Teori Piaget dan Penerapannya dalam Pembelajaran IPS di SD

2 Konsep-konsep dalam struktur kognitif mengalami diferensiasi progresif. Prinsip ini menyatakan bahwa belajar bermakna merupakan proses yang kontinyu, dimana konsep-konsep baru memperoleh lebih banyak arti dengan dibentuk lebih banyak kaitan-kaitan proporsional. Jadi, konsep- konsep tidak pernah tuntas dipelajari, tetapi selalu dipelajari, dimodifikasi dan dibuat lebih inklusif. 3 Prinsip penyesuaian integratif menyatakan bahwa belajar bermakna akan meningkat bila siswa menyadari akan perlunya kaitan-kaitan baru antara segmen-segmen konsep atau proposisi. dalam peta konsep penyesuaian integratif ini diperlihatkan dengan kaitan-kaitan silang antara segmen- segmen konsep. Karena peta konsep bertujuan untuk memperjelas pemahaman suatu bacaan, sehingga dapat dipakai sebagai alat evaluasi dengan cara meminta siswa untuk membaca peta konsep dan menjelaskan hubungan antara konsep satu dengan konsep yang lain dalam satu peta konsep.

b. Teori Piaget dan Penerapannya dalam Pembelajaran IPS di SD

1 Teori Piaget Menurut Piaget perkembangan kognisi dapat dibagi menjadi beberapa stadium. Hal ini berarti fungsi kognitif pada umur yang berbeda, akan jelas dibedakan satu sama lain: a Tahap Sensomotorikinstingtif Usia 0-2 tahun Tahap ini merupakan masa dimana segala tindakan bergantung melalui pengalaman inderawi. Dalam perkembangan kognitif, intelijensi anak baru nampak dalam aktivitas motorik sebagai reaksi stimulasi sensorik. Dalam stadium ini, yang penting adalah tindakan-tindakan konkret dan bukan tindakan yang imajiner atau hanya dibayangkan saja. b Tahap Pra Operasionalintuitif 2-7 tahun Pada tahap ini, individu tidak ditentukan oleh pengamatan inderawi saja, tetapi juga oleh intuisi. Tahap ini dimulai dengan penguasaan bahasa yang sistematis, permainan simbolis, imitasi tidak langsung serta bayangan dalam mental. c Tahap Konkret Operasional 7-11 tahun Tahap ini dapat digambarkan sebagai menjadinya positif ciri-ciri yang negatif pada stadium berfikir pra operasional. Cara berfikir anak yang operasional konkret kurang egosentrik. Ditandai oleh desentrasi yang besar, artinya anak sudah mampu untuk memperhatikan lebih dari satu dimensi sekaligus dan juga untuk menghubungkan dimensi-dimensi ini satu sama lain. d Tahap Formal Operasional 11 tahun ke atas Pada tahap ini, individu mengembangkan pikiran formalnya. Mereka dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi. Berpikir pada tahap ini mempunyai dua sifat penting, yaitu sifat deduktif- hipotesis dan kombinatoris. Dalam sifat deduktif-hipotesis, anak akan memikirkan dulu secara teoritik. Menganalisis masalahnya dengan penyelesaian-penyelesaian hipotesis yang mungkin ada. Atas dasar analisisnya ini, kemudian membuat strategi penyelesaian. Sifat Kombinatoris merupakan kelangkapan sifat yang pertama dan berhubungan dengan cara bagaiaman dilakukan analisisnya. Dengan kata lain, pada tahap stadium operasional formal ini, individu mempunyai karakteristik utama, yaitu dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi. Dalam penelitian ini, obyek penelitian adalah siswa kelas V SD yang berada pada tahap konkret operasional dan tahap formal operasional. Pada tahap ini, siswa telah mampu mengembangkan pikiran formal, menggunakan abstraksi dan dapat menghubungkan konsep satu dengan konsep lain sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa. Dalam hal ini, peran guru adalah membantu siswa menggabungkan konsep tersebut untuk menghindari pemahaman konsep yang salah dari para siswa. 2 Penerapan Teori Piaget dalam pembelajaran IPS di SD Menurut Jean Piaget, usia siswa SD 7-12 tahun ada pada stadium operasional konkrit. Oleh karena itu guru harus mampu merancang pembelajaran yang dapat membangkitkan siswa, misalnya penggalan waktu belajar tidak terlalu panjang, peristiwa belajar harus bervariasi, dan sajian harus dibuat menarik bagi siswa. Karakteristik pada Masa Kelas Rendah SD Kelas 1,2, dan 3 : 1. Ada hubungan kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah. 2. Suka memuji diri sendiri. 3. Apabila tidak dapat menyelesaikan sesuatu, hal itu dianggapnya tidak penting. 4. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain dalam hal yang menguntungkan dirinya. 5. Suka meremehkan orang lain Karakteristik pada Masa Kelas Tinggi SD Kelas 4,5, dan 6: 1. Perhatiannya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari. 2. Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis. 3. Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus. 4. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah. Sedangkan anak dalam kelompok usia 7-11 tahun menurut Piaget 1963 berada dalam perkembangan kemampuan intelektualkognitifnya pada tingkatan konkrit operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh. Yang mereka pedulikan adalah sekarang konkrit, dan bukan masa depan yang belum bisa mereka pahami abstrak. Padahal bahan materi IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Penerapan dalam pembelajaran IPS adalah anak diajarkan suatu hal yang abstrak karena taraf berfikir mereka sudah memasuki tahap operasional konkret. Abstrak dalam IPS dapat berupa masa lalu yang harus dipelajari untuk mempelajari dan memahami keadaan di masa depan atau masa yang akan datang.

2. Kualitas Pembelajaran

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVC SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

5 26 325

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS VC SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

0 13 282

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL LEARNING CYCLE DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IVB SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

2 21 347

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENNINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

2 8 309

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Berbasis CD Pembelajaran Pada Siswa Kelas IV B SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang

0 9 199

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL NHT DENGAN MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG

0 8 289

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK SISWA KELAS III SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG

0 9 232

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENNINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG.

0 0 1

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas VI SDN Kalibanteng Kidul 01 Semarang.

0 0 1

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK SISWA KELAS III SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG.

0 0 1