KERANGKA BERPIKIR. KAJIAN PUSTAKA

Kelas V SD, khususnya materi peninggalan sejarah berskala nasional masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia. [Diunduh dari http:karya- ilmiah.um.ac.idindex.phpKSDParticleview9967 tanggal 10 Februari 2011]. Dari ketiga penelitian di atas, ada beberapa kesamaan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Dari skripsi yang ditulis oleh Maryono, persamaan dengan penelitian ini adalah pembelajaran peta konsep yang diterapkan dengan metode PTK melalui 4 tahapan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatanobservasi dan refleksi. Dari penelitian yang dilakukan oleh Hery Tjahjono dan Chandra Purnama Aji, persamaan dengan yang dilakukan oleh peneliti adalah adalah pembelajaran peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari pada hanya menggunakan metode konvensional. Melalui pembelajaran peta konsep, siswa merasa lebih mudah menerima materi yang dipelajari serta dapat membuat siswa lebih kreatif.

C. KERANGKA BERPIKIR.

Berdasarkan hasil pengamatan pada kegiatan PPL 2 di SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang terutama pada mata pelajaran IPS masih rendah. Guru dalam pembelajaran lebih banyak menerapkan metode konvensional, kurang mengikutsertakan siswa dalam pembelajaran, dan kurangnya contoh nyata dari guru dalam pembelajaran karena penggunaan media yang kurang optimal sehingga menyebabkan siswa kurang konsentrasi dalam pembelajaran dan lebih banyak siswa yang bosan pada saat proses belajar berlangsung. Faktor- faktor inilah yang menyebabkan kualitas pembelajaran masih rendah sehingga berakibat pada hasil belajar siswa yang masih jauh dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yaitu 65. Hal ini dapat dilihat dari data hasil belajar IPS yang ditunjukkan dengan nilai terendah 10, nilai tertinggi 80 dan dengan rerata kelas 46,65. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti menggunakan strategi pembelajaran peta konsep tipe pohon jaringan network tree. Dengan diterapkannya strategi pembelajaran peta konsep ini, maka siswa dapat lebih aktif, kreatif dan dapat membekali siswa dengan pengetahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan dalam satu permasalahan ke permasalahan lain serta dari satu konteks ke konteks lainnya. Dalam kegiatan belajar mengajar, penerapan strategi pembelajaran peta konsep tipe pohon jaringan network tree adalah sebagai berikut: 1. Menjelaskan sekilas mengenai materi pelajaran perjuangan bangsa Indonesia dalam menentang penjajah 2. Menyajikan contoh bagan peta konsep tipe pohon jaringan network tree. 3. Membagi siswa menjadi 7 kelompok. 4. Tiap kelompok membuat bagan peta konsep berdasarkan nama pahlawan atau organisasi yang telah dibagi. 5. Siswa menyusun bagan peta konsep yang berisi nama pahlawan tersebut, daerah perjuangan dan jasa-jasa dari pahlawan tersebut. 6. Mempresentasikan hasil kerja kelompok dan siswa yang lain mendengarkan penjelasan dari temannya yang maju. 7. Menilai proses dan hasil belajar. Gambar 2.2. Bagan Kerangka Berpikir Kondisi Awal Tindakan Guru dalam pembelajaran lebih banyak menerapkan metode konvensional, kurang mengikutsertakan siswa dalam pembelajaran, dan kurangnya contoh nyata dari guru dalam pembelajaran karena penggunaan media yang kurang optimal sehingga hasil belajar siswa kurang memenuhi KKM yaitu ≥ 65. Guru menggunakan strategi pembelajaran peta konsep tipe pohon jaringan network tree. Langkah-langkahnya yaitu: 1. Menjelaskan sekilas mengenai materi pelajaran perjuangan bangsa Indonesia dalam menentang penjajah Belanda pada abad ke-18 dan abad ke-19, perjuangan para tokoh pergerakan nasional dan perjuangan bangsa Indonesia pada masa penjajahan Jepang. 2. Menyajikan contoh bagan peta konsep tipe pohon jaringan network tree. 3. Membagi siswa menjadi 7 kelompok. 4. Tiap kelompok membuat bagan peta konsep berdasarkan nama pahlawan atau organisasi yang telah dibagi. 5. Siswa menyusun bagan peta konsep yang berisi nama pahlawan tersebut, daerah perjuangan dan jasa-jasa dari pahlawan tersebut. 6. Mempresentasikan hasil kerja kelompok dan siswa yang lain mendengarkan penjelasan dari temannya yang maju. 7. Menilai proses dan hasil belajar. Kondisi Akhir Keterampilan guru dalam pembelajaran meningkat, aktivitas siswa melalui proses pembelajaran meningkat, dan hasil belajar siswa mengalami ketuntasan belajar individual sebesar ≥ 65 dalam pembelajaran IPS dengan ketuntasan klasikal 75.

D. HIPOTESIS TINDAKAN.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVC SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

5 26 325

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS VC SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

0 13 282

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL LEARNING CYCLE DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IVB SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

2 21 347

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENNINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

2 8 309

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Berbasis CD Pembelajaran Pada Siswa Kelas IV B SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang

0 9 199

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG

0 8 289

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK SISWA KELAS III SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG

0 9 232

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENNINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG.

0 0 1

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas VI SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.

0 0 1

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK SISWA KELAS III SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG.

0 0 1