Sinkronisasi Business Cycle ASEAN+3
menunjukkan meningkatnya intensitas perdagangan hanya akan mengurangi
sinkronisasi business cycle Thailand dengan ASEAN+3. Variabel perdagangan
intra industri juga berpengaruh signifikan pada taraf nyata 5 persen untuk model 1 namun koefisien intensitas perdagangan tersebut bernilai negatif, hal ini
menunjukkan meningkatnya perdagangan intra industri juga akan mengurangi sinkronisasi business cycle Thailand dengan ASEAN+3. Variabel demand
spillover tidak berpengaruh signifikan terhadap sinkronisasi business cycle
Thailand dengan ASEAN+3. Variabel koordinasi kebijakan moneter berpengaruh signifikan pada taraf nyata 5 persen untuk model 1 dan signifikan pada taraf
nyata 10 persen untuk model 2 dan model 3 dengan koefisien masing-masing sebesar 0.3126, 0.2971 dan 0.2894, hal ini menunjukkan semakin
terkoordinasinya kebijakan moneter akan meningkatkan sinkronisasi business cycle
Thailand dengan ASEAN+3. Dari tabel 12 dapat disimpulkan bahwa meningkatnya intensitas perdagangan dan perdagangan intra industri hanya akan
mengurangi sinkronisasi business cycle Thailand dengan ASEAN+3.
4.9. Sinkronisasi Business Cycle ASEAN+3
Tabel 13 menunjukkan pengaruh integrasi perdagangan terhadap sinkronisasi business cycle ASEAN+3. Dari tabel dapat dilihat variabel intensitas
perdagangan berpengaruh negatif pada Korea, Indonesia, Filipina dan Thailand, hal ini menunjukkan meningkatnya intensitas perdagangan akan mengurangi
sinkronisasi business cycle keempat negara tersebut dengan ASEAN+3.
Tabel 13. Sinkronisasi Business Cycle ASEAN+3
Wx Wm
Wt IIT
Dspill Mon
ER China
[-] [+]
[-] [+]
[+] [+]
[+] Jepang
[+] [+]
[+] [+]
[+] [+]
[-] Korea
[-] [-]
[-] [+]
[+] [+]
[+] Indonesia
[-] [-]
[-] [-]
[-] [+]
[+] Malaysia
[+] [-]
[+] [+]
[-] [+]
[-] Filipina
[-] [-]
[-] [-]
[+] [+]
[+] Singapura
[-] [-]
[-] [+]
[-] [+]
[-] Thailand
[-] [-]
[-] [-]
[+] [+]
[+]
Keterangan: Signifikan
Sumber: CEIC 2007, diolah.
Variabel perdagangan intra industri signifikan dan bernilai positif untuk China, Malaysia dan Singapura namun bernilai negatif untuk Thailand, hal ini
menunjukkan meningkatnya perdagangan intra industri akan meningkatkan sinkronisasi business cycle China, Malaysia dan Singapura dengan ASEAN+3,
sebaliknya meningkatnya perdagangan intra industri akan mengurangi sinkronisasi business cycle Thailand dengan ASEAN+3. Variabel demand
spillover signifikan dan bernilai positif untuk Korea namun bernilai negatif untuk
Indonesia, hal ini menunjukkan meningkatnya demand spillover akan meningkatkan sinkronisasi business cycle Korea dengan ASEAN+3 namun akan
mengurangi sinkronsasi business cycle Indonesia dengan ASEAN+3. Variabel koordinasi kebijakan moneter signifikan dan brnilai positif untuk Jepang, Korea
dan Thailand menunjukkan semakin terkoordinasinya kebijakan moneter Jepang, Korea dan Thailand dengan ASEAN+3 akan semakin meningkatkan sinkronisasi
business cycle ketiga negara tersebut dengan ASEAN+3. Variabel koordinasi
kebijakan nilai tukar signifikan dan bernilai positif untuk China, Korea,Indonesia
dan Filipina menunjukkan semakin terkoordinasinya kebijakan nilai tukar akan meningkatkan sinkronisasi business cycle China, Korea, Indonesia dan Filipina
dengan ASEAN+3.