Hak Para Pihak dalam Pemberian Asuransi kredit

dengan fokus pemberian fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Hal ini antara lain tercermin pada perkembangan penyaluran KUK Kredit Usaha Kecil pada tahun 1994 sebesar Rp. 6.419,8 milyar yang meningkat menjadi Rp. 8.231,1 milyar pada tahun 1995 dan pada tahun 1999 sampai dengan bulan September sebesar Rp. 20.466 milyar.

C. Hak Para Pihak dalam Pemberian Asuransi kredit

Seperti dicantumkan di atas, salah satu isi polis adalah deklarasi yang memuat tentang ketentuan asuransi kredit. Ketentuan itu berisi hak dan kewajiban para pihak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hak adalah: 52 1. yg benar; 2. milik; kepunyaan; 3. kewenangan; 4. kekuasaan untuk berbuat sesuatu krn telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dsb; 5. kekuasaan yg benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu; 6. derajat atau martabat; Menurut pengertian di atas, hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum. Suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Hak dalam perjanjian merupakan prestasi yang dapat dituntut oleh 52 Lukman Ali, dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka, 2008, hal. 502. para pihak dari pihak lainnya dalam perjanjian tersebut. Adapun hak para pihak dalam pemberian asuransi kredit yakni : 53 1. Hak Tertanggung a. Menuntut agar polis ditandatangani oleh penanggung Pasal 259 KUHD; b. Menuntut agar polis segera diserahkan oleh penanggung Pasal 260 KUHD; c. Meminta ganti kerugian kepada penanggung, karena pihak yang disebut terakhir ini lalai menandatangani dan menyerahkan polis sehingga menimbulkan kerugian kepada tertanggung Pasal 261 KUHD. d. Melalui pengadilan, tertanggung dapat membebaskan penanggung dari segala kewajibannya pada waktu yang akan datang; Untuk selanjutnya, tertanggung dapat mengasuransikan kepentingannya kepada penanggung yang lain untuk waktu dan bahaya yang sama dengan asuransi yang pertama. Pasal 272 KUHD. e. Mengadakan solvabiliteit verzekering, karena tertanggung ragu-ragu akan kemampuan penanggungnya Pasal 280 KUHD; Dalam hal ini, harus tegas bahwa tertanggung hanya akan mendapat ganti kerugian dari salah satu penangung saja. f. Menuntut pengembalian premi baik seluruhnya maupun sebagian, apabila perjanjian asuransi batal atau gugur; Hak tertanggung mengenai hal ini dilakukan apabila tertanggung beritikad baik, sedangkan penanggung bersangkutan belum menanggung risiko premi restorno, Pasal 281 KUHD. 53 Man Suparman Sastrawidjaja, Aspek-aspek Hukum Asuransi dan Surat Berharga, Bandung: PT. Alumni, 2003, hal. 20. g. Menuntut ganti kerugian kepada penanggung apabila peristiwa yang diperjanjikan dalam polis terjadi. Dengan demikian, sebagai Tertanggung dalam Perjanjian Asuransi Kredit dengan PT. Jasindo Cabang Medan sebagai Penanggung, pihak BTN Cabang Medan berhak untuk: a. Menuntut agar polis ditandatangani oleh pihak PT. Jasindo Cabang Medan; b. Menuntut agar polis segera diserahkan oleh pihak PT. Jasindo Cabang Medan; c. Meminta ganti kerugian kepada PT. Jasindo Cabang Medan, apabila PT. Jasindo Cabang Medan lalai menandatangani dan menyerahkan polis sehingga menimbulkan kerugian kepada tertanggung; d. Melalui pengadilan, BTN dapat membebaskan PT. Jasindo Cabang Medan dari segala kewajibannya pada waktu yang akan datang; Untuk selanjutnya, BTN dapat mengasuransikan kepentingannya kepada penanggung yang lain untuk waktu dan bahaya yang sama dengan asuransi yang pertama; e. Mengadakan solvabiliteit verzekering, karena BTN ragu-ragu akan kemampuan PT. Jasindo Cabang Medan; f. Menuntut pengembalian premi baik seluruhnya maupun sebagian, apabila perjanjian asuransi batal atau gugur; Hak tertanggung mengenai hal ini dilakukan apabila tertanggung beritikad baik, sedangkan PT. Jasindo Caang Mdan belum menanggung risiko premi restorno, Pasal 281 KUHD. g. Menuntut ganti kerugian kepada PT. Jasindo Cabang Medan apabila kedit yang diasuransikan macet. 2. Hak Penanggung a. Menuntut pembayaran premi kepada tertanggung sesuai dengan perjanjian; b. Meminta keterangan yang benar dan lengkap kepada tertanggung yang berkaitan dengan obyek yang diasuransikan kepadanya; c. Memiliki premi dan bahkan menuntutnya dalam hal peristiwa yang diperjanjikan terjadi tetapi disebabkan oleh kesalahan tertanggung sendiri Pasal 276 KUHD; d. Memiliki premi yang sudah diterima dalam hal asuransi batal atau gugur yang disebabkan oleh perbuatan curang dari tertangung Pasal 282 KUHD; e. Melakukan asuransi kembali reinsurance, hervezekering kepada penanggung yang lain, dengan maksud untuk membagi risiko yang dihadapinya Pasal 271 KUHD. Dengan demikian, sebagai Penanggung dalam Perjanjian Asuransi Kredit dengan BTN sebagai Tertanggung, pihak PT. Jasindo Cabang Medan berhak untuk: a. Menuntut pembayaran premi kepada BTN sesuai dengan perjanjian; b. Meminta keterangan yang benar dan lengkap kepada BTN yang berkaitan dengan perjanjian kredit yang diasuransikan kepadanya; c. Memiliki premi dan bahkan menuntutnya dalam hal peristiwa yang diperjanjikan terjadi tetapi disebabkan oleh kesalahan BTN sendiri; d. Memiliki premi yang sudah diterima dalam hal asuransi batal atau gugur yang disebabkan oleh perbuatan curang dari BTN; e. Melakukan asuransi kembali reinsurance, hervezekering kepada penanggung yang lain, dengan maksud untuk membagi risiko yang dihadapinya. Hak-hak para pihak di atas merupakan prestasi yang telah disepakati dan harus dipenuhi sehingga apabila tidak dipenuhi, dapat terjadi wanprestasi, dan pihak yang tidak memenuhi hak pihak lainnya dapat dituntut di muka hukum.

D. Kewajiban Para Pihak dalam Pemberian Asuransi Kredit