Dalam situasi bisnis, asuransi kredit dapat memberikan perlindungan terhadap masalah utama dengan piutang. Dalam hal bahwa klien masuk ke dalam
kebangkrutan dan account yang belum dibayar item piutang memenuhi syarat- syarat asuransi kredit, pihak tertanggung dapat mencari penanggung pemulihan
melalui pihak ketiga. Tingkat perlindungan dengan asuransi kredit terkait akan bervariasi. Seringkali, ada batas untuk jumlah pertanggungan yang dapat
diperoleh dari asuransi kredit. Ini biasanya harus dilakukan dengan peraturan yang berlaku di negara yurisdiksi.
Penting untuk dicatat bahwa asuransi kredit umumnya hanya mencakup utang yang belum dibayar saat ini. Ini berarti bahwa setiap utang yang sudah
menunggak pada saat pengajuan mungkin tidak memenuhi persyaratan untuk cakupan. Pada saat yang sama, setiap utang yang timbul setelah pengajuan jarang
tercakup dalam ketentuan polis. Banyak pemberi pinjaman menawarkan pilihan untuk mengambil asuransi
kredit dan biaya bundling ke dalam pembayaran angsuran bulanan. Dalam beberapa yurisdiksi, pemberi pinjaman diwajibkan oleh hukum untuk
menawarkan pertanggungan asuransi kredit pada saat pinjaman tersebut telah diperpanjang. Namun, peminjam tidak perlu diharuskan membeli asuransi yang
ditawarkan oleh pemberi pinjaman.
B. Pihak-Pihak yang Terlibat di dalam Suatu Asuransi Kredit
Asuransi Kredit itu bersifat bi-party agreement antara pihak bank dengan pihak asuransi. Dalam hal ini debitur dalam perjanjian kredit bank tidak termasuk
para pihak dalam perjanjian pertangungan atas kredit yang disalurkan bank
kepada debitur.
51
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia sekaligus mengamanatkan pelaksanaan pemindahan kekuasaan dan kepemilikan Kerajaan Belanda kepada
pemerintah Indonesia. Termasuk di dalamnya melakukan nasionalisasi terhadap dua perusahaan tersebut dan mengubah nama keduanya menjadi PT Asuransi
Bendasraya. Perusahaan ini bergerak di bidang asuransi umum dalam rupiah dan PT Umum Internasional Underwriters UIU yang bergerak pada bidang asuransi
umum dalam valuta asing. Sehingga para pihak yang terlibat di dalam suatu asuransi kredit
adalah seperti pada perjanjian asuransi umumnya. Pasal 1 angka 1 UU No. 2 Tahun 1992 menyatakan bahwa Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian
antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti. Dari situ dapat kita lihat bahwa para pihak dalam asuransi adalah
Penanggung dan Tertanggung. Penanggung dalam hal ini adalah PT. Jasindo Cabang Medan. Proses
berdirinya PT. Jasindo bermula pada tahun 1845 ketika dilaksanakannya nasionalisasi atas NV Assurantie Maatschappij de Nederlander. Ini merupakan
sebuah perusahaan asuransi umum milik kolonial Belanda, dan Bloom Vander, perusahaan asuransi umum Inggris yang berkedudukan di Jakarta.
51
Asuransi Kredit, http:primaagency.blogspot.com200905asuransi-kredit.html, diakses tanggal 17 Maret 2011
Kedua perusahaan hasil tindak lanjut nasionalisasi ini bertujuan untuk memberikan manfaat yang maksimal kepada masyarakat dan memperkokoh
keamanan serta perekonomian negara. Adapun kebijakan nasionalisasi tersebut dilaksanakan berdasarkan payung hukum Undang-Undang Nomor 86 Tahun 1958
tentang Nasionalisasi Perusahaan-Perusahaan Milik Belanda yang berada di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam perjalanan bersejarahnya, melalui Keputusan Menteri Keuangan No.764MKIV121972 tertanggal 9 Desember 1972, pemerintah Indonesia
memutuskan untuk melakukan merger antara PT Asuransi Bendasraya dan PT Umum Internasional Underwriters UIU menjadi PT Asuransi Jasa Indonesia
Persero sebagai sebuah Badan Usaha Milik Negara BUMN yang bergerak di bidang usaha asuransi umum dan kredit.
Tertanggung dalam hal ini adalah Bank BTN. Bank BTN semula bernama Postspaarbank, yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1897. Pada
masa penjajahan Jepang Postspaarbank dibekukan oleh Pemerintah Pendudukan Jepang dan digantikan oleh Tyokin Kyoku. Setelah Indonesia merdeka, Tyokin
Kyoku diambilalih oleh Pemerintah Indonesia dan namanya dirubah menjadi Kantor Tabungan Pos. Setelah melalui berbagai tahapan maka akhirnya nama
Kantor Tabungan Pos dirubah menjadi Bank Tabungan Negara Bank BTN sejak tahun 1950 hingga sekarang.
Bank BTN tidak hanya dikenal sebagai bank pemerintah yang menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah KPR. Bank BTN juga didasarkan
pelayanan pada masyarakat kecil dan sampai sekarang tetap konsisten, yaitu
dengan fokus pemberian fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Hal ini antara lain tercermin pada perkembangan penyaluran KUK Kredit
Usaha Kecil pada tahun 1994 sebesar Rp. 6.419,8 milyar yang meningkat menjadi Rp. 8.231,1 milyar pada tahun 1995 dan pada tahun 1999 sampai
dengan bulan September sebesar Rp. 20.466 milyar.
C. Hak Para Pihak dalam Pemberian Asuransi kredit