintah, produsen pariwisata, masyarakat, dan dunia usaha. Adanya dukungan dari elemen-elemen tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kesuksesan Solo sebagai kota budaya.

3) Tersedianya fasilitas dan Infrastruktur Fasilitas dan infrastruktur yang ada di Solo antara lain: jaringan jalan, listrik, telepon, taman kota, city walk, stadion olahraga, pusat- pusat perbelanjaan, dan sebagainya. Fasilitas akomodasi yang terdiri dari tempat-tempat penginapan, hotel, dan home stay milik swasta dan pemerintah. Serta telah banyaknya relokasi bagi para pedagang kaki lima ke tempat yang lebih layak, sehingga kota menjadi lebih rapi meskipun memang belum bisa semuanya namun setidaknya sudah banyak lebih rapi. Fasilitas dan infrastruktur sangat penting bagi kelancaran kegiatan promosi Solo sebagai kota budaya. hal ini telah diperhatikan dengan baik oleh pemerintah dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan para penyedia fasilitas wisata budaya di Solo. Seperti pengusaha perhotelan, rumah makan, jasa, maupun para pedagang. Infrastruktur kota Solo juga telah memadai, dapat terlihat kondisi jalan menuju obyek wisata sudah cukup baik dan diaspal. Fasilitas transportasi juga cukup memadai, ada bus, kereta wisata, becak, andong, dan sebagainya. Sedangkan untuk listrik dan jaringan telepon juga sangat baik di kota Solo ini.

4) Lokasi Kota Solo yang Strategis Kota Solo terletak dipertemuan antara jalur Selatan Jawa dan jalur Semarang-Madiun, yang menjadikan posisinya yang strategis sebagai kota transit. Jalur kereta api dari jalur utara dan jalur selatan Jawa juga terhubung di kota ini. Lokasi Solo yang mudah dicapai

commit to user

Yogyakarta, karanganyar, dan Semarang menjadikan kota Solo sebagai tempat wisata yang diperhitungkan.

b. Faktor Penghambat

1) Citra Budaya Solo yang Mulai Memudar Nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat kota Solo telah memudar karena berbagai modernisasi dan beragam kebudayaan asing, khususnya dikalangan anak muda. Selain itu gencarnya musik-musik asing selalu menjadi tren anak muda semakin membuat musik tradisional semakin terpinggirkan. Serta kurang diperhatikannya perawatan dan pemeliharaan berbagai bangunan yang bernilai budaya tinggi. Sehingga banyak yang tidak tampak atau bahkan rusak.

2) Dana yang Terbatas Terbatasnya dana yang bisa dianggarkan pemerintah kota Solo merupakan suatu kendala yang besar dalam mewujudkan Solo kota budaya.

3) Sumber Daya Manusia yang Minim Keterbatasan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang mempengaruhi kinerja dari sumber daya manusia itu sendiri sehingga sasaran dan tujuan pemerintah belum terlaksana secara optimal.

4) Kesadaran Budaya yang Masih Kurang Hambatan yang timbul dalam usaha membangun Solo sebagai kota budaya adalah masih kurangnya kesadaran masyarakat akan budaya tradisonal. Misalnya dengan mencorat-coret cagar budaya, dan tmenjual benda-benda yang bernilai sejarah, serta kurangnya kepedulian masyarakat dalam melestarikan budaya dan kesenian Jawa (wawancara dengan Drs. Budy Sartono, M.Si, tanggal 16 April 2012).

commit to user

1. Peranan Warseno Slenk sebagai Penggagas Pendirian Radio Swara Slenk Fm Ir. Warseno Harjodarsono, Msi. Lahir di Klaten, 18 Juni 1965. Dikenal dengan sebutan Ki Warseno adalah adik Ki Anom Suroto. Warseno seorang dalang yang lahir di desa Juwiring Kabupaten Klaten dari Ibu Sawini seorang petani dipedesaan dan ayahnya juga seorang dalang terkenal di Jawa yang bernama Sadiyun Hardjo Darsono dan kakeknya pun seorang dalang wayang kulit Ki Harjo Martono. Warseno merupakan keturunan dalang atau seniman yang mumpuni. Dari 11 saudaranya, Warseno populer dengan julukan dalang Slenk

yang artinya “Suko Lelangen Edining Kabudayan” karena kepiawaiannya memadukan musik pentatonis dan deatonis, banyak kaset VCD-VCD yang beredar di seluruh Indonesia bahkan sampai luar negeri pada saat itu. Warseno

adalah sosok intelektual muda yang mampu menyelesaikan studinya di Universitas Tunas Pembangunan Solo di bidang pertanian dan mendapatkan bea siswa dari Pemerintah dan meneruskan S2 Magister Administrasi Publik di Universitas Gajah Mada. Hampir seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke telah memanggilnya untuk mendalang.

Berawal dari lawatan di berbagai Negara Eropa bersama Ki H Anom Soeroto yang tidak lain adalah kakak kandung dari Ki Warseno Slenk, dalang kondang asal Solo yang mendapat kehormatan untuk menggelar pertunjukan wayang kulit di beberapa negara terutama di berbagai belahan negara Eropa. Pada tahun 1987, Ki Warseno Slenk masih sebagai mahasiswa semester satu di Universitas Tunas Pembangunan Solo di fakultas pertanian, mengikuti rombongan yang beberapa minggu ikut berkeliling ke Negara Eropa dalam mengadakan pentas pertunjukan wayang kulit.

Kesempatan besar Ki Warseno Slenk dapat berkunjung di beberapa radio di Eropa diantaranya radio BBC london, termasuk Radio Bongso Jowo di

Denhag Belanda, berawal dari keempatan itu Ki Warseno Slenk mengenal radio,

apalagi saat melihat secara langsung dan materi radio termasuk program siarannya yang serba menggunakan bahasa Jawa Kuno. Ketertarikan Ki Warseno Slenk

commit to user

ketika tampil di luar negeri. Setelah pulang ke Indonesia Ki Warseno Slenk bermimpi dan tetap terus berangan-angan ingin mendirikan stasiun radio seperti yang ada di Denhag, berbagai segala upaya terus dilakukan dan selalu berguru pengalaman di beberapa radio di Indonesia, termasuk di Jogjakarta dengan meneruskan studi di UGM. Ternyata impian baru terwujud pada tahun 2000, setelah mengajukan proses berdirinya radio dibantu oleh beberapa pakar radio dari Solo yaitu Bapak Susilo Muslih (Radio Madegondo) dan Bang IG (PTPN). Warseno yang merasa dulunya sebagai pemrakarsai pakeliran yang hura-hura dan kolaboratif dengan memadukan dan menambahkan berbagai alat musik barat dan etnik, pada akhirnya Warseno berketetapan mengembalikan pakeliran wayang pada proporsi sebagaimana aslinya. Ketetapannya untuk Back to Basic didorong faktor pendangkalan- pendangkalan estetika karena tidak disertai dengan suatu pencarian yang mendalam, hanya sekedar ikut-ikutan. Ki Warseno mendedikasikan segala kemampaun berkeseniannya untuk menegakkan moral sebagai makhluk Tuhan. Hal ini diwujudkan tidak saja dalam berkesenian namun merasa pula bertanggungjawab untuk menyeberluaskan pandangan berkeseniannya itu dengan mendirikan sebuah Stasiun Radio Suara Slank yang mempunyai program yang didominasi kesenian dan kebudayaan Jawa ( Profil Radio Swara Slenk Fm dalam http://ki-warsenoslenk-dalang.com/ index.php/ profilslenkfm diakses tanggal 27 Desember 2011 )

2. Lahirnya Radio Swara Slenk Fm

Perkembangan budaya dan teknologi dalam bidang komunikasi yang semakin mempertajam peran pentingnya radio sebagai media hiburan, informasi, publikasi, promosi, dan edukasi bagi audiensi, lembaga, pelaku usaha, dan masyarakat secara umum, maka program radio sebagai salah satu wujud perkembangan bentuk radio telah dan akan terus menciptakan jawaban dari kebutuhan masyarakat terhadap fungsi dan peran radio tersebut.

commit to user

terealisasi dengan mendirikan stasiun radio yang bernuansa seni. Namun, mendirikan stasiun pemancar radio tidaklah murah dan mudah, dengan niat yang bulat Ki Warseno Slenk menjual aset-aset yang dimiliki waktu itu, sebuah mobil land kruiser, mercy, dan sebuah sedan corola, untuk mewujudkan impian Ki Warseno Slenk. Radio swara Slenk secara resmi lahir pada 21 Januari 2002. Pada awalnya ijin resmi dari kominfo pada waktu itu adalah 95,65 Fm namun adanya reorganisasi, sekarang Radio Swara Slenk FM menempati frekuensi 92,5 Fm sampai sekarang dan pada saat ini juga mengalami beberapa pergeseran untuk menunjang perkembangan radio pada umumnya dari Radio Swara Slenk menjadi Slenk FM 92,5 kulturnya radio Solo Indonesia (Wawancara dengan Bp. Warseno Slenk, 17 Februari 2012).

Badan usaha Radio Swara Slenk bernama PT Radio Swara Slenk yang memiliki NPWP 02.000.270.5.532.000 dengan call sign PM 4 FBU yang memiliki kekuataan pemancar yang maksimal. Radio Swara Slenk secara resmi terdaftar di Departemen Kehakiman RI dengan no. pengesahan C-00172.HT.01.01.TH.2001. radio Swara Slenk terletak di desa Kranggan RT 02 RW 18 makam haji, kartasura, sukoharjo. Alamat website www.slenkfm.com. Radio slenk fm sudah berkembang hingga eks karisidenan Surakarta, meliputi: Solo, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, Klaten (Subosukowonosraten). Format musik di radio Swara Slenk dibagi mernjadi: dangdut 20%, campursari20%, pop Indonesia 30%, pop barat 5%, karawitan dan lain-lain 25%. Radio Swara Slenk memiliki perbandingan pendengar sebesar 45% laki-laki dan 55% perempuan, yang dikategorikan ke dalam pembatasan usia: dibawah 20 th sebanyak 15%, 20-30 tahun seanyak 30%, 30-40 tahun sebanyak 35%, dan diatas 40 tahun sebanyak 20% (Company Profile Radio Swara Slenk Fm tahun 2011).

3. Tujuan Pendirian Radio Swara Slenk Fm

Radio Swara Slenk merupakan radio non pemerintah. Sebagai lembaga yang terstruktur Radio swara slenk memiliki visi dan misi sebagai tujuan organisasi. Meskipun tujuan tersebut tidak terlepas dari obsesi bagi pendirinya.

commit to user

karena merasa miris terhadap kebudayaan Jawa yang begitu melimpah tetapi belum terdapat media pelestariannya. Selain itu Ki Warseno Slenk merasa ngiri melihat keberadaan radio Bangsa Jawa di Denhag, kenapa di Eropa ada radio yang eksis dengan melestarikan budaya –budaya Jawa, sedangkan waktu itu di Indonesia jarang ditemukan radio-radio yang melestarikan Budaya Jawa, Sebagai generasi tua Ki Warseno Slenk merasa prihatin dengan generasi muda yang kurang mengerti dengan seni dan budaya Jawa. Bentuk keprihatinan akan budaya yang sudah tidak dikenal oleh generasi masa kini, bentuk kepeduliannya dengan promosi, nguri-nguri, melestarikan budaya sesuai dengan fasilitas audio broadcast yang sederhana dan berulang-ulang, mencerna, himbauan apa yang disampaikan, tanpa harus susah meluangkan waktu untuk mencerna tulisan. Dengan kata lain disambi apapun orang bisa mendengarkan radio. Akhirnya Ki Warseno Slenk mencoba berbagai program dengan mempertajam siaran Budaya lokal terutama wayang dan gending-gending klenengan ditambah budaya nusantara, dengan materi tersebut ternyata mampu mengambil hati pendengar di wilayah Surakarta maupun diluar Solo yang dapat menerima pancaran Radio Swara Slenk. Sampai sekarang kultur budaya Jawa termasuk wayangkulit dan klenengan, mampu memberikan inspirasi untuk masyarakat dan seniman maupun budayawan, tentunya juga budaya-budaya nusantara pada umumnya. Melalui pentas wayang kulit diberbagai tempat Ki Warseno juga bisa menggaet publik pendengar dan mempromosikan eksistensi serta program-program siaran radionya. Simbiosis mutualisme kedua jenis media itu tentu diharapkan bisa menarik iklan sebanyak- banyaknya untuk bekal pengemabngan dan kelangsungan Radio Swara Slenk Fm (Wawancara dengan Bp. Warseno Slenk, 17 Februari 2012).

Dengan berdirinya Radio Swara Slenk ini, seni kebudayaan Jawa perlahan dapat dilestarikan mulai dari mocopat, wayang kulit, klenengan, dan ini terlaksana secara konsisten dalam acara di Radio Swara Slenk Fm. Dengan sesanti “Radio Budoyo Panjenengan, Luhuring Budaya ngangkat Drajating Bangsa yuk nyes ” yang artinya peradaban peradaban bangsa dapat dikatakan tinggi apabila memiliki kebudayaan yang tinggi pula. Majunya suatu bangsa terletak pada

commit to user

besar Ki Warseno Slenk sendiri, para seniman dan budayawan, pemerhati seni, pelestari dan pengembang budaya tradisi (Wawancara dengan Ibu Mustoko Eni,

10 Februari 2012).

4. Lokasi

Sejak berdiri sampai sekarang lokasi Radio Swara Slenk Fm terletak di Kranggan RT O2 RW 18 Desa Makam Haji, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, propinsi Jawa Tengah. Lokasi tersebut dapat dijangkau menggunakan kendaraan umum dari Solo dengan waktu tempuh kurang lebih setengah jam. Desa Makam Haji merupakan daerah topographi dataran tinggi yang mempunyai luas 207388,53 ha, dengan jumlah penduduk 17.748 jiwa. Desa Makamhaji berada sekitar 5 km ke arah timur dari kecamatan Kartasura dan 20 km ke arah barat dari kabupaten Sukoharjo. Jarak tempuh dari desa Makamhaji ke kecamatan Kartasura sekitar 10 menit perjalanan, dan 30 menit ke kabupaten Sukoharjo. Desa Makamhaji memiliki batas-batas sebagai berikut: sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Pajang Kotamadya Surakarta, sebelah selatan berbatasan dengan desa Gentan, sebelah barat berbatasan dengan desa Gumpang, dan sebelah utara berbatasan dengan desa Pabelan (Profil Desa Makamhaji tahun 2011).

5. Bangunan Radio Swara Slenk Fm

Kompleks Radio Swara Slenk Fm yang terletak di Desa Kranggan, Makamhaji ditempati dan dikelola oleh Ki Warseno Slenk sebagai pemilik dan pendiri radio. Bagian-bagian dari Radio Swara Slenk adalah sebagai berikut: a.Gedung siaran, b. Pendapa, c. Tempat tinggal Ki Warseno Slenk beserta keluarga, d. Area parkir.

Di dalam gedung siaran terdapat tiga ruangan yaitu satu studio beserta peralatan yang digunakan untuk siaran, ruang receptionis, dan ruang tamu. Pendapa terletak di sebelah selatan gedung siar yang digunakan sebagai tempat untuk acara off air berkumpulnya para pendengar (monitor) dapat sebagai tempat hajatan Radio Swara Slenk Fm. Tempat tinggal Ki Warseno Slenk terletak di

commit to user

pegawai dari Radio swara Slenk Fm terletak di antara gedung siaran dan pendapa.

6. Struktur Organisasi

Sebagai lembaga komunikasi secara formal Radio Swara Slenk Fm mempunyai struktur organisasi atau yang dikenal sebagai pembagian kerja yang berfungsi untuk memudahkan di dalam koordinasi dan melaksanakan kegiatan. Susunannya, sebagai berikut ; a. Penanggung Jawab, b. Direktur Utama, c. Marketing, dan d. Staf Karyawan.

Struktur organisasi yang terdapat di Radio Swara Slenk Fm hanya terdiri atas tiga pembagian tugas utama yang dibantu oleh staf karyawan. Radio Swara Slenk awalnya dikelola oleh Ki Warseno Slenk sendiri, namun dalam perkembangannya sampai saat ini yang berperan sebagai pengelola adalah kerabat dari Ki Warseno yang masih memniliki hubungan keluarga. Selaku penanggung jawab adalah Ki Warseno Slenk, direktur utama adalah Asih Purwaningtyas, Marketing adalah Tety Haryono sedangkan dalam hal teknis terdapat beberapa penyiar yang setiap harinya bertugas juga sebagai pembawa acara. Seorang penyiar dapat pula dibantu oleh satu staf pegawai pembantu untuk urusan operator (wawancara dengan Ibu Tety, 10 Februari 2012).

7. Perkembangan Radio Swara Slenk Fm

Sejak berdiri sampai sekarang Radio Swara Slenk masih mempertahankan acara kesenian budaya Jawa. Mulai dari palaran, macapat, klenengan, wayang kulit, serta campur sari masih dipertahankan. Dari segi pendengar, Radio Slenk memiliki pendengar setia yang disebut monitor yang stabil. Kebanyakan pendengar yang mendengarkan Radio Swara Slenk adalah para generasi tua yang memang peduli terhadap kebudayaan Jawa. Dengan segmen radio budaya, radio Swara Slenk masih mempertahankan program acara budaya yang telah ada sejak berdirinya.

Dalam perkembangannya Radio Swara Slenk juga bekerja sama dengan keraton. Ketika keraton memiliki event, Radio Swara Slenk akan

commit to user

Swara Slenk memiliki kerjasama siaran langsung dengan pengageng keraton, pejabat keraton, Gusti Murtiyah, Gusti Puger dan Kanjeng Winarno Kusumo yang merupakan Menteri Sekretaris Negara keraton.

Radio Swara Slenk dan keraton juga mempunyai kerjasama diluar kerjasama siaran langsung yaitu dalam bidang pendidikan, khususnya bahasa Jawa. Radio Swara Slenk mengirimkan kru ke keraton untuk belajar, baik bahasa Jawa, pandiwara, dan budaya keraton. Radio Swara Slenk memiliki jatah mengirimkan dua kru ke keraton.

Radio Swara Slenk dalam perkembangannya juga memiliki kendala- kendala, diantaranya pendengar Radio Swara Slenk rata-rata adalah generasi tua, dari generasi muda sendiri kurang berminat mendengarkan Radio Swara Slenk yang kebanyakan menampilkan budaya Jawa. Untuk mengantisipasi hal itu, Radio Swara Slenk menampilkan program acara yang diminati generasi muda sebagai selingan, tanpa mengubah program acara budaya yang masih dominan.

Hubungan antara pendengar dengan Radio Swara Slenk terjalin secara harmonis diluar kendala-kendala di atas, baik itu dengan penyiarnya maupun pegawai Radio Swara Slenk. Pendengar telah memiliki ikatan batin dan kadung tresno kepada penyiarnya dan Radio Swara Slenk khususnya. Ini tergantung pada penyiarnya juga, bagaimana penyiarnya menjaga menjaga prajanya dan bagaimana pendengar menyikapi siaran Radio Swara slenk. Pendengar setia Radio Swara membentuk suatu komunitas yang disebut monitor. Radio Swara Slenk telah streaming melalui website. Dengan www.swaraslenkfm.com siaran radio swara Slenk dapat didengar dari luar negeri. Ini guna menyebarluaskan siaran dan mengenalkan budaya lokal Jawa ke dunia internasional (wawancara dengan Ibu Mustoko Eni, 17 Februari 2012).

commit to user

sebagai Kota Budaya

1. Program Acara Radio Swara Slenk Fm

Radio adalah media yang fleksibel, orang tidak perlu repot untuk mendengarkan informasi dari radio. Untuk memenuhi kebutuhan para pendengar melalui ragam format musik yang menyajikan lagu-lagu Dangdut, Indonesia, Sunda, Barat serta Rock. Program Radio Swara Slenk terbagi dalam beberapa acara yang berbeda. Berikut adalah daftar menu acara dari Radio Swara Slenk Fm setiap harinya:

Tabel 2: Daftar Menu Acara Hari Senin-Sabtu Tentang Peranan Radio Swara

Slenk Fm Sukoharjo dalam Mendukung Program Solo Sebagai Kota Budaya No. Waktu Durasi Menu Acara Acara Format

1. 05.30-05.45 30 Menit Opening Tune Musik Islam Paket

2. 05.45-06.30 30 Menit Palaran Karawitan Request

3. 06.30-07.00 60 Menit Kembang Setaman Weton Jawa Paket

4. 07.00-08.00 60 Menit Kenangan Masa Lagu Kenangan Request

5. 08.00-09.00 60 Menit Bursa Musik Lagu Pop Th 80-90 Request

6. 09.00-10.00 60 Menit Lipur Galih Nyes Lagu Campursari Request

7. 10.00-11.00 60 Menit Goyang Gayeng Musik Dangdut Request

8. 11.00-13.00 120 Menit Klenengan Nyes Karawitan Request

9. 13.00-14.00 60 Menit Keroncong Lagu Keroncong Request

10. 14.00-15.00 60 menit Goyang Nyes Music Dangdut Request

11. 15.00-16.00 60 menit Campursari Lagu Campursari Request

12. 16.00-17.00 60 menit Request Hour Lagu Pop Hits Request

13. 17.00-18.00 60 menit Rohani Islam Ceramah/Lagu Islami Paket

14. 18.00-20.00 120 menit Musik Manca Lagu Jepang, Barat Request

15. 20.00-21.00 60 menit Request Indo Lagu Pop Hits Request

16. 21.00-23.00 60 menit Campursari Malam Lagu Campursari Request

17. 23.00-24.00 60 menit Ronda-Ronda Karawitan Paket

commit to user

Tabel 3: Daftar Menu Acara Hari Minggu Tentang Peranan Radio Swara Slenk

Fm Sukoharjo dalam Mendukung Program Solo Sebagai Kota Budaya

No. Waktu Durasi Menu Acara Acara Format

1. 05.30-05.45 15 menit Opening Tone Musik Islami Paket

2. 05.45-06.30 45 menit Palaran Karawitan Request

3. 06.30-07.00 30 menit Kembang SetamanWeton Jawa Paket

4. 07.00-08.00 60 menit Arena Bocah CilikLagu Anak Request

5. 08.00-09.00 60 menit Bursa Musik Lagu Daerah Request

Nusantara Nusantara

6. 09.00-11.00 120 menit Langen Mitro Gendhing Sragenan Request

Jawa Timuran

7. 11.00-13.00 120 menit Klenengan Gendhing Karawitan Request

8. 13.00-14.00 60 menit Mutioro Lagu Lagu Karya Request Kencono Ki Narto Sabdho

9. 14.00-15.00 60 menit Campursari Lagu Campursari Request

10. 15.00-17.00 120 menit Sekar Mocopat Tembang Mocopat - Live

11. 17.00-18.00 60 menit Tuntunan Ceramah Paket

Rohani Lagu Islami

12. 18.00-19.00 60 menit Beautiful Lagu Jazz Indo Request

Memory

13.19.00- Selesai - Wayang Kulit Dalang Surakarta Paket

(Sumber: Company Profile Radio Swara Slenk Fm tahun 2012) Radio Swara Slenk dari hari Senin sampai Sabtu memiliki rangkaian acara yang sama. Di luar rangakaian acara yang telah disebutkan di atas, Radio

commit to user

halnya acara keroncong pada hari Jum’at malam Sabtu Pon, Klenengan pada hari Sabtu Legi, weton Radio pada hari Senin malam Selasa Pon. Wayang kulit

semalam suntuk di Taman Budaya Jawa Tengah Surakarta pada malam Jum’at Kliwon.

Pembukaan Radio Swara Slenk diawali dengan lagu Indonesia Raya ditambah dengan lagu-lagu islami setiap harinya. Dalam opening tune tersebut membutuhkan waktu sekitar 15 menit dari pukul 05.30-5.45 WIB yang disajikan dengan format paket. Untuk hari Senin sampai Minggu setelah acara opening tune dilanjutkan dengan acara palaran. Palaran ini menyajikan musik-musik karawitan yang disajikan dengan format paket setiap pukul 05.45-06.30 WIB. Pada pukul 06.30-07.00 WIB disambung dengan acara Kembang Setaman, Kembang Setaman ini berisikan tentang weton Jawa yang disajikan dengan format paket. Disambung dengan acara Kenangan Masa yang hadir selama 60 menit dari jam 07.00-08.00 WIB. Kenangan masa ini berisikan lagu-lagu tahun 70-80an, yang diformat secara request , sehingga pendengar dapat memesan atau merequest lagu lewat sarana SMS ataupun dengan menelpon ke operator ketka acara berlangsung.

Pada pukul 08.00-09.00 WIB terdapat acara Bursa Musik yang menyajikan lagu-lagu pop antara tahun 80-90an. Bursa Musik ini diformat secara request untuk menarik pendengar untuk beraudiensi dengan penyiar. Acara selanjutnya pada pukul 09.00 WIB, terdapat acara Lipur Galih Nyes yang menampilkan lagu-lagu campursari yang diformat secara request. Disambung dengan acara Goyang Gayeng yang menampilkan lagu-lagu dangdut modern yang diformat secara request pula. Goyang Gayeng ini disajikan selama 60.menit sampai pukul 11.00 WIB. Acar Goyang Gayeng ini banyak diminati orang dewasa. Pukul 11.00-13.00 WIB ada acara Klenengan Nyes yang menyajikan lagu-lagu karawitan. Klenengan nyes ini disajikan secara request. Penikmat dari Klenengan Nyes adalah para orang tua. Khusus pada hari Rabu siang mulai pukul 09.00-11.00 WIB terdapat acara Ngapak Ria Banyumasan. Pendengar yang ikut berpartisipasi dalam Ngapak Ria ini adalah orang-orang Banyumas yang berdomisili di Solo. Salah satu paguyuban orang banyumasan adalah komunitas

commit to user

interaktif adalah komunitas Seruling Mas. Lagu-lagu keroncong dapat didengarkan setiap hari Senin sampai Sabtu pada pukul 13.00-14.00 WIB yang disajikan dalam acara Keroncong. Keroncong ini disajikan dengan format request. Disambung dengan Goyang Nyes Musik Dangdut yang menampilkan lagu-lagu dangdut zaman sekarang yang meliputi dangdut koplo, remix dan lain sebagainya yang dikemas secara modern. Acara Goyang Nyes ini disajikan secara request. Acara Campursari dapat dinikmati setiap pukul 15.00 WIB selama 60 menit. Lagu-lagu yang ditampilkan ini adalah lagu-lagu campursari modern. Lagu campursari tersebut dapat dinikmati secara request memudahkan pendengar untuk memesan lagu kesukaan supaya diputar. Pada pukul 16.00-17.00 WIB dapat dinikmati Request Hour, yang menyajikan lagu-lagu pop hits. Program acara ini paling dinikmati oleh para pemuda dan pelajar. Selain itu Request Hour ini disajikan secara request. Dalam program ini Radio Swara Slenk juga manampilkan penyiar dari kalangan pemuda.

Radio Swara Slenk menyajikan lagu-lagu rohani yang diformat secara paket dalam acara Santapan Rohani Islam menjelang kumandang adzan Maghrib. Selain itu, terdapat pula tausiah-tausiah dari seorang ustad yang yang bertema islami. Santapan Rohani Islam ini disajikan selama 60 menit mulai pukul 17.00 WIB. Pada pukul 18.00-20.00 WIB terdapat acara Musik Manca yang menyajikan lagu-lagu manca seperti Jepang dan Korea. Acara ini juga digandrungi oleh anak muda seperti halnya Request Hour yang setiap harinya merequest lagu ke penyiar. Pada pukul 20.00-21.00 WIB terdapat acara Request Indo yang menyajikan musik-musik pop Indonesia yang sedang hits. Disambung dengan acara Campursari Malam yang menyajikan lagu-lgu campursari yang diformat secara request . Kemudian ditutup dengan acara Ronda-Ronda yang menyajikan acara- acara kebudayaan Jawa seperti karawitan, macapat dan lain sebagainya. Acara Ronda-Ronda dimulai pada pukul 23.00-24.00 WIB.

Pada hari Minggu Radio Swara Slenk memiliki program spesial kebudayaan. Karena mayoritas acara yang disajikan pada hari minggu adalah acara kebudayaan. Diawali pukul 05.30-05.45 WIB yang berupa opening tune

commit to user

menyajikan acara Palaran yang sama halnya yang disajikan pada hari Senin sampai Sabtu. Dilanjutkan dengan acara Kembang Setaman pada pukul 06.30-

07.00 WIB. Setelah itu diselingi acara untuk anak-anak yaitu Arena Bocah Cilik yang menyajikan lagu-lagu anak yang ditampilkan dengan format request. Dalam acara ini partisipan yang ikut adalah dari kalangan anak-anak yang berusia kurang dari 12 tahun. Diteruskan Bursa Musik Nusantara pada pukul 08.00-09.00 WIB yang menyajikan lagu-lagu daerah yang se-nusantara yang diformat secara request . Lagu-lagu yang disajikan antara lain dari Lombok, Kalimantan, Bali dan lain sebagainya. Partisipan dari acara ini adalah orang-orang luar Jawa yang berdomisili di Jawa.

Pada pukul 09.00-11.00 WIB terdapat acara Langen Mitro. Langen Mitro menyajikan lagu-lagu Sragenan dan Jawa Timuran yang dikemas dengan format request. Diteruskan acara Klenengan selama 120 menit sampai pukul

13.00 WIB. Acara Klenengan ini menyajikan lagu-lagu karawitan yang dikemas secara request. Pada pukul 13.00 WIB hadir Mutioro Kencono yang menyajikan lagu-lagu ciptaan Ki Narto Sabdo, acara ini dikemas pula secara request. Dilanjutkan dengan acara Campursari pada pukul 14.00 selama 60 menit. Pukul 15.00-17.00 terdapat acara Sekar Mocopat Live. Diteruskan acara Tuntunan Rohani yang dihadirkan pada pukul 17.00-18.00 yang berisi ceramah dan musik islami. Acara ini disajikan dengan format paket. Beautiful Memory hadir setiap pukul 18.00 selama 60 menit, yang menyajikan lagu kenangan dan lagu jazz Indonesia serta lagu manca tempo dulu yang disajikan dengan format request. Acara pada hari minggu ditutup dengan acara wayang kulit yang menampilkan dalang- dalang dari Solo dan sekitarnya. Khusus pada malam Jum’at kliwon Radio Swara Slenk menyiarkan wayang kulit yang disiarkan secara live.

Program acara yang ditampilkan Radio Swara Slenk setiap harinya kebanyakan adalah siaran budaya, baik yang dikemas secara request maupun secara paket. Adapun acara yang disiarkan yaitu secara off air dan on air. Acara off air merupakan siaran yang dipancarakan secara live atau langsung dari tempat peristiwa. Adapun acara yang ditampilkan secara off air adalah pagelaran wayang

commit to user

yang terjun langsung untuk mengetahui kondisi dan aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat Solo. Berbeda dengan acara off air, acara on air hanya disiarkan melalui studio siaran (Wawancara dengan Ibu Mustoko Eni, 17 Februari 2012).

2. Program Acara yang Mendukung Program Solo Sebagai Kota Budaya Sebagai upaya dalam pelestarian budaya Jawa sekaligus mendukung program Solo sebagai kota Budaya, Radio Swara Slenk memiliki beberapa program acara yang bertajuk budaya.

a. Palaran Palaran ini disajikan setiap hari Senin sampai Minggu pukul 05.45-06.30 WIB, dengan format paket. Awalnya palaran disajikan dengan format request, yang mengundang telepon interaktif dengan pendengar, namun mengingat waktu yang masih pagi dalam penyajiannya Radio Swara Slenk mengambil kebijakan untuk mengubah format request ke paket. Program acara Palaran menyajikan lagu-lagu karawitan Jawa. Karawitan adalah suatu jenis karya seni yang merupakan ekspresi jiwa manusia yang melalui media maupun tidak, secara khusus dapat diartikan sebagai seni musik tradisional yang terdapat di seluruh wilayah etnik Indonesia. Media yang digunakan biasanya secara instrumental, mengiringi, yang berupa suatu set gamelan Jawa. Gamelan ini terdiri dari beberapa alat musik, seperti gender, slentem, bonang, kenong, kethuk, kendhang, peking, saron, gong dan masih banyak lagi. Alat-alat musik itu tidak dapat dimainkan secara sendirian, melainkan bersama-sama sehingga menimbulkan suatu singkronisasi suara yang indah yang dapat mengiringi suatu lagu. Seni suara (vokal) yang terdapat di dalam karawitan biasanya disebut tembang. Tembang sebagai karya sastra dengan patokan-patokan yang sudah tertentu cara membacanya harus dilagukan. Tembang dalam penyajiannya dapat dilakukan dengan iringan gamelan atau tanpa iringan gamelan. Unsur atau elemen pokok yang terdapat dalam karawitan ialah gamelan, laras dan pathet. Gamelan adalah alat music tradisional jawa, bali dan sunda yang pada dasarnya menggunakan laras, slendro dan pelog. Laras ialah susunan nada yang di dalam satu oktaf sudah

commit to user

nada tersebut mempunyai fungsi dan kedudukan sendiri-sendiri (wawancara dengan Mustoko Eni, 17 Februari 2012).

Tujuan pelestarian seni karawitan Jawa sudah jelas, yaitu melestarikan keberadaan seni karawitan Jawa di masyarakat agar tidak punah. Hal ini dikarenakan seni karawitan Jawa merupakan asset budaya yang besar yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Jawa pada khususnya. Suatu asset besar bangsa Indonesia jika hilang atau pun punah akan menjadi suatu kehilangan yang sangat besar. Sejarah akan sangat kecewa jika pada akhirnya seni karawitan jawa yang merupakan suatu mahakarya orang-orang terdahulu tidak diteruskan oleh generasi muda zaman sekarang.

Peminat acara palaran ini didominasi oleh para orang dewasa berusia di atas 40 tahun. Menurut Eyang Erwin selaku peminat dari acara palaran ini bahwa acara palaran ini berusaha sebagai penghibur ketika banyak orang ketika akan bekerja. Dengan mendengarkan palaran ini, semangat bekerja akan bertambah. Dengan semangat yang bertambah orang yang akan bekerja percaya bahwa rezeki yang akan mereka dapatkan akan bertambah pula.

b. Kembang setaman Program acara kembang setaman disajikan pada pukul 06.30 WIB. Dalam acara kembang setaman berisi weton Jawa. Setiap pendengar akan di jelang atau didoakan setiap harinya. Untuk menjadi anggota kembang setaman pendengar harus mendaftar terlebih dahulu. Ketika wetonnya tiba nama-nama para pendengar akan dibacakan dan didoakan. Dalam pelaksanaanya kembang setaman di sela-sela menyajikan weton Jawa para pendengar, juga disajikan lagu- lagu Jawa yang berdurasi pendek.

Penikmat dari acara kembang setaman ini meliputi segala umur mulai dari anak-anak sampai orang tua. Pendengar berpartisipasi dalam acara kembang setaman ini bertujuan agar didoakan setiap harinya. Para pendengar dapat bergabung menjadi anggota kembang setaman melaului SMS, telepon, atau surat. Sampai saat ini pendengar yang tergabung dalam acara kembang setaman berjumlah 150 anggota.

commit to user

Do’a-do’a yang dibacakan antara lain adalah doa keselamatan, do’a supaya dilancarkan rejekinya, cepat mendapat jodoh, dan agar cita-citanya dapat tercapai. Contoh do’a yang dibacakan adalah ingkang pengetiyosan ing dinten selasa wage puniko panjenengan sedaya tansah pinayungan ingkang rahayu,

bagas waras jiwa raga, panjang rasa ayem tentrem, tebih saking tinakep ing bagyo sudibyo pinaringan rejeki kang kathah tur barokah, ingkang nandang gerah mugi-mugi enggal waras, dening anandang sungkawa mugi-mugi diparingi sabar, tawakal, tawakal dumugi pikantuk pepadhang saking ngarsane Gusti ingkang Maha Kuwoso . Artinya, bagi pendengar yang lahir pada hari Selasa wage, semoga pendengar semua diberikan keselamatan, kesehatan jiwa raga, panjang umur, rasa tentram, jauh dari mara bahaya, diberikan rezeki yang banyak dan berkah. Bagi yang sedang sakit, semoga lekas sembuh, bagi yang sedang berduka semoga diberi kesabaran, tawakal, semoga mendapat pencerahan dari Tuhan yang Maha Kuasa. Setelah itu diselingi lagu-lagu Jawa (Wawancara dengan Mustoko Eni tanggal 1 April 2012).

c. Lipur Galih Nyes Program acara Lipur Galih Nyes disajikan setiap hari Senin sampai Sabtu pukul 09.00-10.00 WIB yang ditampilkan dalam format request. Lipur Galih Nyes menyajikan lagu-lagu campursari. Musik campursari adalah perpaduan antara sebagian perangkat gamelan Jawa dengan sebagian alat musik modern. Perangkat gamelan yang dipakai antara lain kendang, peking, slentem, gong, suling dan kadangkala bonang. Misi utama acara ini adalah untuk melestarikan musik campursari yang asli, dengan alat musik yang lengkap. Karena saat ini berkembang musik campursari yang ringkas. Aliran musiknya campursari koplo. Campursari yang disajikan adalah lagu-lagu campursari asli tanpa ada pengaruh gaya modern. Biasanya campursari yang diputar adalah campursari halus seperti karya Manthous, Sangga Buana, Anik Sunyahni, Joko Edan, Tedjo dan Nurhana. Dalam acara Lipur Galih Nyes, baik penyiar dan pendengar yang melakukan telepon interaktif menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi.

Berbeda dengan acara palaran, lipur galih nyes ini tidak hanya dinikmati oleh para orang tua saja, melainkan juga dinikmati oleh pemuda. Ini menandakan

commit to user

orang pinggiran, campursari juga telah berkembang di kota besar seperti Solo.

d. Klenengan Nyes Program acara Klenengan Nyes disajikan setiap hari Senin sampai Sabtu mulai pukul 11.00-13.00 WIB dengan format request. Acara klenengan nyes menyajikan lagu-lagu klenengan yang merupakan salah satu budaya Indonesia yang berasal dari pulau Jawa. Klenengan merupakan serangkaian alat musik tradisional atau seperangkat gamelan yang dikolaborasikan menjadi satu. Alat musik klenengan ini digunakan untuk mengiringi nyanyian dari seorang penyanyi yang disebut sinden. Nyanyian atau lagu dalam bahasa Jawa yang di iringi klenengan adalah langgam atau bowo. Seni budaya klenengan biasa dikolaborasikan dengan pagelaran wayang kulit yang menjadikan suasana lebih semarak. Apabila seseorang dapat mendalami setiap alunan klenengan yang dimainkan pasti akan merasakan hidup dalam suasana keraton. Satu rangkaian klenengan terdiri dari kenong,kendang, saron, gong, centhe, rebab dan lain – lain. Banyak sekali grup klenengan yang ada di Indonesia yang tergabung dalam karawitan komplet.

Zaman dahulu klenengan digunakan untuk hiburan pada upacara adat di kerajaan. Sampai sekarang klenengan masih digunakan untuk hiburan pada acara hajatan pernikahan, khitanan dan lain - lain khususnya untuk masyarakat Jawa. Hal ini membuktikan bahwa budaya klenengan merupakan budaya Indonesia yang harus dijaga kelestariaanya agar tidak diklaim oleh negara lain.

Radio Swara Slenk juga menghadirkan Klenengan live setiap hari Sabtu legi dimulai sekitar jam 11.00 WIB. Khusus klenengan live ini dalam pelaksanaannya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Karena mulai dari persiapan sampai pelaksaan, klenengan live ini membutuhkan biaya untuk konsumsi dan pemeliharaan peralatan. Untuk grup klenengan yang dihadirkan adalah paguyuban yang beranggotakan pendengar-pendengar Radio Swara Slenk yang menyukai musik klenengan. Acara klenengan yang ditampilkan Radio Swara Slenk melalui program acara Klenengan Nyes sebagai upaya untuk melestarikan musik-musik daerah. Radio Swara Slenk juga berusaha menarik kaum muda untuk

commit to user

Mustoko Eni tanggal 16 Maret 2012).

e. Keroncong Keroncong disajikan setiap hari Senin sampai Sabtu pukul 13.00-14.00 WIB dengan format request. Program acara ini menyajikan lagu- lagu yang bergenre keroncong. Musik keroncong adalah suatu jenis musik atau aliran musik yang lahir di Indonesia yang dipengaruhi oleh musik Barat (diatonis) sehingga bukan termasuk sebagai musik tradisional melainkan salah satu jenis musik diatonis (world music) yang banyak berkembang pada saat ini. Adapun pada perkembangan selanjutnya akan berkolaborasi dengan jenis musik tradisional. Sebagian kalangan menganggap keroncong merupakan musik yang hanya digemari orang-orang berumur. Jarang sekali anak muda melirik jenis musik ini. Namun, hal itu tidak menyurutkan bagi Radio Swara Slenk untuk terus melestarikan musik keroncong yang menjadi bagian dari budaya musik Indonesia.

Keroncong live hadir setiap malam Sabtu pon yang menghadirkan grup keroncong lokal. Dalam acara keroncong live ini diselenggarakan di kompleks Radio Swara Slenk. Dan rata-rata para monitor yang diundang turut hadir menikmati kegiatan tersebut. Untuk menarik minat generasi muda terhadap musik keroncong Radio Swara Slenk menyajikan musik keroncong yang memadukan musik keroncong asli dengan lagu-lagu modern. Seperti dengan lagu pop Indonesia, lagu melayu, pop barat dan lagu-lagu daerah.

Acara keroncong live banyak dinikmati oleh warga sekitar Radio Swara Slenk. Diantara warga bahkan rela untuk datang ketika keroncong live tampil. Warga menikmati keroncong live untuk menghibur dirio setelah seharian bekerja. Selain itu menikmati keroncong baik live maupun tidak dapat menjadi teman bagi petugas ronda (Wawancara dengan Bapak Sunaryo, STP tanggal 16 april 2012).

f. Campursari Campursari disajikan setiap hari Senin sampai Sabtu pukul 15.00-16.00 WIB dengan format request. Musik campursari yang ditampilkan radio Swara Slenk ada dua jenis. Pertama adalah musik campursari asli jawa yang tidak berbeda jauh dengan karawitan, yang juga menyayikan tembang-tembang Jawa.

commit to user

musik yang modern seperti organ tunggal. Namun lagu-lagu yang dibawakan adalah tembang-tembang Jawa.

Penikmat dari campursari asli adalah para orang tua. Campursari asli dinikmati sebagai pelepas lelah setelah bekerja. Sedangkan penikmat dari campursari modern adalah orang dewasa usia antara 30-40 tahun. Dalam siaran ini, Radio Swara Slenk menyajikannya dengan format request. 50% pendengar merequest lagu campursari asli dan 50% pendengar merequest lagu campursari gaya modern. Ini membuktikan bahwa budaya Jawa khususnya lagu campursari masih di minati oleh masyarakat (Wawancara dengan Bapak Warsito tanggal 16 Maret 2012).

g. Langen Mitro Program acara Langen Mitro disajikan setiap hari Minggu pukul 09.00-

11.00 WIB dengan format request. Langen Mitro ini menyajikan lagu-lagu langen tayub. Tayub adalah Kesenian tradisional tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat yang kemudian diturunkan atau diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Karena kesenian tradisional lahir di lingkungan kelompok suatu daerah, dengan sendirinya kesenian tradisional memiliki gaya dan corak yang mencerminkan pribadi masyarakat daerahnya. Jenis tarian yang hidup dan berkembang di kalangan rakyat, biasanya mempunyai bentuk yang serba sederhana pada elemen pertunjukannya. Kesederhanaan yang dimaksud terdapat pada segi gerak, tata rias wajah, tata busana, iringan dan tempat pertunjukan.

Peminat acara Langen Mitro ini relatif banyak. Menurut Mustoko Eni, tembang-tembang langen mitro dapat dikatakan klenengan kasar. Karena biasanya tembang-tembang ini dinyanyikan saat tayub yang diselingi mabuk. Pendengar biasanya berusia 40 tahun keatas. Pendengar mendengarkan lagu-lagu disaat istirahat kerja, sehingga fisik yang terkuras tenaganya dapat menjadi rileks.

h. Mutioro Kencono Mutioro kencono disajikan setiap hari Minggu pukul 13.00-14.00 WIB dengan format request. Secara khusus program acara Mutioro Kencono menyajikan lagu-lagu ciptaan dari Ki Narto Sabdho. Ini sebagai bentuk apresiasi

commit to user

yang memiliki jasa besar terhadab budaya. Lagu-lagu yang ditampilkan mulai dari Kelinci Ucul, Prau Layar, Gambang Suling, Setyo Tuhu dan lain sebagainya. Penikmat dari program acara ini adalah para penggemar setia dari Ki Narto Sabdho (wawancara dengan Mustoko Eni tanggal 16 Maret 2012).

i. Sekar Mocopat Sekar mocopat disajikan setiap hari Minggu pukul 15.00-17.00 WIB. Dalam Sekar Macapat, Radio swara Slenk menampilkan tembang-tembang macapat. Macapat adalah tembang atau puisi tradisional Jawa. Setiap bait macapat mempunyai baris kalimat yang disebut gatra, dan setiap gatra mempunyai sejumlah suku kata (guru wilangan) tertentu, dan berakhir pada bunyi sanjak akhir yang disebut guru lagu. Tembang macapat merupakan karya adiluhung para pujangga Jawa. Selain memiliki paugeran yang sangat indah dalam bentuk guru lagu, guru wilangan dan sebagainya, tembang macapat juga mengandung ajaran luhur yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Pada mulanya, tembang macapat selalu dialunkan dalam setiap momentum yang bersifat ritual dan sakral.

Ada juga Sekar Macapat yang disiarkan secara live, di mana dalam penyajiannya Radio Swara Slenk menampilkan para penembang di studio. Sekitar lima orang dihadirkan sebagai penembang. Dalam macapat live ini bayak juga pendengar yang berpartisipasi melalui telepon. Pendengar juga dapat ikut serta menyaanyaikan macapat secara interaktif. j. Wayang Kulit

Wayang kulit disajikan setiap hari Minggu pukul 19.00 sampai selesai. Acara Wayang Kulit ini disajikan secara paket. Radio Swara Slenk juga menampilkan wayang kulit yang disiarkan secara live yang dikemas dalam acara

“Wayang kulit semalam suntuk”yang disiarkan pada malam Jum’at Kliwon. Dalam pagelaran ini Radio Swara Slenk bekerjasama dengan Taman Budaya Jawa

Tengah Surakarta sebagai pihak penyelenggara. Dalam pementasan wayang kulit ini pihak penyelenggara menghadirkan dalang-dalang ternama di Solo. Penikmat wayang kulit ini berasal dari segala usia mulai anak-anak hingga orang tua. Setiap pementasan wayang kulit live, Radio Swara Slenk hanya berperan sebagai

commit to user

Februari 2012). Dapat disimpulkan bahwa program-program acara yang dibawakan oleh Radio Swara Slenk merupakan program-program kebudayaan Jawa. Program- program acara tersebut berfungsi sebagai media untuk pelestarian budaya Jawa. Selain itu Radio Swara Slenk juga berusaha menarik generasi muda untuk ikut serta mengenal, mencintai dan melestarikan budaya Jawa. Dengan pelestarian budaya Jawa secara tidak langsung dapat mendukung program pemerintah kota Solo dalam mewujudkan Solo kota budaya.