Molalitas m Konsentrasi Larutan

1. Sebanyak 90 gram glukosa, C 6 H 12 O 6 dilarutkan dalam 360 mL air A r C = 12, H = 1, O = 16. Tentukan fraksi mol masing-masing zat Jawa : = = 0,5 mol n air = = 20 ol = = = = 1 – = 2. Fraksi mol urea, CONH 2 2 di dalam air adalah 0,4. Tentukan berapa massa urea dan air yang terdapat dalam campuran tersebut? Jawab: x urea = 0,4 = Berarti n urea = 4 mol n air = 10 – 4 = 6 mol massa urea = 4 × 60 = 240 gram massa air = 6 × 18 = 108 gram 3. Berapa fraksi mol 46 gram toluena C 7 H 8 dan 117 gram benzena C 6 H 6 dalam larutan? A r C = 12, H = 1 J wab: = = 0 5 mol = = 1 5 mo = = = 1 – = Bila a mol HCl dilarutkan dalam b mol air, kemudian kedua campuran tersebut ditambahkan sejumlah air, bagaimana perubahan fraksi mol dari kedua zat tersebut?

1.2 Pengertian Sifat Koligatif Larutan

Kalau kita melarutkan suatu zat terlarut dalam suatu pelarut murni, maka kemungkinan besar akan terjadi hal-hal sebagai berikut. 1. Pada larutan akan lebih sukar menguap jika dibandingkan pelarut murninya C o n t o h 1.2 Latihan 1.2 karena pada larutan mengalami penurunan tekanan uap akibat adanya partikel terlarut. 2. Jika dididihkan, larutan akan mendidih pada suhu yang lebih tinggi jika dibandingak pelarut murninya. Akibat adanya partikel terlarut akan terjadi kenaikan titik didih. 3. Jika dibekukan, larutan akan membeku pada suhu yang lebih kecil atau dibawah suhu membeku pelarut murniya. Akibat adanya partikel terlarut akan terjadi penurunan titik beku. 4. Jika larutan dihubungkan dengan pelarut murninya melewati membran semi- permiabel, maka larutan akan mengalami volume akibat tekanan osmotik. Besarnya perubahan keempat sifat tersebut bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam larutan. Sifat yang hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dan tidak bergantung pada jenis zat terlarut disebut sifat koligatif laru- tan .

1.3 Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit

A. Penurunan Tekanan Uap Jenuh ΔP

Bila kita mengamati pada peristiwa pe-nguapan, ketika partikel-partikel zat cair meninggalkan kelompoknya. Bila zat cair disimpan dalam ruang ter- tutup yang hampa udara, maka sebagian dari partikel-partikel zat cair akan menguap, sedangkan zat cair yang telah menjadi uap akan kembali menjadi zat cair mengembun. Tekanan uap yang ditimbulkan pada saat tercapai kondisi kesetimbangan dinamakan tekanan uap jenuh. Dari hasil pengukuran data-data eksperimen ternyata diketahui bahwa teka- nan uap jenuh larutan lebih rendah daripada tekanan uap jenuh pelarut murni, mengapa? Perhatikan gambar 1.2. Dalam suatu larutan, partikel-partikel zat ter- larut akan menghalangi gerak molekul-molekul pelarut untuk berubah menjadi bentuk gas uapada interaksi molekul antra zat terlarut dengan pelarutnya. Oleh karena itu tekanan uap jenuh larutan lebih rendah daripada tekanan uap jenuh pelarut murni. Makin lemah gaya tarik-menarik molekul-molekul zat cair, makin mudah zat cair terse- but menguap, maka makin besar pula tekanan uap jenuhnya. Selisih antara tekanan uap jenuh pelarut murni dengan tekanan uap jenuh larutan disebut penurunan te- kanan uap jenuh . ΔP = P° – P Gambar 1.1 Peristiwa pe- nguapan zat cair dalam ruang tertutup sampai mencapai kondisi kesetimbangan antara laju penguapan dan laju pe- ngembunan. Sumber: General Chemistry, Principles and Structure, James E. Brady, 1990 Gambar 1.2 Tekanan uap jenuh pelarut lebih besar daripada tekanan uap jenuh larutan P o P. Sumber: General Chemistry, Principles and Structure, James E. Brady, 1990