1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pelayanan adalah kunci keberhasilan dalam berbagai usaha atau kegiatan yang bersifat jasa. Untuk itu lembaga pemerintah maupun swasta, harus sungguh-
sungguh melaksanakan pelayanan publik yang baik karena menyangkut kepentingan rakyat secara keseluruhan, dan tidak merugikan masyarakat yang
menerima pelayanan tersebut. Namun berbagai pelayanan publik yang disediakan pemerintah masih menimbulkan banyak permasalahan. Pelayanan yang diberikan
masih memiliki banyak kelemahan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Hal ini seharusnya tidak akan pernah terjadi mengingat orientasi pelayanan
publik bukanlah mencari keuntungan melainkan kepuasan pelanggan yang dalam hal ini adalah kepuasan masyarakat. Pelayanan dalam bidang kesehatan adalah
salah satu bentuk pelayanan konkrit pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah. Kesehatan merupakan investasi yang sangat penting bagi masyarakat,
karena tanpa masyarakat yang sehat jasmani dan rohani maka pembangunan suatu negara tidak akan dapat berjalan dengan lancar. Masalah kesehatan adalah masalah
yang paling mendasar yang harusnya ditanggapi dengan serius oleh pemerintah. Dengan demikian, agar pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
masyarakat dapat memuaskan, maka banyak faktor yang harus diperhatikan. Salah satunya sumber daya manusia kesehatan yang pada satu sisi adalah unsur
penunjang utama dalam pelayanan kesehatan, pada sisi lain, ternyata kondisinya
Universitas Sumatera Utara
2 saat ini masih jauh dari kurang, baik pada kuantitas maupun kualitasnya. Perlu kita
ketahui bahwa dengan tingginya tingkat kemampuan sumber daya manusia tersebut, maka pelaksanaan kegiatan pelayanan akan tercapai dengan maksimal
Moenir, 1992:231. Untuk itu lembaga pemerintah harus sungguh-sungguh meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang handal dalam memasuki era
globalisasi ini, karena semakin berkembangnya masyarakat, maka semakin banyak masyarakat yang memerlukan pelayanan.
Masalah yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah mengenai SDM kesehatan ini adalah kurang efisien, efektif, dan profesionalisme dalam
menanggulangi permasalahan kesehatan. Masih lemahnya kemampuan SDM kesehatan dalam membuat perencanaan pelayanan kesehatan serta sikap perilaku
mereka dalam mengantisipasi permasalahan kesehatan yang terjadi, ternyata tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Yang mana dapat dilihat dengan masih
tingginya tingkat penyalahgunaan wewenang, masih adanya praktik KKN, serta masih lemahnya tingkat pengawasan terhadap kinerja aparatur pelayanan publik
dalam menjalankan sistem pelayanan kesehatan. Sehubungan dengan masalah ini, Koentjaraningrat 1985:40, mengatakan
Para dokter dan karyawan pelayanan kesehatan jarang mencoba mencari kesalahannya pada diri sendiri, dan mempersoalkan kualitas pelayanan kesehatan
biomedik di Indonesia. Dengan kualitas disini tidak hanya dimaksudkan keusangan teknologi, tidak adanya peralatan kedokteran yang mutakhir, atau kurangnya obat-
obatan, melainkan juga sikap para karyawan pelayanan kesehatan terhadap
Universitas Sumatera Utara
3 penduduk yang mungkin kurang memberi perangsang positif, serta birokrasi dari
sistem pelayanan kesehatan yang lamban. Dalam menjalankan pelayananan umum yang lain, pelayanan kesehatan
yang diberikan pemerintah juga kondisinya masih jauh dari memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari masyarakat yang lebih suka untuk menggunakan pelayanan
kesehatan yang disediakan oleh pihak swasta meskipun tergolong lebih mahal dari pada menggunakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah yang
tergolong lebih murah dan terjangkau. Hal lain yang dapat membuktikan bahwa masyarakat lebih suka untuk
menggunakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak swasta adalah semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri. Dimana
setiap tahunnya dilaporkan terjadi peningkatan jumlah penduduk yang berobat ke luar negeri PenangMalaysia dan Singapura. Pada tahun 2003 jumlah orang
Indonesia yang berobat ke RS Lam Wah Ee sekitar 12.000 orang atau sekitar 32 pasien per-hari sedangkan di RS Adventist sekitar 14.000 orang atau sekitar 38
pasien per-hari. Angka ini meningkat sampai dengan Juni 2004 menjadi 10.000 orang atau 55 pasien per-hari. Untuk Singapura, angka ini lebih tinggi dimana
sekitar 75.000 orang pergi berobat pada tahun 2003. Lebih lanjut diperkirakan bahwa rata-rata 1000 orang warga Medan berobat ke Penang setiap bulannya dan
laporan bahwa setiap tahunnya kedua negara itu mendapat devisa sekitar 400 juta dollar AS dari warga yang berobat www.google.com diunduh tanggal 7 April 2008
pkl 13:17.
Universitas Sumatera Utara
4 Dari keadaan ini ada beberapa point yang dapat disimpulkan seperti:
pertama, masih kurangnya kesiapan Propinsi Sumatera Utara menghadapi era globalisasi terutama dalam bidang kesehatan; kedua, adanya krisis
ketidakpercayaan dari masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan dimana semakin seringnya muncul dugaan malpraktik dan salah diagnosis oleh petugas
kesehatan. Namun dalam menjalankan program pelayanan kesehatan di rumah sakit, tidak sedikit pula masalah yang akan dihadapi. Dengan kata lain, terdapat
banyak faktor dan determinan yang mempengaruhi keberhasilan sistem pelayanan kesehatan.
Menurut Azwar 1993:160 paling tidak ada 3 tiga faktor pembentukan sistem pelayanan kesehatan, yaitu:
1. Kemampuan, yang dapat berupa kondisi fisik, biologis dan psikis.
2. Sumber, yang terdiri dari sumber daya manusia, modal dan sumber daya
alam. 3.
Tata cara, yang berupa ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketiga komponen ini saling terkait satu sama lain. Kelambanan pelayanan
kesehatan misalnya, seringkali disebabkan oleh tidak memadainya ilmu pengetahuan dan teknologi yang dipakai. Tidak jarang pula bahwa kualitas sumber
daya pelaksana atau petugas kesehatan menimbulkan dorongan yang tinggi bagi masyarakat untuk menggunakan pelayanan suatu rumah sakit tertentu. Bahkan
diantara petugas kesehatan sering menyalahkan orang lain sebagai penyebab tidak terorganisirnya pelayanan rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
5 Untuk itu Kusumanto 1994:2 mengatakan bahwa pelayanan kesehatan
yang bermutu berarti rumah sakit tersebut harus dapat memberikan pelayanan yang cepat, akurat dan sesuai dengan kemajuan teknologi kedokteran, sehingga dapat
berfungsi sebagai pusat rujukan bagi rumah sakit lainnya. Sedangkan pelayanan kesehatan yang terjangkau berarti dapat melayani segala lapisan masyarakat,
terutama yang berpenghasilan rendah, baik dari segi biaya maupun jarak ke pusat- pusat pelayanan. Inilah yang memberi sifat pelayanan sosial pada rumah sakit
pemerintah. Menjelang era pasar bebas atau dikenal AFTA Asean Free Trade
Assosiation diperlukan kesiapan yang mantap dari semua sektor, termasuk sektor kesehatan khususnya rumah sakit. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya adalah akreditasi rumah sakit yang ada saat ini mulai dituntut oleh masyarakat pengguna jasa pelayanan
rumah sakit Departemen Kesehatan RI, 1990 www.google.com diunduh tanggal 7 April 2008 pkl 13:17.
Rumah sakit merupakan salah satu mata rantai didalam pemberian pelayanan kesehatan serta suatu organisasi dengan sistem terbuka dan selalu
berinteraksi dengan lingkungannya untuk mencapai suatu keseimbangan yang dinamis mempunyai fungsi utama melayani masyarakat yang membutuhkan
pelayanan kesehatan serta sebagai tempat penelitian berdasarkan surat keputusan. Dalam hal pelayanan kesehatan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik merupakan salah satu organisasi atau badan yang menyediakan pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah. Dan sebagai Rumah Sakit rujukan
Universitas Sumatera Utara
6 untuk wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nangroe
Aceh Darussalam, Sumatera Barat dan Riau. Rumah Sakit Adam Malik juga memiliki visi “menjadi pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan serta
pusat rujukan kesehatan wilayah Sumatera bagian Utara dan Tengah pada tahun 2010 yang bertumpu pada kemandiriaan”. Untuk mendukung semua itu tentunya
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik memerlukan sumber daya manusia pegawai, baik itu para medis maupun pegawai yang lainnya yang turut
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Karena sumber daya manusia pegawai merupakan kunci utama suatu organisasi didalam mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Cukup penting untuk ditelaah di sini bagaimana peranan yang dimainkan
oleh kemampuan sumber daya manusia terhadap pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Berdasarkan
uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
“PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN” Studi Tentang Pelayanan Medis Pada Rumah
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
1.2. Perumusan Masalah