Kelimpahan Unsur-unsur di Kulit Bumi

63 Kimia XII SMA

2. Sifat-sifat Kimia

Tabel 3.3 Sifat-sifat Kimia Unsur Halogen Sumber: www.chem-is-try.org Ada suatu penurunan yang teratur dalam keaktifan kimia dari fluor sampai iod, sebagaimana ditunjukkan oleh kecenderungan dalam kekuatan mengoksidasinya. Molekul fluor yang beratom dua diatom F 2 merupakan zat pengoksidasi yang lebih kuat daripada unsur lain yang manapun dalam keadaan normalnya. Baik fluor maupun klor membantu reaksi pembakaran dengan cara yang sama seperti oksigen. Hidrogen dan logam-logam aktif terbakar dalam salah satu gas tersebut dengan membebaskan panas dan cahaya. Reaktivitas fluor yang lebih besar dibanding klor terungkap oleh fakta bahwa bahan-bahan yang biasa termasuk kayu dan beberapa plastik akan menyala dalam atmosfer fluor. Keempat unsur halogen tersebut semuanya sangat merangsang sekali terhadap hidung dan tenggorokan. Brom, suatu cairan yang merah tua, pada suhu kamar mempunyai tekanan uap yang tinggi. Brom cair merupakan salah satu reagen kimia yang paling berbahaya karena efek uap tersebut terhadap mata dan saluran hidung. Klor dan fluor harus digunakan hanya dalam kamar asam dan dalam ruangan dengan pertukaran udara ventilasi yang baik. Beberapa hisapan klor pada 1.000 ppm bersama napas kita akan mematikan. Semua halogen harus disimpan jauh dari kontak dengan zat-zat yang dapat dioksidasi Keenan, 1992: 229. Unsur Fluor Klor Brom Iod Catatan: 9 F 17 Cl 35 Br 53 I [X] = unsur-unsur gas mulia He, Ne, Ar, Kr 2. Massa atom 3. Jari-jari atom 7. Suhu lebur 0° 8. Suhu didih 0° 9. Bilangan oksidasi se- nyawa halogen –216,6 –101,0 –72 114,0 –188,2 –34 58 183 –1 +1, +3 +1 +1 +5, +7 +5, +7 +5, +7 → = makin besar sesuai dengan arah panah 4. Energi ionisasi dan afinitas elektron 5. Keelektronegatifan 6. Potensial reduksi E° red n = nomor periode 2, 3, 4, 5 1. Konfigurasi elektron [X] ns 2 , np 5 64 Kimia XII SMA Reaksi-reaksi halogen sebagai berikut. a. Reaksi Halogen dengan Logam Halogen bereaksi dengan semua logam dalam sistem periodik unsur membentuk halida logam. Jika bereaksi dengan logam alkali dan alkali tanah, hasilnya halida logam dapat dengan mudah diperkirakan, sedangkan bila bereaksi dengan logam transisi, produk halida logam yang terbentuk tergantung pada kondisi reaksi dan jumlah reaktannya Mc. Murry dan Fay, 2000: 226. Reaksi: 2 M + n X 2 ⎯⎯ → 2 MX n , dengan: M = logam X = F, Cl, Br, I Tidak seperti unsur logam, semakin ke bawah halogen menjadi kurang reaktif karena afinitas elektronnya semakin berkurang, atau dengan kata lain F 2 Cl 2 Br 2 I 2 Mc. Murry dan Fay, 2000: 227. b. Reaksi Halogen dengan Hidrogen Halogen bereaksi dengan gas hidrogen membentuk hidrogen halida HX. Hidrogen halida sangat berharga karena bersifat asam jika dilarutkan dalam air. Kecuali hidrogen fluorida, semua hidrogen halida yang lain merupakan asam kuat jika dimasukkan ke dalam larutan Mc. Murry dan Fay, 2000: 227. Reaksi: H 2 g + X 2 ⎯ 2 HXg, dengan X = F, Cl, Br, I c. Reaksi Halogen dengan Halogen Lain Halogen mempunyai molekul diatomik, maka tidaklah mengherankan jika dapat terjadi reaksi antarunsur dalam golongan halogen. Reaksi antarhalogen ini dapat disamakan dengan proses redoks, di mana unsur yang lebih reaktif merupakan oksidator, sedangkan unsur yang kurang reaktif merupakan reduktor Mc. Murry dan Fay, 2000: 227. Reaksi: X 2 + Y 2 → 2 XY, dengan X, Y = F, Cl, Br, I

B. Logam Alkali

Unsur logam alkali IA terdiri dari litium, natrium, kalium, rubidium, sesium, dan fransium. Unsur ini mempunyai energi ionisasi paling kecil karena mempunyai konfigurasi elektron ns 1 . Oleh karena itu, unsur logam alkali mudah melepaskan elektron dan merupakan reduktor yang paling kuat. Unsur alkali merupakan logam lunak, berwarna putih mengkilap, konduktor yang baik, dan mempunyai titik leleh yang rendah, serta ditemukan dalam bentuk garamnya Mc. Murry dan Fay, 2000: 215.