B. Pemberian Kredit Usaha Kecil
Dalam rangka perkembangan era globalisasi dewasa ini yang diikuti dengan percepatan arus teknologi dan informasi terutama di bidang ekonomi
seperti dewasa ini masyarakat tidak akan maju bilamana tidak berhubungan dengan kredit. Kredit merupakan kesanggupan akan meminjam uang atau
kesanggupan akan mengadakan transaksi dagang atau memperoleh penyerahan barang atau jasa, dengan perjanjian akan membayarnya kelak.
36
Elemen dari kredit adalah adanya dua pihak kesepakatan pinjam- meminjam, kepercayaan, prestasi, imbalan dan jangka waktu tertentu. Kredit
dalam pengertian lain dapat berarti percaya atau kepercayaan.
37
Tetapi dalam hukum kredit berlaku ketentuan bahwa untuk bisa percaya, sehingga kepadanya
dapat diberikan kredit, maka terlebih dahulu calon debitur harus dicurigai setengah mati. Hal ini sangat beralasan, sebab kata kredit itu sendiri berasal dari
bahasa latin “creditus” yang merupakan bentuk past participle dari kata credere, yang berarti to trust. Kata trust itu sendiri berarti kepercayaan.
38
36
Munir Fuady, Hukum Perkreditan Komtemporer, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1996, hal. 5.
Pengertian kredit menurut UU Perbankan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga.
37
Asuransi Kredit, http:www.sinarmas.co.idFAQasuransi_kredit.asp diakses tanggal 10 Februari 2011.
38
Rivai Hadiwidjadja dan Wirasasmita, Analis Kredit, Bandung : Pionir Jaya,1997, hal 12.
Menurut HMA Savelberg kredit mempunyai arti antara lain:
39
1. Sebagai dasar dari setiap perikatan verbintenis dimana seseorang berhak
menuntut sesuatu dari orang lain. 2.
Sebagai jaminan, dimana seseorang menyerahkan sesuatu kepada orang lain dengan tujuan untuk memperoleh kembali apa yang diserahkan itu
commodatus, depositus regulare, pignus. JA Levy merumuskan arti kredit yaitu menyerahkan secara sukarela
sejumlah uang untuk dipergunakan secara bebas oleh penerima kredit. Penerima kredit berhak mempergunakan pinjaman itu untuk keuntungannya dengan
kewajiban mengembalikan jumlah pinjaman itu dibelakang hari.
40
Namun demikian, menurut R. Subekti, menyatakan bahwa kata persetujuan dan kata perjanjian adalah dua kata yang mempunyai makna yang
Dalam pemberian kredit ini para pihak juga dikuasai oleh lapangan hukum perbankan yaitu UU Perbankan, menjadi lebih tidak tegas dalam mengambil sikap
terkait dengan kedudukan jaminan. Dalam Pasal 6 UU Perbankan disebutkan bahwa salah satu kegiatan usaha bank antara lain memberikan kredit.
Selanjutnya menurut Surat Edaran BI No. 261UKK1993 perihal Kredit Usaha Kecil, dalam persetujuan membuka kredit, kedua belah pihak dikuasai oleh
lapangan hukum perikatan sebagaimana diatur dalam KUHPerdata. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu yang dapat melahirkan perikatan
adalah perjanjian. Perumusan perjanjian tidak dijumpai dalam Undang-undang yang ada hanyalah kata persetujuan yang disebutkan Pasal 1313 KUHPerdata.
39
HMA Savelberg, Dasar Perkreditan Perbankan, Edisi Keempat, Jakarta : Penerbit
Gramedia Pustaka Utama,1991, hal 9.
40
JA Levy, Masalah Perkreditan, Jakarta : Penerbit Pradnya Paramita, 1999, hal 20.
sama.
41
Prof. Mariam Darus B. Zaman secara implicit mengemukakan bahwa
rumusan persetujuan dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah rumusan perjanjian.
42
Umumnya perjanjian tidak terikat pada suatu bentuk tertentu, jadi dapat dibuat secara lisan dan andaikata dibuat secara tertulis maka ini bersifat sebagai
alat bukti. Dalam perkembangannya, perjanjian bukan lagi sebagai perbuatan hukum melainkan merupakan hubungan hukum rechtsverhouding. Pandangan
ini dikemukakan oleh van Dunne yang mengatakan bahwa perjanjian adalah perbuatan hukum merupakan teori klasik, atau teori konvensional.
Dengan demikian, berdasarkan kedua pendapat sarjana diatas maka pengertian perjanjian itu dapat dibaca dalam Pasal 1313 KUHPerdata yang
mempergunakan istilah persetujuan yang berbunyi : “Suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu satu orang atau lebih.”
43
41
R. Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta: PT. Intermasa, 1979, hal. 1.
42
Mariam Darus B. Zaman, KUHPerdata Buku III Hukum Perikatan Dengan Penjelasannya, Bandung: Alumni, 1997, hal. 89.
43
Dasar-Dasar Hukum Pemberian Kredit Usaha Kecil, http:www.google.com, diakses tanggal 7 Februari 2011 .
Selama ini memahami arti perjanjian communis opinio doctorum adalah satu perbuatan hukum yang bersisi dua een tweezijdige rechtshandeling yaitu
perbuatan penawaran aanbod, offer, dan penerimaan aanvaarding, acceptance. Seharusnya perjanjian adalah dua perbuatan hukum yang masing-masing bersisi
satu twee eenzijdige rechthandeling yaitu penawaran dan penerimaan yang didasarkan kepada kata sepakat antara dua orang atau lebih yang saling
berhubungan untuk menimbulkan akibat hukum rechtsgevolg.
Konsep ini melahirkan arti perjanjian adalah hubungan hukum. Inilah alasan hukum legal reasoning yang dipergunakan mengapa esensi perjanjian
yang dimaksudkan adalah sebagai hubungan hukum antara nasabah dengan debitur. Agar suatu perjanjian sah menurut hukum diperlukan 4 empat
persyaratan sebagaimana yang dicantumkan dalam Pasal 1320 KUHPerdata, yaitu:
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3. Suatu hal tertentu; dan
4. Suatu sebab yang halal.
Persyaratan yang demikian juga dikenal dalam setiap sistem hukum, misalnya Inggris, Perancis, dan Jerman. Syarat kedua adalah kecakapan para
pihak yang membuat perjanjian. Kecakapan para pihak merupakan syarat umum untuk melakukan suatu perbuatan hukum yang sah.
Setiap perbuatan hukum selalu merupakan akibat hukum. Demikian juga halnya dengan perbuatan suatu perjanjian sebagai suatu perbuatan akan
menimbulkan akibat. Akibat mana diatur oleh Hukum Perjanjian. Menurut pasal 1338 KUHPerdata ayat 1 menentukan bahwa semua
perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Secara sah maksudnya berarti memenuhi syarat yang
ditentukan Pasal 1320 KUHPerdata. Di dalam Pasal 1338 ayat 2 dikatakan persetujuan-persetujuan tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua
belah pihak atau karena alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu, persetujuan-persetujuan dilaksanakan dengan itikad baik.
Dengan demikian, sesungguhnya kata kredit sudah berkembang kemana- mana terutama dalam kehidupan sehari-hari masyarakat secara luas, akan tetapi
dalam tahap apapun dan kemanapun arah perkembangannya, dalam setiap kata kredit tetap mengandung unsur “kepercayaan”. Walaupun sebenarnya kredit itu
tidak hanya sekedar kepercayaan. Dari pengertian kredit sebagaimana yang telah disebutkan diatas dapat
dilihat bahwa dalam suatu perjanjian kredit terdapat beberapa unsur, antara lain:
44
1. Adanya kesepakatan atau perjanjian antara pihak kreditur dengan debitur yang
disebut sebagai perjanjian kredit. 2.
Adanya para pihak yaitu pihak kreditur sebagai pihak yang memberikan pinjaman seprti bank dan pihak debitur yang merupakan pihak yang
membutuhkan uang pinjamanbarang atau jasa. 3.
Adanya unsur kepercayaan dan kreditur bahwa pihak debitur mau dan mampu membayarcicilan kreditnya.
4. Adanya kesanggupan dan janji membayar hutang dari pihak debitur.
5. Adanya pemberian sejumlah uangbarangjasa oleh pihak kreditur kepada
pihak debitur. 6.
Adanya pembayaran kembali sejumlah uangbarang atau jasa oleh pihak debitur kepada kreditur, disertai dengan pemberian imbalanbunga atau
pembagian keuntungan.
44
D. Ganda Prawira, Perkembangan Hukum Perkreditan Nasional dan Internasional, Jakarta: BPHN, 1992
7. Adanya perbedaan waktu antara pemberian kredit oleh kreditur dengan
pengembalian kredit oleh debitur. 8.
Adanya resiko tertentu yang diakibatkan karena adanya perbedaan waktu tadi. Semakin jauh tenggang waktu pengembalian, semakin besar pula resiko tidak
terlaksananya pembayaran kembali suatu kredit. Demikian kiranya pengertian kredit khususnya dalam kaitannya dengan
dunia perbankan. Melihat sifatnya yang demikian, maka pemberian suatu kredit oleh bank kepada debitur dilakukan dalam suatu perjanjian, yang lazim perjanjian
demikian disebut sebagai perjanjian kredit perbankan. Sebagai lembaga pemberian kredit, maka kebijaksanaan yang ditempuh
bank sangat erat kaitannya dengan line of business bank tersebut, bentuk dan sifat kredit yang dapat diberikan, pengaturan rencana kredit, pengorganisasian kredit,
pengaturan tata cara dan prosedur pemberian kredit, pengaturan wewenang kredit.
45
Kredit yang diberikan oleh bank pemerintah atau bank swasta kepada dunia usaha untuk ikut membiayai sebagian kebutuhan permodalan dan atau
Fasilitas kredit kepada usaha kecil atau mikro, diatur dan dimiliki ketentuan serta prosedur yang berbeda, yang secara mudah dapat dilihat dari nama
skim fasilitas kredit yang akan diberikan. Oleh karena itu, sekalipun fasilitas kredit diperuntukkan kepada usaha kecil dan atau mikro, tetapi prosedur dan tata cara
pemberiannya berbeda antara kebijakan yang satu dengan yang lain.
45
Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, Edisi kedua, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1993, hal. 210.
kredit dari bank kepada individu untuk membiayai pembelian kebutuhan hidup yang berupa barang maupun jasa.
Pemberian kredit merupakan kegiatan utama bank yang mengandung risiko yang dapat berpengaruh pada kesehatan dan kelangsungan usaha bank.
Namun mengingat sebagai lembaga intermediasi, sebagian besar dana bank berasal dari dana masyarakat, maka pemberian kredit perbankan banyak dibatasi
oleh ketentuan undang-undang dan ketentuan Bank Indonesia. Sebagaimana telah dikemukakan, bank dalam melakukan kegiatan usaha terutama dengan
menggunakan dana masyarakat yang dipercayakan kepada bank. Pemberian kredit merupakan kegiatan utama bank yang mengandung risiko yang dapat berpengaruh
pada kesehatan dan kelangsungan usaha bank, sehingga dalam pelaksanaannya bank harus berpegang pada asas-asas perkreditan yang sehat guna melindungi dan
memelihara kepentingan dan kepercayaan masyarakat. Agar pemberian kredit dapat dilaksanakan secara konsisten dan
berdasarkan asas-asas perkreditan yang sehat, maka diperlukan suatu kebijakan perkreditan yang tertulis. Berkenaan dengan hal tersebut, Bank Indonesia telah
menetapkan ketentuan mengenai kewajiban bank umum untuk memiliki dan melaksanakan kebijakan perkreditan bank berdasarkan pedoman penyusunan
kebijakan perkreditan bank dalam SK Dir BI No. 27162KEPDIR tanggal 31 Maret 1995.
Pada prosedur pemberian kredit diatur melalui dijabarkan oleh Bank Indonesia dalam Peraturan Bank Indonesia PBI No. 73PBI2005 tentang Batas
Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum. Berdasarkan PBI tersebut, BMPK
adalah persentase maksimum penyediaan dana yang diperkenankan terhadap modal bank.
Dari berbagai kajian kredit usaha kecil di Indonesia permasalahan pertimbangan pemberian kredit usaha kecil yang dihadapi antara lain meliputi:
akses pasar, pembiayaan usaha, rendahnya kemampuan teknik produksi dan kontrol kualitas, manajemen secara umum, dan lain-lain. Berbagai permasalahan
di atas, pada kenyataannya saling terkait dan berinteraksi satu sama lain. Pemahaman secara mikro kondisi internal kredit yang lebih mendalam
diperlukan pihak pembina agar pembinaan tidak hanya terfokus pada satu sisi saja misalnya upaya penyaluran modal kerja atau modal investasi namun juga harus
diperhitungkan aspek yang lain misalnya: luas dan daya serap pasar untuk produk kredit, kemampuan manajerial pengusaha, kemudahan memperoleh bahan baku
dan bahan penolong serta substitusinya, desain produk serta kualitasnya dan lain- lain. Tanpa memperhatikan serta melakukan pembinaan terhadap berbagai faktor
yang saling terkait di atas pengalaman telah membuktikan hanya kegagalan yang akan terjadi. Pembinaan yang hanya menekankan penyediaan pembiayaan usaha
saja akan menemui kegagalan, termasuk pengalaman kegagalan yang dialami sektor perbankan kita dalam membina kredit pada masa lalu.
Adapun prosedur pemberian kredit usaha kecil di Bank BTN, yakni : 1.
Permohonan kredit 2.
Berkas permohonan kredit 3.
Pencatatan
Setiap surat permohonan kredit yang diterima harus dicatat dalam register khusus yang disediakan.
4. Kelengkapan dan berkas permohonan. Permohonan dinyatakan lengkap bila telah memenuhi persyaratan yang
ditentukan untuk pengajuan permohonan menurut jenis kreditnya. Selama permohonan kredit sedang diproses, maka berkas permohonan harus
dipelihara dalam berkas permohonan. 5. Formulir daftar isian permohonan kredit
Untuk memudahkan bank memperoleh data yang diperlukan, bank mempergunakan daftar isian permohonan kredit yang harus diisi oleh
nasabah, formulir neraca, daftar rugilaba. 6. Penyidikan dan Analisa Kredit
Penyidikan investigasi kredit adalah pekerjaan yang meliputi: a.
Wawancara dengan pemohon kredit atau debitur. b.
Pengumpulan data yang berhubungan denagn permohonan kredit yang diajukan, baik data ekstrenintern. Termasuk informasi antar bank dan
pemeriksaan pada daftar hitam dan daftar kredit macet. c.
Pemeriksaan penyidikan atas kebenaran dan kewajiban mengenai hal- hal yang dikemukakan nasabah dan informasi lainnya yang diperoleh.
d. Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil penyidikan yang telah
dilaksanakan. 7. Keputusan atas permohonan kredit
8. Persetujuan permohonan kredit
Jika seseorang ingin memperoleh fasilitas kredit kecil maka seseorang tersebut harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut, antara lain :
46
1. Mempunyai Kartu Tanda Penduduk.
2. Mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP, kecuali tidak dipersyaratkan
harus mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP sesuai yang diatur dalam SE No. 064DIRBPK-KISE96.
3. Pemohon harus menyediakan pembiayaan tersendiri sebesar minimum 20
dari proyek yang dibiayai dan apabila kredit tersebut digunakan untuk membeli pembangunan investasi harus disetorkan kepada Bank ke rekening
hutang atas nama pemohon yag bersangkutan. Kecuali apabila pada proyek bangunan psikis yang akan dibiayai telah tertanam dana sendiri termohon
yang bersangkutan minimum 20 dari nilai proyek bangunan psikis tersebut.
4. Bagi pemohon kredit dalam bentuk badan usaha usaha perseorangan
diwajibkan memiliki legalitas usaha Surat Izin Usaha Perdagangan, Tanda Daftar Kredit, dan lainnya. Permohonan dinyatakan lengkap bila telah
memenuhi persyaratan yang ditentukan untuk pengajuan permohonan menurut jenis kreditnya. Selama permohonan kredit sedang diproses, maka
berkas permohonan harus dipelihara dalam berkas permohonan. Syarat-syarat yang harus dipenuhi seseorang untuk memperoleh fasilitas
kredit di atas bersifat mutlak, maksudnya adalah syarat-syarat tersebut harus
46
Edy Putra Aman, Kredit Perbankan: Suatu TInjauan Yuridis, Yogyakarta : Liberty, 1993, hal 30.
dipenuhi seluruhnya. Apabila salah satu syarat saja tidak dipenuhi oleh pemohon, maka aplikasi permohonan kreditnya tidak akan dilanjutkan ke tahap berikutnya.
Dalam praktek pemberian kredit, sebelum calon nasabah mengajukan permohonan kredit maka calon nasabah diharuskan untuk membuka rekening
giro. Syarat-syarat membuka rekening giro yaitu
47
1. Perorangan.
:
a. Kartu Tanda Penduduk KTP,
b.Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP, c.
Pasfoto. 2.
Badan Usaha. a.
Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP, b.
Tanda Daftar Perusahaan TDP, c.
Surat Izin Tempat Usaha SITU, d.
Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP, e.
Kartu Tanda Penduduk KTP, f.
Pasfoto. Setelah membuka rekening, maka tahap selannjutnya adalah pengajuan
permohonan kredit. Dalam mengajukan permohonan kredit, calon nasabah harus melengkapi berkas permohonannya dengan melampirkan dokumen-dokumen lain
yaitu
48
47
Hakim Nusantara, Identitas Hukum Perkreditan di Indonesia dalam Prospektif Sejajar, Yogyakarta : UII, 1998, hal 29.
48
John Salinde, Sistem Jaminan Kredit dalam Era Pembangunan Hukum, Ujung Pandang : Sinar Grafika, 1993, hal 49.
:
1. Untuk perorangan.
a. Proposal dari kegiatan usaha yang kan dibiayai kalau ada,
b. Benda agunan yang dimiliki baik benda bergerak maupun benda tidak
bergerak, c.
Izin Usaha, d.
Laporan Keuangan. 2.
Untuk Badan Usaha. a.
Legalitas atau izin usaha seperti surat izin usaha perdagangan SIUP, tanda daftar perusahaan TDP, surat izin tempat usaha SITU, dan nomor
pokok wajib pajak NPWP, b.
Benda agunan yang dimiliki, c.
Proposal kegiatan Usaha kalau ada, d.
Laporan keuangan perusahaan. Setelah permohonan diajukan dan dokumen-dokumen yang diperlukan
telah dilengkapi, kemudian bank akan memeriksa dokumen-dokumen tersebut secara administratif berupa keabsahan surat izin usaha yang dilampirkan serta
dengan mewawancarai pemohon kredit. Untuk menghindari kekeliruan yang dapat menimbulkan masalah
dikemudian hari maka atas setiap permohonan kredit diperiksa dengan teliti megenai kelengkapan, kebenaran, segi hukum dan data-data dan dokumen-
dokumen yang diserahkan. Setiap permohonan Kredit Usaha Kecil terdiri atas :
1. Surat permohonan nasabah yang ditanda tangani secara lengkap dan sah,
2. Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan Kredit Usaha Kecil
yang diajukan oleh nasabah, baik dari internal bank yang harus lengkap diisi oleh calon nasabah, Setiap keputusan permohonan kredit harus
memperhatikan penilaian syarta-syarat umum yang pada dasarnya tercantum dalam laporan pemeriksaan kredit dan analis kredit, bahan pertimbangan atau
informasi lainnya yang diperoleh pejabat pengambil keputusan, harus dibubuhkan secara tertulis disposisi.
3. Daftar lampiran lainnya yang diperlukan misalnya, perjanjian penyerahan
jaminan dan pemberian kuasa. Permohonan dinyatakan lengkap apabila telah memenuhi syarat-syarat
yang yang diajukan dan selama permohonan Kredit Usaha Kecil dalam proses, maka berkas permohonan akan disimpan dan selanjutnya dilakukan penyidikan
dan analisa pemberian kredit.
49
1. Wawancara dengan pemohonan kredit,
Yang dimaksud dengan penyidikan kredit investasi adalah pekerjaan yang meliputi :
2. Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan Kredit Usaha Kecil
yang diajukan oleh nasabah, baik dari intern Bank maupun data ekstern Bank, 3.
Pemeriksaan atau penyidikan atas kebenaran dan kewajiban mengenai hal-hal yang dukemukakan nasabah dan informasi yang diperolehnya.
4. Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil penyidikan yang telah
dilaksanakan. Analisa merupakan pekerjaan yang meliputi :
49
Siswanto Sutoyo, Menangani Kredit Bermasalah: Konsep, Teknik dan Kasus, Jakarta : PT. Pustaka Binamar Presindo, 1998, hal 70.
1. Persiapan pekerjaan-pekerjaan dari segala aspek, baik keuangan maupun non
keuangan, untuk mengetahui untuk dapat atau tidaknya dipertimbangkan suatu permohonan Kredit Usaha Kecil,
2. Menyusun laporan analisa yang diperlukan yang berisi penguraian dan
kesimpulan serta perjanjian alternatif sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan oleh pimpinan dari permohonan Kredit Usaha Kecil.
C. Syarat-Syarat Pemberian Asuransi Kredit