terbukti dan diterima. Hubungan yang terbentuk adalah hubungan positif, yaitu peningkatan skor pada social support mengakibatkan peningkatan skor pada
optimisme. Semakin subjek penelitian merasakan dan mempersepsikan ketersediaan dukungan sosial yang mereka perlukan maka subjek akan semakin
optimis, memiliki ekspektasi hasil output yang baik dari setiap kejadian dalam kehidupannya meskipun subjek menghadapi kemalangan atau kesulitan dalam
kehidupannya.
2. Hubungan masing-masing bentuk social support dan aitem dengan optimisme
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa masing-masing dukungan
sosial memiliki hubungan positif dengan optimisme. 2a. Emotional or esteem support
Hubungan emotional support dengan optimisme r
s
=0.405 signifikan p0.05 p=0.004, yang berarti ada hubungan positif yang signifikan antara
Emotional or esteem support dengan optimisme dimana peningkatan skor pada emotional or esteem support mengakibatkan peningkatan skor pada
optimisme. Semakin subjek merasakan dan mempersepsikan adanya afeksi, kepercayaan, perhatian, dan perasaan didengarkan yang diterimanya ketika
berinteraksi dengan orang lain, maka subjek akan semakin optimis, memiliki ekspektasi hasil output yang baik atas setiap kejadian dalam kehidupannya
meskipun subjek menghadapi kemalangan atau kesulitan dalam kehidupannya. Emotional support terdiri dari 7 aitem yaitu aitem 1, 2, 3, 12, 13, 18, 19.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara aitem 1 dengan
Universitas Sumatera Utara
optimisme r
s
=0.355 signifikan p0.05 p=0.01, hubungan antara aitem 2 dengan optimisme r
s
=0.375 signifikan p0.05 p=0.007, hubungan antara aitem 3 dengan optimisme r
s
=0.310 signifikan p0.05 p=0.022, hubungan antara aitem 12 dengan optimisme r
s
=0.487 signifikan p0.05 p=0.000, hubungan antara aitem 13 dengan optimisme r
s
=0.230 tidak signifikan p0.05 p=0.069, hubungan antara aitem 18 dengan optimisme r
s
=0.075 tidak signifikan p0.05 p=0.317, hubungan antara aitem 19 dengan optimisme
r
s
=0.250 tidak signifikan p0.05 p=0.053. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan emosional seperti
perasaan nyaman berada di dekat orang lain aitem 1, perasaan bahwa pendapatnya dihargai aitem 2, perasaan bahwa dirinya diterima meskipun
ODHA aitem 3, merasa diperhatikan saat ada masalah kesehatan aitem 12 berhubungan dengan kecenderungan rasa optimis subjek untuk memiliki
ekspektasi hasil output yang baik atas setiap kejadian dalam kehidupannya meskipun subjek menghadapi kemalangan atau kesulitan dalam kehidupannya.
Sebaliknya dukungan emosional seperti perasaan tidak diabaikan oleh keluarga aitem 13, perasaan bahwa dirinya disayangi oleh orang-orang
terdekatnya aitem 18, dan keluarga sebagai tempat berkeluh kesah aitem 19 tidak berhubungan dengan kecenderungan subjek untuk memiliki ekspektasi
hasil output yang baik atas setiap kejadian dalam kehidupannya.
2b. Tangible instrumental Support
Hubungan antara tangible support dengan optimisme r
s
=0.461 signifikan pada p0.05 p=0.001, yang berarti ada hubungan positif yang signifikan
Universitas Sumatera Utara
antara tangibleinstrumental support dengan optimisme dimana peningkatan skor pada tangibleinstrumental support mengakibatkan peningkatan skor
pada optimisme. Semakin subjek merasakan dan mempersepsikan adanya bantuan yang diberikan kepadanya secara langsung, dapat berupa jasa, waktu,
atau uang, maka subjek akan semakin optimis, memiliki ekspektasi hasil output yang baik atas setiap kejadian dalam kehidupannya meskipun subjek
menghadapi kemalangan atau kesulitan dalam kehidupannya. Tangible support terdiri dari 4 aitem yaitu aitem 4, 7, 14, 15. Hubungan
antara aitem 4 dengan optimisme r
s
=0.547 signifikan p0.05 p=0.000, hubungan antara aitem 7 dengan optimisme r
s
=0.118 tidak signifikan p0.05 p=0.225, hubungan antara aitem 14 dengan optimisme r
s
=0.464 signifikan p0.05 p=0.001, hubungan antara aitem 15 dengan optimisme r
s
=0.240 tidak signifikan p0.05 p=0.060.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tangible support seperti menemani saat sakit aitem 4, dan ada orang yang mengantar untuk berobat
saat diperlukan aitem 14 berhubungan dengan kecenderungan rasa optimis subjek untuk memiliki ekspektasi hasil output yang baik atas setiap kejadian
dalam kehidupannya meskipun subjek menghadapi kemalangan atau kesulitan dalam kehidupannya.
Sebaliknya tangible support seperti meminjamkan uang untuk berobat aitem 7, bantuan obat dari pihak medis aitem 15 tidak berhubungan dengan
kecenderungan subjek untuk memiliki ekspektasi hasil output yang baik atas setiap kejadian dalam kehidupannya.
Universitas Sumatera Utara
2c. Informational Support
Hubungan antara informational support dengan optimisme r
s
=0.340 signifikan pada p0.05 p=0.013, yang berarti ada hubungan positif yang
signifikan antara informational support dengan optimisme dimana peningkatan skor pada informational support mengakibatkan peningkatan skor
pada optimisme. Semakin subjek merasakan dan mempersepsikan adanya nasehat, petunjuk-petunjuk, saran-saran, informasi atau umpan balik yang
tepat yang diterimanya dari hasil interaksinya dengan orang lain, maka subjek akan semakin optimis, memiliki ekspektasi hasil output yang baik atas setiap
kejadian dalam kehidupannya meskipun subjek menghadapi kemalangan atau kesulitan dalam kehidupannya.
Informational support terdiri dari 6 aitem yaitu aitem 5, 8, 9, 16, 17, 20. Hubungan antara aitem 5 dengan optimisme r
s
=0.361 signifikan p0.05 p=0.009, hubungan antara aitem 8 dengan optimisme r
s
=0.464 signifikan p0.05 p=0.001, hubungan antara aitem 9 dengan optimisme r
s
=0.363 signifikan p0.05 p=0.008, hubungan antara aitem 16 dengan optimisme
r
s
=0.127 tidak signifikan p0.05 p=0.209, hubungan antara aitem 17 dengan optimisme r
s
=0.420 signifikan p0.05 p=0.003, hhubungan antara aitem 20 dengan optimisme r
s
=0.203 tidak signifikan p0.05 p=0.096. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa informational support seperti
adanya teman berdiskusi aitem 5, adanya pengajaran dari pihak medis untuk mengatasi masalah kesehata aitem 8, saran-saran dari sahabat aitem 9, dan
adanya informasi dan petunjuk kesehatan dari lembaga masyarakat aitem 17
Universitas Sumatera Utara
berhubungan dengan kecenderungan rasa optimis subjek untuk memiliki ekspektasi hasil output yang baik atas setiap kejadian dalam kehidupannya
meskipun subjek menghadapi kemalangan atau kesulitan dalam kehidupannya. Sebaliknya informational support seperti nasihat dari keluarga aitem
16, adanya tempat bertanya tentang masalah kesehatan aitem 20 tidak berhubungan dengan kecenderungan subjek untuk memiliki ekspektasi hasil
output yang baik atas setiap kejadian dalam kehidupannya.
2d. Companionship Support
Hubungan antara companionship support dengan optimisme r
s
=0.428 signifikan pada p0.05 p=0.002, yang berarti ada hubungan positif yang
signifikan antara companionship support dengan optimisme dimana peningkatan skor pada companionship support mengakibatkan peningkatan
skor pada optimisme. Semakin subjek merasakan dan mempersepsikan adanya perasaan keanggotaan subjek dalam suatu kelompok, saling berbagi
kesenangan dan aktivitas sosial dalam kelompok yang diterima subjek dari interaksinya dengan orang lain, maka subjek akan semakin optimis, memiliki
ekspektasi hasil output yang baik atas setiap kejadian dalam kehidupannya meskipun subjek menghadapi kemalangan atau kesulitan dalam kehidupannya.
Companionship support terdiri dari 3 aitem yaitu aitem 6, 10, 11. Hubungan antara aitem 6 dengan optimisme r
s
=0.479 signifikan p0.05 p=0.001, hubungan antara aitem 10 dengan optimisme r
s
=0.012 tidak signifikan p0.05 p=0.469, hubungan antara aitem 11 dengan optimisme
r
s
=0.411 signifikan p0.05 p=0.003.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa companionship support seperti adanya teman sesama ODHA untuk saling berbagi suka duka aitem 6 dan
memiliki teman yang mendengarkan keluh kesah aitem 11 berhubungan dengan kecenderungan rasa optimis subjek untuk memiliki ekspektasi hasil
output yang baik atas setiap kejadian dalam kehidupannya meskipun subjek menghadapi kemalangan atau kesulitan dalam kehidupannya.
Sebaliknya companionship support menghabiskan waktu dengan orang lain atau menghabiskan waktu sendiri tidak berhubungan dengan
kecenderungan subjek untuk memiliki ekspektasi hasil output yang baik atas setiap kejadian dalam kehidupannya.
3. Hasil Tambahan 1. Kategorisasi data penelitian