3.1.2. Risiko dan Hubungannya dengan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Kebijakan Hutang, dan Kebijakan Dividen
Beberapa faktor yang mempengaruhi risiko sebagaimana yang telah diungkapkan dalam penelitian terdahulu antara lain meliputi kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, kebijakan hutang dan kebijakan dividen. Hubungan kausal antara kepemilikan manajerial dengan risiko dapat
dianalisis melalui hipotesis yang dikemukakan oleh Black dan Scholes 1973 dan Galai dan Masulis 1976, yang memandang ekuitas sebagai call option terhadap nilai
perusahaan dengan exercise price sama dengan tingkat hutang pada perusahaan. Nilai dari call option posisi ekuitas akan meningkat seiring dengan varians atau risiko
perusahaan. Dikarenakan nilai call option ini meningkat seiring dengan risiko, maka manajer yang lebih teraliansi dengan pemegang saham melalui proporsi kepemilikan
saham yang lebih tinggi akan mengambil keputusan yang meningkatkan risiko perusahaan. Sebagai efeknya, terjadi yang disebut sebagai hipotesis pemindahan
kekayaan wealth transfer hypothesis, di mana dengan semakin meningkatnya risiko, kekayaan akan berpindah dari pemegang obligasi ke pemegang saham. Saunders, et
al. 1990 menemukan bukti empiris yang mendukung hipotesis ini. Penjelasan kedua mengenai bagaimana kepemilikan manajerial dapat
mempengaruhi pengambilan risiko yaitu dikarenakan perhatian manajer pada penghindaran risiko risk aversion. Karena manajer mempunyai portofolio yang
tidak terdiversifikasi setelah mereka berkomitmen sumber daya manusia dan modal yang mereka miliki, maka dapat diperkirakan sikap penghindaran risiko oleh manajer
Universitas Sumatera Utara
akan berujung pada usaha untuk mengurangi risiko perusahaan. Amihud dan Lev 1981, May 1995, dan Chen, et al. 1998 telah menemukan bukti empiris yang
konsisten dengan hipotesis ini. Hasil penelitian Chen dan Steiner 1999 mengungkapkan bahwa
kepemilikan manajerial secara positif menyebabkan tindakan pengambilan risiko, yang konsisten dengan teori bahwa kepemilikan manajerial akan memperburuk
konflik keagenan antara pemegang saham dengan pemegang obligasi. Hal ini dengan jelas menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang saling menentukan antara variabel
kepemilikan manajerial dan risiko. Fitri dan Mamduh 2003 menunjukkan dalam penelitiannya bahwa terdapat
hubungan signifikan yang negatif antara kepemilikan institusional terhadap risiko. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin kuat kendali yang dilakukan
oleh investor institusional selaku pihak eksternal terhadap perusahaan, sehingga menyebabkan rendahnya risiko perusahaan. Hasil ini memperkuat asumsi bahwa
kepemilikan institusional efektif digunakan sebagai alat monitoring manajemen. Chen dan Steiner 1999 mengajukan hipotesis bahwa terdapat hubungan
positif antara financial leverage kebijakan hutang dengan risiko. Perusahaan yang lebih banyak menggunakan financial leverage hutang untuk mendanai kegiatannya
akan meningkatkan risiko perusahaan terhadap timbulnya financial distress dan risiko kebangkrutan, sehingga kebijakan hutang berhubungan positif dengan risiko.
Venkatesh 1989 telah mengamati secara empiris hubungan kausal negatif antara kebijakan dividen dengan risiko. Hubungan negatif ini dapat dijelaskan melalui
Universitas Sumatera Utara
free cash flow hypothesis, di mana semakin tinggi dividen yang dibayarkan akan menyebabkan semakin berkurangnya arus kas bebas yang dimiliki perusahaan dan
secara otomatis mengurangi konflik keagenan sehingga akan mengurangi risiko yang dihadapi perusahaan.
3.1.3. Kebijakan Hutang dan Hubungannya dengan Kepemilikan Manajerial,