Kewajiban Para Pihak dalam Pemberian Asuransi Kredit

e. Melakukan asuransi kembali reinsurance, hervezekering kepada penanggung yang lain, dengan maksud untuk membagi risiko yang dihadapinya. Hak-hak para pihak di atas merupakan prestasi yang telah disepakati dan harus dipenuhi sehingga apabila tidak dipenuhi, dapat terjadi wanprestasi, dan pihak yang tidak memenuhi hak pihak lainnya dapat dituntut di muka hukum.

D. Kewajiban Para Pihak dalam Pemberian Asuransi Kredit

Seperti disebutkan di atas, deklarasi pada polis asuransi juga memuat kewajiban para pihak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kewajiban adalah: 1. sesuatu yg wajib dilaksanakan; keharusan; 2. yg harus dilaksanakan; 54 Kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah sesuatu yang sepatutnya diberikan oleh satu pihak kepada pihak lainya dalam suatu perjanjian. Kewajiban para pihak dalam pemberian asuransi kredit yakni : 55 54 Lukman Ali, dkk., op.cit, hal. 1613. 55 Man Suparman Sastrawidjaja, op.cit, hal. 21. 1. Kewajiban Tertanggung a. Membayar premi kepada penanggung Pasal 246 KUHD; b. Memberikan keterangan yang benar kepada penanggung mengenai obyek yang diasuransikan Pasal 251 KUHD; c. Mengusahakan atau mencegah agar peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian terhadap obyek yang disauransikan tidak terjadi atau dapat dihindari; Apabila dapat dibuktikan oleh penanggung, bahwa tertanggung tidak berusaha untuk mencegah terjadinya peristiwa tersebut, dapat menjadi salah satu alasan bagi penanggung untuk menolak memberikan ganti kerugian, bahkan sebaliknya menuntut ganti kerugian kepada tertanggung Pasal 283 KUHD. d. Memberitahukan kepada penanggung bahwa telah terjadi peristiwa yang menimpa obyek yang diasuransikan, berikut usaha-usaha pencegahannya. Dengan demikian, sebagai Tertanggung dalam Perjanjian Asuransi Kredit dengan PT. Jasindo Cabang Medan sebagai Penanggung, pihak BTN Cabang Medan berkewajiban untuk: a. Membayar premi kepada PT. Jasindo Cabang Medan; b. Memberikan keterangan yang benar kepada PT. Jasindo Cabang Medan mengenai perjanjian kredit yang diasuransikan.; c. Mengusahakan atau mencegah agar peristiwa yang dapat menimbulkan kredit macet terjadi atau dapat dihindari; Apabila dapat dibuktikan oleh PT. Jasindo Cabang Medan, bahwa BTN tidak berusaha untuk mencegah terjadinya peristiwa tersebut, dapat menjadi salah satu alasan bagi PT. Jasindo cabang Medan untuk menolak memberikan ganti kerugian, bahkan sebaliknya menuntut ganti kerugian kepada BTN; d. Memberitahukan kepada PT. Jasindo Cabang Medan bahwa telah terjadi kredit macet pada perjanjian kredit yang disauransikan, berikut usaha-usaha pencegahannya. 2. Kewajiban Penanggung a. Memberikan ganti kerugian atau memberikan sejumlah uang kepada tertanggung apabila peristiwa yang dierjanjikan terjadi, kecuali jika terdapat hal yang menjadi alasan untuk membebaskan dari kewajiban tersebut; b. Menandatangani dan menyerahkan polis kepada tertanggung Pasal 259, 260 KUHD; c. Mengembalikan premi kepada tertanggung jika asuransi batal atau gugur, dengan syarat tertanggung belum menanggung risiko sebagian atau seluruhnya premi restorno, Pasal 281 KUHD; Dengan demikian, sebagai Penanggung dalam Perjanjian Asuransi Kredit dengan BTN sebagai Tertanggung, pihak PT. Jasindo Cabang Medan berkewajiban untuk: a. Memberikan ganti kerugian atau memberikan sejumlah uang kepada BTN apabila kredit yang diasuransikan macet, kecuali jika terdapat hal yang menjadi alasan untuk membebaskan dari kewajiban tersebut; b. Menandatangani dan menyerahkan polis kepada BTN; c. Mengembalikan premi kepada BTN jika asuransi batal atau gugur, dengan syarat BTN belum menanggung risiko sebagian atau seluruhnya. Kewajiban para pihak di atas juga merupakan prestasi yang telah disepakati dan harus dipenuhi sehingga apabila tidak dipenuhi, dapat terjadi wanprestasi, dan pihak yang tidak memenuhi kewajibannya terhadap pihak lainnya dapat dituntut di muka hukum. Perwujudan hukum menjadi hak dan kewajiban seperti yang telah dijabarkan di atas terjadi dengan adanya perantaraan peristiwa hukum. Segala peristiwa atau kejadian dalam keadaan tertentu adalah peristiwa hukum. Dalam hal ini peristiwa hukum yang terjadi adalah adanya perjanjian asuransi kredit Untuk terciptanya suatu hak dan kewajiban diperlukan terjadinya peristiwa yang oleh hukum dihubungkan sebagai akibat. Karena pada umumnya hukum itu bersifat pasif. Contoh : Terdapat ketentuan barangsiapa mencuri, maka harus dihukum. Maka bila tidak terjadi peristiwa pencurian maka tidaklah ada akibat hukum. Dalam perjanjian asuransi kredit terdapat risiko kredit macet. Karena itulah terjadi akibat hukum berupa perjanjian asuransi kredit, dimana ketika terjadi kredit macet, PT. Jasindo Cabang Medan selaku penanggung menanggung risiko yang dialami oleh Bank BTN selaku tertanggung. BAB IV PERANAN ASURANSI KREDIT DALAM MENANGGULANGI KREDIT MACET PADA KREDIT USAHA KECIL DI PT. JASINDO CABANG MEDAN

A. Pelaksanaan Pemberian Asuransi Kredit bagi Usaha Kecil