free cash flow hypothesis, di mana semakin tinggi dividen yang dibayarkan akan menyebabkan semakin berkurangnya arus kas bebas yang dimiliki perusahaan dan
secara otomatis mengurangi konflik keagenan sehingga akan mengurangi risiko yang dihadapi perusahaan.
3.1.3. Kebijakan Hutang dan Hubungannya dengan Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, Risiko, dan Kebijakan Dividen
Dalam literatur keagenan dinyatakan bahwa kebijakan hutang dapat bermanfaat untuk mengurangi konflik keagenan. Jensen 1986 berargumen bahwa
karena hutang ‘mengikat’ perusahaan untuk melakukan pembayaran bunga dan cicilan hutang secara periodik, maka kewajiban pembayaran ini akan mengurangi
kendali manajer atas arus kas perusahaan, dan mengurangi keinginan manajer untuk terlibat dalam kegiatan yang tidak optimal. Grossman dan Hart 1982 juga
mengungkapkan alasan yang sama bahwa dengan keberadaan hutang akan memaksa manajer untuk mengurangi konsumsi istimewanya dan menjadi lebih efisien sehingga
akan memperkecil kemungkinan perusahaan menghadapi kebangkrutan dan kehilangan kontrol serta reputasi. Namun, tingkat hutang yang terlalu tinggi akan
menghadapkan perusahaan pada agency cost dari hutang, terutama dalam bentuk insentif pengalihan risiko risk shifting incentive. Intinya, pengalihan risiko berarti
bahwa dengan meningkatnya hutang, pemegang saham akan cenderung lebih menyukai proyek yang berisiko tinggi, karena dengan menjalankan proyek yang
berisiko tinggi tersebut pemegang saham akan dapat membayar kembali para pemegang obligasi dan menikmati laba sisanya apabila proyek tersebut berhasil.
Universitas Sumatera Utara
Namun, apabila proyek tersebut gagal, para pemegang obligasi yang akan menanggung beban risiko kegagalan yang lebih besar.
Friend dan Lang 1988 memberi kesimpulan bahwa kepemilikan manajerial berhubungan kausal secara berkebalikan terhadap hutang. Namun di sisi lain, Leland
dan Pyle 1977 serta Kim dan Sorensen 1986 memberikan argumen akan adanya hubungan yang positif, yaitu kepemilikan manajerial menyebabkan pemilihan akan
kebijakan hutang. Chen dan Steiner 1999 menemukan bahwa kepemilikan manajerial berhubungan negatif dengan kebijakan hutang, yang secara jelas
menunjukkan terdapat efek substitusi dan monitoring di antara variabel kepemilikan manajerial dan kebijakan hutang. Hal ini mendukung pernyataan bahwa dengan
adanya trade-off antara agency cost dari ekuitas eksternal dan hutang menghasilkan suatu perpaduan yang optimal antara jumlah hutang dan kepemilikan manajerial
dalam perusahaan. Hal yang sebaliknya justru berlaku untuk hubungan antara kepemilikan
institusional dengan hutang. Semakin tinggi kepemilikan institusional maka diharapkan semakin kuat kontrol internal terhadap perusahaan, sehingga akan
mengurangi agency cost pada perusahaan. Adanya kontrol ini akan membuat manajer menggunakan hutang pada tingkat rendah untuk mengantisipasi kemungkinan
terjadinya financial distress dan kebangkrutan perusahaan Crutchley, et al., 1989. Ravid 1988 mengungkapkan bahwa dengan risiko yang tinggi
menyebabkan berkurangnya antusiasme perusahaan untuk menggunakan pembiayaan yang bersumber dari hutang. Chen dan Steiner 1999 menemukan bukti yang
Universitas Sumatera Utara
mendukung pernyataan yang dikemukakan oleh Ravid tersebut, bahwa risiko merupakan faktor penentu yang negatif terhadap kebijakan hutang.
Hasil penelitian Jensen, et al. 1992 melaporkan bahwa terdapat hubungan kausal yang negatif antara dividen dengan kebijakan hutang, dan berpendapat bahwa
perusahaan mengorbankan pembayaran dividen dengan beban keuangan yang jumlahnya tetap. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Kalay 1982 yang
menemukan bahwa kesepakatan menggunakan hutang akan membatasi pembayaran dividen baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun hasil penelitian Kim, et
al. 2007 menemukan bahwa kebijakan dividen berpengaruh secara positif terhadap kebijakan hutang, dikarenakan baik kebijakan dividen maupun kebijakan hutang
dapat digunakan untuk mengurangi arus kas dan likuiditas perusahaan agar tidak disalahgunakan oleh manajemen.
3.1.4. Kebijakan Dividen dan Hubungannya dengan Kepemilikan Manajerial,