10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Belajar
Belajar adalah modifikasi atau memperkuat tingkah laku melalui pengalaman dan latihan. Belajar juga diartikan sebagai suatu proses perubahan
tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya Hamalik, 2013: 36-37. Perubahan perilaku tersebut merupakan hasil interaksi berbagai macam
unsur-unsur dalam belajar. Belajar dipandang sebagai suatu system yang di dalamnya terdapat berbagai macam unsur antara lain:
1 Pembelajar, yaitu peserta didik, warga belajar, atau siswa; 2 Rangsangan indra pembelajar, dapat berupa warna atau suara, dimana
pembelajar harus fokus pada rangsangan tertentu agar dapat belajar dengan optimal;
3 Memori pembelajar, berisi berbagai kemampuan seperti pengetahuan, keterampilan, sikap, dan tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori.
Proses pembelajaran, untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal dibutuhkan prinsip-prinsip belajar yang harus diperhatikan. Dimyati dan
Mudjiono 2002: 42-50 menyatakan, ada tujuh prinsip dalam pembelajaran antara lain:
1 Perhatian dan motivasi 2 Keaktifan
3 Keterlibatan langsung pengalaman 4 Pengulangan
5 Tantangan 6 Balikan dan penguatan
7 Perbedaan individual
2.2 Hasil Belajar
Hasil belajar memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran. Penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang
kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui berbagai kegiatan belajar. Guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa
lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya. Sistem pendidikan nasional mengatur rumusan tujuan pendidikan baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional
khusus menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom, yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono 2002: 26, secara garis besar membaginya menjadi
tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan ranah psikomotorik. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar pada ranah kognitif, ranah afektif
dan ranah psikomotorik. Hasil belajar ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual, yang dinyatakan dengan nilai yang diperoleh siswa setelah
menempuh tes evaluasi pada materi konsep mol dan hukum dasar gas.
Hasil belajar ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis
dan evaluasi. Hasil belajar ranah afektif berhubungan dengan sikap, minat, emosi, perhatian, penghargaan dan pembentukan karakteristik diri. Hasil belajar afektif
tampak dalam tingkah laku, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman serta hubungan sosial. David Karthwohl menyatakan, ranah afektif terdiri dari 5
aspek, yaitu penerimaan, menanggapi, penilaian, organisasi dan karakteristik. Hasil belajar ranah psikomotorik berhubungan dengan keterampilan,
kemampuan gerak dan bertindak. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson, yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam
bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif memahami
sesuatu dan hasil belajar afektif yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan- kecenderungan untuk berperilaku. Hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif
akan menjadi hasil belajar psikomotorik apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam
ranah kognitif dan ranah afektifnya. Ketiga hasil belajar tersebut saling berhubungan satu sama lain dan tidak
dapat berdiri sendiri dalam proses pembelajaran, namun biasanya hasil belajar kognitif lebih dominan daripada tipe hasil belajar yang lain. Guru lebih sering
menilai hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan materi pelajaran karena lebih mudah. Walaupun demikian, bukan berarti hasil belajar afektif dan
psikomotorik diabaikan. Hasil belajar yang berupa kognitif dapat dinilai melalui
teknik tes, sedangkan hasil belajar afektif dan psikomotorik dinilai dengan teknik non tes. Hasil belajar kognitif dinilai melalui tes objektif bentuk pilihan ganda
agar lebih mudah dalam penskoran, sedangkan hasil belajar afektif dan psikomotorik dilakukan dengan teknik non tes dengan bentuk observasi.
2.3 Pembelajaran Kooperatif