4.6.3. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji asumsi klasik terhadap data, selanjutnya dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen dengan tingkat kepercayaan Confident Interval 95 atau signifikansi level of test á sama dengan 5. Prosedur pengujian hipotesis dilakukan
dengan uji signifikansi serempak, yaitu pengujian dilakukan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel independen bebas untuk dapat atau mampu
menjelaskan tingkah laku atau keragaman variabel dependen tidak bebas. Alat uji yang digunakan adalah Uji F. Uji signifikansi serempak juga dimaksudkan untuk
mengetahui apakah semua variabel bebas memiliki koefisien regresi sama dengan nol. Dengan kriteria hipotesis sebagai berikut:
H : â
11
= â
12
= â
13
= ... = â
k
= 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan seluruh variabel independen dalam setiap model persamaan secara serempak terhadap
variabel dependen. H
1
: Minimal satu â
k
≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan seluruh variabel independen dalam setiap model persamaan secara serempak terhadap variabel
dependen. 4.6.3.1. Pengujian hipotesis dengan pendekatan persamaan simultan
Penelitian ini mengambil sudut pandang bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, risiko, dan kebijakan dividen adalah
ditetapkan secara bersamaan jointly determined. Dalam arti bahwa tidak hanya diuji sejauhmana variabel kepemilikan institusional, kebijakan hutang, risiko, dan
Universitas Sumatera Utara
kebijakan dividen mempengaruhi variabel kepemilikan manajerial, namun sebaliknya juga diuji sejauhmana variabel kepemilikan manajerial mempengaruhi variabel
kepemilikan institusional, kebijakan hutang, risiko, dan kebijakan dividen tersebut. Dengan kata lain, penelitian ini mengambil sudut pandang bahwa terdapat hubungan
simultan, dua arah antara variabel-variabel endogen tersebut. Implikasi dari hubungan simultan, atau interdependensi antarvariabel
terhadap analisis empiris menyebabkan penggunaan pendekatan persamaan tunggal yang diestimasi dengan metode OLS akan menghasilkan kesimpulan yang salah.
Salah satu asumsi krusial dari metode OLS yaitu bahwa variabel penjelas explanatory variables bersifat non-stokhastik, atau apabila bersifat stokhastik,
terdistribusi secara bebas terhadap koefisien penggangu stokhastik. Kedua kondisi ini tidak terpenuhi apabila variabel bebas dan variabel terikat yang diteliti ditentukan
secara bersama-sama. Oleh karena itu, pendugaanestimasi yang dihasilkan oleh metode OLS tidak hanya bias, namun juga akan tidak konsisten, yang berarti pada
saat jumlah sampel bertambah mencapai tak terhingga, nilai estimasi dari regresi OLS tidak bergerak menuju nilai yang sebenarnya.
Untuk mencerminkan saling ketergantungan antara variabel yang diteliti dan agar dapat mengestimasi hubungan antarvariabel dengan tepat, maka variabel-
variabel kepemilikan manajerial MOWN, kepemilikan institusional IOWN, risiko RISK, kebijakan hutang DEBT, dan kebijakan dividen DIVD diperlakukan
sebagai variabel endogen dan diestimasi dengan model persamaan simultan. Dalam model persamaan simultan, terdapat beberapa persamaan, satu persamaan untuk
Universitas Sumatera Utara
setiap variabel dependen variabel endogen. Model persamaan simultan mengestimasi parameter dari setiap persamaan tunggal dengan memperhitungkan
informasi yang disediakan oleh persamaan lain dalam sistem. Oleh karena itu, saling ketergantungan antara variabel dependen direfleksikan dalam suatu sistem estimasi
simultan yang terdiri dari 5 lima buah persamaan dengan menggunakan metode 2- stage least squares 2-SLS, di mana dalam setiap persamaan untuk setiap variabel
dependen terdapat 4 variabel dependen lainnya sebagai variabel independen. Hipotesis H
1a
sampai dengan hipotesis H
5d
yang diungkapkan pada bagian sebelumnya akan diuji melalui 5 model persamaan simultan sebagaimana yang
dijelaskan dalam persamaan 1 – persamaan 5. Pengujian dengan menggunakan metode persamaan simultan ini meliputi
antara lain:
i Uji Kondisi Identifikasi Analysis of identification condition
Pada dasarnya, pengujian kondisi identifikasi berhubungan dengan mungkin
atau tidaknya diperoleh estimasi yang signifikan terhadap parameter struktural dari persamaan yang spesifik dalam model. Jika hal ini dapat dilakukan, maka persamaan
tersebut dinyatakan “identified” atau “overidentified”. Sebaliknya jika tidak dapat dilakukan, maka persamaan tersebut dinyatakan “unidentified”. Keseluruhan model
dinyatakan teridentifikasi jika setiap persamaan tunggal dalam model tersebut adalah “
identified” atau “overidentified”. Untuk memeriksa kondisi identifikasi dari model yang diajukan, maka
dilakukan analisis kondisi order dan rank terhadap setiap persamaan dalam kelima
Universitas Sumatera Utara
sistem persamaan tersebut. Kondisi identifikasi order menyatakan bahwa bagi suatu persamaan untuk dinyatakan sebagai “identified” atau “overidentified”, jumlah
variabel eksogen yang dikeluarkan dari persamaan harus tidak kurang dari jumlah variabel endogen yang dimasukkan dalam persamaan tersebut Gujarati, 1988.
Pernyataan tersebut dapat dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut:
K – k ≥ m – 1 Di mana: K = jumlah variabel eksogen yang terdapat dalam keseluruhan model
k = jumlah variabel eksogen dalam satu persamaan m = jumlah variabel endogen dalam satu persamaan.
Apabila K – k adalah sama dengan m – 1 berarti persamaan tersebut adalah exactly identified, dan jika K – k adalah lebih besar dari m – 1 berarti persamaan
tersebut overidentified. Analisis kondisi identifikasi order terhadap Persamaan 1 – Persamaan 5
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3. Analisis Kondisi Identifikasi Order terhadap Persamaan Jumlah Variabel
Eksogen yang Dikeluarkan dari
Persamaan K – k Jumlah Variabel
Endogen dalam Persamaan
Dikurangi 1 m – 1
Kondisi Identifikasi
Persamaan 1 MOWN
6 – 2 = 4 5 – 1 = 4
Exactly identified
Persamaan 2 IOWN 6 – 2 = 4
5 – 1 = 4 Exactly
identified
Persamaan 3 RISK 6 – 2 = 4
5 – 1 = 4 Exactly
identified
Persamaan 4 6 – 2 = 4
5 – 1 = 4 Exactly
Universitas Sumatera Utara
DEBT identified
Persamaan 5 DIVD 6 – 2 = 4
5 – 1 = 4 Exactly
identified
Kondisi identifikasi rank menyatakan bahwa dalam suatu model yang
mengandung M persamaan dalam M variabel endogen, suatu persamaan dinyatakan
teridentifikasi jika dan hanya jika dapat dibentuk setidaknya satu determinan berorder
M-1M-1 yang tidak nol dari koefisien variabel endogen dan eksogen yang
dikeluarkan dari persamaan tersebut, namun termasuk dalam persamaan lain dalam model tersebut Gujarati, 1988. Dari kelima persamaan simultan yang dibentuk
dalam model penelitian ini, diperoleh hasil bahwa setidaknya satu determinan yang tidak nol dapat dibentuk dari koefisien matriks untuk setiap persamaan.
Matriks koefisien yang dibentuk dari kelima persamaan simultan yang menjadi dasar analisis kondisi rank dapat dijabarkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
80
Tabel 4.4. Matriks Koefisien Model Persamaan Simultan á
MOWN X
1
IOWN X
2
RISK X
3
DEBT X
4
DIVD X
5
SIZE X
6
ROA X
7
PROF X
8
CURR X
9
FAST X
10
IOS X
11
Pers. 1 á
1
1 â
11
â
12
â
13
â
14
â
15
â
16
Pers. 2 á
2
â
21
1 â
22
â
23
â
24
â
25
â
26
Pers. 3 á
3
â
31
â
32
1 â
33
â
34
â
35
â
36
Pers. 4 á
4
â
41
â
42
â
43
1 â
44
â
45
â
46
Pers. 5 á
5
â
51
â
52
â
53
â
54
1 â
55
â
56
X
1
– X
5
merupakan variabel endogen n=5 dalam model persamaan, sedangkan X
6
– X
11
merupakan variabel eksogen n=6.
Pers. 1 MOWN = á
1
+ â
11
.IOWN + â
12
.RISK + â
13
.DEBT + â
14
.DIVD + â
15
.ROA + â
16
.IOS Pers. 2 IOWN = á
2
+ â
21
.MOWN + â
22
.RISK + â
23
.DEBT + â
24
.DIVD + â
25
.SIZE + â
26
.PROF Pers. 3 RISK = á
3
+ â
31
.MOWN + â
32
.IOWN + â
33
.DEBT + â
34
.DIVD + â
35
.SIZE + â
36
.CURR Pers. 4 DEBT = á
4
+ â
41
.MOWN + â
42
.IOWN + â
43
.RISK + â
44
.DIVD + â
45
.SIZE + â
46
.FAST Pers. 5 DIVD = á
5
+ â
51
.MOWN + â
52
.IOWN + â
53
.RISK + â
54
.DEBT + â
55
.SIZE + â
56
.IOS
Universitas Sumatera Utara
ii Uji Hausman
Pendekatan persamaan simultan berasumsi bahwa variabel bebas dan beberapa variabel terikat dalam persamaan bersifat endogen, dan tujuan dari Uji Hausman
1983 adalah untuk mengidentifikasi kebenaran asumsi ini. Sebagai contoh, dalam model persamaan y = á + âz + å, jika z merupakan variabel endogen, z akan
berkorelasi dengan nilai residual persamaan å. Karena keberadaan korelasi antara z dan å cukup berpengaruh dalam menentukan apakah estimasi yang dihasilkan dari
metode kuadrat terkecil â adalah konsisten, Uji Hausman dirancang untuk menguji apakah estimasi yang dihasilkan oleh metode OLS menghasilkan nilai yang secara
signifikan berbeda dari nilai estimasi yang dihasilkan oleh variabel instrumental 2SLS. Sehingga, uji statistik Hausman m menguji hipotesis nol H
tidak terdapat endogenitas, yang berarti tidak terdapat korelasi antara variabel bebas dan nilai
residualnya. Jika H tidak ditolak, maka hasil regresi dengan menggunakan metode
OLS dan 2SLS akan menghasilkan nilai estimasi yang konsisten untuk â. Sebaliknya, jika H
ditolak, maka â
OLS
akan tidak konsisten, dan akan terdapat perbedaan antara â
OLS
dengan â
2SLS
. Langkah-langkah dalam melakukan Uji Hausman dapat dijelaskan sebagai
berikut: 1.
Melakukan regresi kelima variabel endogen: kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, risiko, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen,
terhadap keseluruhan variabel eksogen yang ada dalam model untuk
Universitas Sumatera Utara
memperoleh nilai residual dari masing-masing variabel endogen. Persamaan yang dibentuk dinamakan reduced-form equations.
2. Memasukkan nilai residual yang diperoleh dari langkah 1 sebagai tambahan
variabel dalam model persamaan awal Persamaan 1 – Persamaan 5. Hipotesis nol yaitu apabila kepemilikan institusional, risiko, kebijakan hutang, atau
kebijakan dividen bersifat eksogen terhadap penentuan kepemilikan manajerial, maka nilai residual dari hasil regresi reduced-form equations akan tidak
berkorelasi terhadap nilai koefisien error dari persamaan struktural awal kepemilikan manajerial Persamaan 1. Uji yang serupa juga dilakukan terhadap
kepemilikan institusional, risiko, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen.
iii Pengujian Hipotesis dengan Metode 2SLS
Setelah dilakukan uji kondisi identifikasi dan uji Hausman terhadap model persamaan simultan, selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan
metode two-stage least squares 2SLS yang dikembangkan oleh Henri Theil 1953 dan Robert Basmann 1957. Metode ini melibatkan dua tahap penerapan metode
OLS sebagai berikut: 1.
Untuk menghilangkan korelasi antara variabel dependen dengan koefisien error, langkah pertama yaitu meregres variabel dependen tersebut terhadap
keseluruhan variabel instrumen eksogen sehingga diperoleh nilai estimasi variabel dependen berdasarkan variabel instrumen eksogen.
2. Nilai estimasi variabel dependen ini kemudian diregres kembali ke persamaan
awal.
Universitas Sumatera Utara
Prosedur pengujian hipotesis dilakukan dengan uji signifikansi serempak, yaitu pengujian dilakukan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel independen
bebas untuk dapat atau mampu menjelaskan tingkah laku atau keragaman variabel dependen tidak bebas. Alat uji yang digunakan adalah Uji F.
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Perusahaan Sampel
Proses pemilihan sampel dari populasi sebanyak 339 perusahaan untuk periode penelitian tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 menghasilkan 159
perusahaan, atau 477 observasi untuk 3 tahun. Untuk memperoleh gambaran umum sampel data penelitian bisa dilihat statistik deskriptif penelitian seperti pada Tabel 5.1
yang menyajikan statistik deskriptif data sampel keseluruhan panel data periode tahun 2006 sampai dengan 2008. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder dan diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan melalui Bursa Efek Indonesia.
5.2. Analisis Deskriptif Data Penelitian
Tabel 5.1. Statistik Deskriptif N
Mean Std.
Deviation Minimum
Maximum Sum
MOWN IOWN
RISK DEBT
DIVIDEN SIZE
CURR PROF
IOS FAST
ROA 477
477 477
477 477
477 477
477 477
477 477
.01347 .34858
.10617 .70092
.22901
12.48044 2.06434
.03187 6.85258
.37265 .08727
.04022 .29282
.06714 2.18310
.23142 .69395
1.88729 .47633
14.17604 .20860
.14773 .000
.000 .006
-1.743 -.879
10.960 .110
-5.621 -28.100
.000 -.417
.256 .980
.510 24.330
1.177 14.310
13.720 .574
133.180 .907
.588 2.142
55.425 16.881
111.447 36.413
1984.390 328.230
5.067 1089.560
59.251 13.876
Sumber: Lampiran 3
Universitas Sumatera Utara