tersebut. Penelitiannya berdasarkan dari penelitian Shin dan Wang 2004, dengan mempeluasnya dalam dua hal: 1 dengan meningkatkan spesifikasi dari
persamaan hubungan business cycle, 2 menambah jumlah data, yaitu dengan memasukkan periode setelah terjadinya krisis keuangan di kawasan asean. Hasil
dari penelitiannya menunjukkan bahwa pergerakan dari business cycle negara- negara tersebut lebih dipengaruhi oleh perdagangan intra-industri dibandingkan
dengan perdagangan intra-industri. Lebih lanjut Rana juga menemukan bahwa dimungkinkan berlakunya mata uang tunggal pada kawasan ini.
2.6. Kerangka Pemikiran
Untuk merealisasikan mimpi negara ASEAN+3 membentuk economic union
seperti di Eropa tentunya membutuhkan serangkaian proses yang panjang, dimana terpenuhinya kriteria Optimum Currency Area OCA menjadi syarat
untuk dapat membentuk economic union. Derajat integrasi perdagangan dalam sinkronisasi business cycle menjadi salah satu kriteria OCA. Sinkronisasi business
cycle penting karena jika integrasi perdagangan pada negara ASEAN+3
menyebabkan meningkatnya output co-movement, maka biaya untuk membentuk OCA di wilayah tersebut akan semakin berkurang. Hal ini terjadi karena
kemungkinan terjadinya guncangan asimetri pada negara ASEAN semakin berkurang.
Berikut ini adalah gambaran dari kerangka pemikiran penelitian ini:
Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini akan menganalisis pengaruh integrasi perdagangan negara ASEAN+3 terhadap sinkronisasi business cycle. Dimana variabel-variabel yang
akan dianalisis dalam penelitian ini adalah intensitas perdagangan dan perdagangan intra industri, efek dari demand spill over, instrumen kebijakan
moneter dan exchange rate. Instumen kebijakan moneter dimasukkan sebagai Indonesia, Malaysia,
Filipina, Singapura, Thailand
ASEAN-5 China, Korea Selatan,
Jepang
ASEAN+3
Trade Intensity
Intra Industry Trade
Monetary Policy Coordination
Exchange Rate Policy
Coordination Demand
Spillover Effect Integrasi Perdagangan
Sinkronisasi Business Cycle
Lingkup Penelitian
variabel karena kebijakan moneter suatu negara akan sangat mempengaruhi bagaimana pola perdagangan negara tersebut. Selanjutnya variabel-varibel
tersebut akan dianalisis menggunakan metode Panel data untuk melihat bagaimana pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap sinkronisasi business
cycle negara ASEAN+3.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa gabungan dari data runtun waktu time series. Adapun data tersebut akan
coba diperoleh dari suatu badan statistik dunia yaitu Blooomberg, International Financial Statistic
IFS, ASEAN Secretariat website, CEIC, Fx Sauder, serta beberapa jurnal dan literatur mengenai integrasi perdagangan yang relevan dengan
penelitian ini. Data yang digunakan berupa data bulanan dari periode Januari 1993 sampai dengan Desember 2007. Variabel-variabel yang dianalisis dalam
penelitian ini adalah data Growth Domestic Product GDP riil, Total nominal ekspor, total nominal impor, ekspor antar negara, impor antar negara, M2, dan
Bilateral Exchange Rate dari negara-negara ASEAN-5 Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand dan tiga negara di kawasan Asia Timur, yaitu
Jepang, China,dan Korea Selatan. Adapun negara-negara ASEAN lainnya tidak diikutsertakan dalam penelitian ini dikarenakan keterbatasan data yang penulis
dapatkan.
3.2. Metode Pengolahan dan Analisis Data
3.2.1. Trade Intensity Index Indeks Intensitas Perdagangan
Untuk menguji bagaimana intensitas perdagangan bilateral antar negara mempengaruhi siklus bisnis negara-negara tersebut, maka tiga proksi yang
berbeda akan dihitung untuk melihat intensitas perdagangan bilateral, seperti yang