Perumusan Masalah Tujuan PENDAHULUAN

1.2. Perumusan Masalah

Setelah terjadinya krisis finansial pada tahun 1997, berbagai cara telah dilakukan untuk meningkatkan kerjasama regional. Pada tahun 1999, negara- negara di kawasan Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN memperluas kerjasama regionalnya dengan negara Cina, Korea Selatan dan Jepang menjadi ASEAN+3. Pada tahun 2001 ASEAN+3 meluncurkan Chiang Mai Inititative untuk menjamin stabilitas nilai tukar negara-negara anggota. Kemudian pada tahun 2003 disepakati untuk meresmikan ASEAN Economic Community AEC pada tahun 2020 yang berarti menjadikan Asia sebagai sebuah pasar tunggal. Untuk merealisasikan mimpi negara ASEAN+3 membentuk economic union seperti di Eropa tentunya membutuhkan serangkaian proses yang panjang, dimana terpenuhinya kriteria OCA menjadi syarat untuk dapat membentuk economic union . Derajat integrasi perdagangan didalam sinkronisasi business cycle menjadi salah satu kriteria OCA. Sinkronisasi business cycle penting karena jika integrasi perdagangan pada negara ASEAN+3 menyebabkan meningkatnya output co-movement, maka biaya untuk membentuk OCA di wilayah tersebut akan semakin berkurang. Hal ini terjadi karena kemungkinan terjadinya guncangan asimetri pada negara ASEAN+3 semakin berkurang. Meskipun telah banyak penelitian yang dilakukan untuk meneliti pengaruh dari integrasi perdagangan terhadap sinkronisasi business cycle, namun belum juga didapatkan kesepakatan apakah meningkatnya perdagangan akan meningkatkan atau mengurangi sinkronisasi business cycle antar negara-negara tersebut. Oleh sebab itu permasalahan yang akan coba penulis bahas dalam kesempatan ini adalah untuk melihat bagaimanakah pengaruh integrasi perdagangan terhadap sinkronisasi business cycle negara-negara ASEAN+3?

1.3. Tujuan

Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh terjadinya integrasi perdagangan terhadap sinkronisasi business cycle negara-negara ASEAN+3.

1.4. Manfaat Penelitian