INDONESIA HASIL DAN PEMBAHASAN

perdagangan intra industri tidak mempengaruhi sinkronisasi business cycle Korea dengan ASEAN+3. Variabel demand spillover signifikan pada model 1, model 2 dan model 3 dan memiliki nilai koefisien positif untuk semua model. Variabel koordinasi kebijakan moneter memiliki pengaruh yang positif terhadap sinkronisasi business cycle Korea dengan ASEAN+3 dimana variabel koordinasi kebijakan moneter signifikan pada taraf nyata 1 persen untuk semua model dengan masing-masing memiliki koefisien sebesar 0.0869, 0.0824, 0.0821. Variabel koordinasi kebijakan nilai tukar juga berpengaruh positif terhadap sinkronisasi business cycle Korea dengan ASEAN+3 dimana variabel koordinasi kebijakan nilai tukar signifikan pada taraf nyata 5 dan 10 persen untuk model 2 dan model 3. Dari tabel 7 dapat disimpulkan bahwa terjadinya sinkronisasi business cycle lebih dipengaruhi oleh meningkatnya demand spillover serta semakin terkoordinasinya kebijakan moneter dan kebijakan nilai tukar Korea dengan ASEAN+3.

4.4 INDONESIA

Hasil uji signifikansi dengan menggunakan uji hausman pada metode panel data didapatkan bahwa model 1, model 2 dan model 3 untuk Indonesia menggunakan estimasi regresi dengan pendekatan fixed effect. Tabel 8 menunjukkan pengaruh integrasi perdagangan terhadap sinkronisasi business cycle Indonesia dengan ASEAN+3. Dari tabel dapat diketahui variabel intensitas perdagangan memiliki pengaruh negatif terhadap sinkronisasi business cycle Indonesia dengan ASEAN+3, hal ini dapat dilihat pada model 2 dan model 3 dimana nilai intensitas perdagangan impor dan total perdagangan signifikan pada taraf nyata 1 persen namun memiliki nilai yang negatif dengan masing-masing memiliki koefisien sebesar -58.5225 dan -98.7548. Tabel 8. Sinkronisasi Business Cycle Indonesia dengan ASEAN+3 Wx Wm Wt IIT Dspill Mon ER Model 1 -20.4202 -1.3492 -0.0012 0.1916 -0.0001 Model 2 -58.5225 1.8301 -0.0011 0.1447 0.0001 Model 3 -98.7548 0.5379 -0.0005 0.1499 0.0001 Keterangan: Signifikan pada 1 persen Signifikan pada 5 persen Signifikan pada 10 persen Sumber: CEIC 2007, diolah. Meningkatnya perdagangan intra industri juga akan mengurangi sinkronisasi business cycle Indonesia dengan ASEAN+3. Hal tersebut dapat dilihat pada model 1 dimana variabel perdagangan intra industri memiliki koefisien yang negates sebesar -1.3492. Variabel demand spillover signifikan pada taraf nyata 1 persen untuk model 1 namun memiliki nilai yang negatif dengan koefisien sebesar -0.0012, hal ini menunjukkan meningkatnya demand spillover akan mengurangi sinkronisasi business cycle Indonesia dengan ASEAN+3. Variabel koordinasi kebijakan moneter tidak memiliki nilai yang signifikan untuk semua model sehingga belum berpengaruh terhadap sinkronisasi business cycle Indonesia dengan ASEAN+3. Variabel koordinasi kebijakan nilai tukar memiliki nilai yang signifikan pada model 3 dengan koefisien sebesar 0.0001 menunjukkan semakin terkoordinasinya kebijakan nilai tukar akan meningkatkan sinkronisasi business cycle Indonesia dengan ASEAN+3. Sehingga dari ketiga model tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadinya integrasi perdagangan hanya akan berdampak negatif terhadap sinkronisasi business cycle Indonesia dengan ASEAN+3.

4.5 MALAYSIA