Kebijakan Pengambilan Risiko Analisis Persamaan Simultan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Hutang, Dan Kebijakan Dividen Dalam Perspektif Teori Keagenan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

berpengaruh signifikan terhadap kepemilikan institusional. Keuntungan yang tinggi dimanfaatkan oleh manajer sehingga mengurangi proporsi kepemilikan institusional.

3. Kebijakan Pengambilan Risiko

Dengan bantuan program komputer maka diperoleh hasil analisis persamaan kebijakan pengambilan risiko seperti ditunjukkan pada Tabel 5.7 berikut: Tabel 5.7. Hasil Regresi 2 SLS Persamaan Kebijakan Pengambilan Risiko RISK Variabel B SE B Beta T Sig T MOWN -5,615175 0,493537 -0,608221 -11,377 0,0000 ION -0,669333 0,085849 -0,483846 -7,797 0,0000 DEBT 0,103988 0,009234 0,546404 11,261 0,0000 DIVD -0,430735 0,062724 -0,433354 -6,867 0,0000 SIZE -0,005945 0,005253 -0,061453 -1,132 0,2595 CURR 0,002491 0,001738 0,070030 1,433 0,1539 Constant 0,509947 0,085990 5,930 0,0000 F = 46,58589 Signif F = 0,0000 Adjusted R Square 0,63385 Sumber: Lampiran 10 Pada Tabel 5.7 dapat dilihat bahwa persamaan kebijakan pengambilan risiko memiliki nilai Adjusted R squared sebesar 0,63385. Kondisi ini menunjukkan bahwa secara serempak variabel; MOWN, ION, DEBT, DIVD, SIZE dan CURR mempengaruhi RISK sebesar 0,63385. Pengaruh secara bersama-sama tersebut signifikan, terbukti dengan tingkat probabilitas yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,0000. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 10.

a. Simultanitas Kebijakan Kepemilikan Manajerial dan Kebijakan

Pengambilan Risiko Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel 5.7 kebijakan kepemilikan manajerial secara statistik berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan Universitas Sumatera Utara pengambilan risiko pada nilai probabilitas yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,0000. Berdasarkan hasil tersebut hipotesis H 3a diterima. Nilai koefisien kepemilikan manajerial sebesar -5,615175. Artinya bahwa setiap kenaikan sebesar 1 kepemilikan manajerial, maka akan mengurangi kebijakan pengambilan risiko sebesar 5,615175. Nilai ini secara parsial signifikan pada level 5 uji satu arah one-tailed test dengan nilai t hitung sebesar -11,377. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 9. Pengaruh negatif kepemilikan manajerial terhadap kebijakan pengambilan risiko ini sesuai dengan Fitri dan Mamduh 2003 bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara variabel kepemilikan manajerial terhadap risiko. Manajer yang risk averse melakukan diversifikasi secara optimal untuk mengurangi risiko pribadi. Pada saat kekayaan pribadi tidak terdiversifikasi, manajer menuntut insentif tinggi untuk mengimbangi risiko yang diterima. Semakin tinggi tingkat risiko perusahaan, manajer akan mengurangi keterlibatannya dalam kepemilikan untuk mengurangi kemungkinan kehilangan kekayaan pribadi mereka. Bertentangan dengan Chen dan Steiner 1999 mengobservasi bahwa kepemilikan manajerial secara positif mempengaruhi risiko yang konsisten dengan argumen bahwa tingginya kepemilikan manajerial akan mengakibatkan konflik antara stockholders dan bondholders sehingga mengakibatkan ketidakkompakan dan meningkatkan risiko perusahaan. Universitas Sumatera Utara

b. Simultanitas Kebijakan Kepemilikan Institusional dan Kebijakan

Pengambilan Risiko Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel 5.7, kebijakan kepemilikan institusional secara statistik berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan pengambilan risiko pada nilai nilai probabilitas yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,0000. Berdasarkan hasil tersebut hipotesis H 3b diterima. Nilai koefisien kebijakan pengambilan risiko sebesar -0,669333. Artinya bahwa setiap kenaikan sebesar 1 kebijakan kepemilikan institusional, maka akan mengurangi kebijakan pengambilan risiko sebesar 0,669333. Nilai ini secara parsial signifikan pada level 5 uji satu arah one-tailed test dengan nilai t hitung sebesar -7,797. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 10. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin kuat kendali yang dilakukan oleh pihak eksternal terhadap perusahaan, sehingga menyebabkan rendahnya risiko perusahaan. Hasil ini memperkuat asumsi bahwa kepemilikan institusional efektif digunakan sebagai alat monitoring manajemen. Pengaruh negatif kebijakan kepemilikan institusional terhadap kebijakan pengambilan risiko dengan estimasi parameter kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kebijakan pengambilan risiko tidak sesuai dengan hasil penelitian Fitri dan Mamduh 2003 dan Putri dan Nasir 2006. c. Simultanitas Kebijakan Hutang dan Kebijakan Pengambilan Risiko Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel 5.7, kebijakan hutang secara statistik berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan pengambilan risiko pada nilai probabilitas yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,0000. Berdasarkan hasil Universitas Sumatera Utara tersebut hipotesis H 3c diterima. Nilai koefisien kebijakan hutang sebesar 0,103988 Artinya bahwa setiap kenaikan sebesar 1 kebijakan hutang, maka akan menaikkan kebijakan pengambilan risiko sebesar 0,103988. Nilai ini secara parsial signifikan pada level 5 uji satu arah one-tailed test dengan nilai t hitung sebesar 11,261. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 10. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Fitri dan Mamduh 2003, Chen dan Steiner 1999. Perusahaan menggunakan financial leverage hutang untuk mendanai sebagian besar aktivanya. Peningkatan hutang akan meningkatkan risiko financial distress dan kebangkrutan sehingga kebijakan hutang berhubungan positif terhadap risiko. Peningkatan risiko keuangan berarti menimbulkan konflik sehingga diperlukan pengaturan terhadap penggunaan hutang untuk mengurangi konflik keagenan. Dengan tingginya risiko yang dihadapi oleh perusahaan membuat perusahaan mengurangi hutangnya untuk menghindari tidak terbayarnya hutang di kemudian hari. Selain itu dengan tingginya level risiko perusahaan membuat debtholders berpikir dua kali untuk memberikan dana dalam bentuk hutang kepada perusahaan.

d. Simultanitas Kebijakan Dividen dan Kebijakan Pengambilan Risiko

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel 5.7, kebijakan dividen secara statistik berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan pengambilan risiko pada nilai probabilitas yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,0000. Berdasarkan hasil tersebut hipotesis H 3d diterima. Nilai koefisien kebijakan dividen sebesar -0,430735. Artinya bahwa setiap kenaikan sebesar 1 kebijakan dividen, maka akan mengurangi kebijakan pengambilan risiko sebesar 0,430735. Nilai ini secara parsial signifikan Universitas Sumatera Utara pada level 5 uji satu arah one-tailed test dengan nilai t hitung sebesar -6,867. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 10. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Wahidahwati 2002 begitu juga Chen dan Steiner 1999 serta Kim, Rhim, dan Friesner 2007 yang menyatakan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap kebijakan pengambilan risiko, namun sesuai dengan hasil penelitian Fitri dan Mamduh, 2003, berdasarkan pada free cash flow hypothesis dapat dinyatakan bahwa pengaruh dividen terhadap risiko adalah negatif, di mana semakin tinggi dividen menyebabkan semakin berkurangnya free cash flow dalam perusahaan dan secara otomatis mengurangi konflik keagenan sehingga akan mengurangi risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan. Pengaruh negatif dividen terhadap kebijakan risiko kemungkinan perusahaan tidak berminat untuk menarik minat investor membuat oleh sebab itu perusahaan tidak mengalokasikan dananya untuk dividen karena perusahaan enggan dengan risiko. e. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Pengambilan Risiko Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel 5.7, ukuran perusahaan secara statistik tidak berpengaruh terhadap kebijakan pengambilan risiko pada nilai probabilitas yang lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,2595. Berdasarkan hasil tersebut hipotesis H 6e ditolak. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 10. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Chen dan Steiner 1999. Semakin besar perusahaan maka akan semakin tinggi pula risiko yang dihadapi karena pelaksanaan investasi proyek-proyek bereturn sekaligus berisiko tinggi. Beberapa peneliti yang lain mempunyai argumen bahwa jumlah dewan direksi yang besar Universitas Sumatera Utara kurang efektif dalam memonitor manajemen Shaw, 1981; Jewel dan Reitz, 1981; Olson, 1982; Gladstein, 1984; Lipton dan Lorsch, 1992; Jensen dan Meckling, 1976. Hal tersebut didukung oleh penelitian Yermacrk 1996 dan Eisenberg et al 1998 menyatakan bahwa jumlah dewan direksi yang kecil meningkatkan kinerja perusahaan. Komposisi dewan direksi telah sering digunakan untuk mengkarakteristikkan keberadaan kolusi dan dominasi dari direksi.

f. Pengaruh Likuiditas Perusahaan terhadap Kebijakan Pengambilan

Risiko Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel 5.7, likuiditas perusahaan secara statistik tidak berpengaruh terhadap kebijakan pengambilan risiko pada nilai probabilitas yang lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,1539. Berdasarkan hasil tersebut hipotesis H 6f ditolak. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 10.

4. Kebijakan Hutang

Dokumen yang terkait

ANALISIS KETERKAITAN SECARA SIMULTAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL,KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN UTANG DAN KEBIJAKAN DIVIDEN DALAM PERSPEKTIF TEORI KEAGENAN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2007-2009)

0 16 15

PENGARUH INVESTASI, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN HUTANG, DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDO

1 20 106

ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO, KEBIJAKAN UTANG TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN DALAM PERSPEKTIF TEORI KEAGENAN

0 2 78

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN HUTANG, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

2 8 124

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG Pengaruh Kepemilikan Manajerial Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

1 2 14

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG Pengaruh Kepemilikan Manajerial Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

0 5 13

ANALISIS VARIABEL STRUKTUR ASET, UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 13 140

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 131

AKPM18. ANALISIS PERSAMAAN SIMULTAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, RISIKO, KEBIJAKAN HUTANG DAN KEBIJAKAN DIVIDEN DALAM PERSPEKTIF TEORI KEAGENAN

0 0 25

ANALISIS VARIABEL STRUKTUR ASET, UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 19