b Fungsi afektif yaitu media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan
siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. c
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d Fungsi kompensatoris yaitu fungsi media pembelajaran terlihat dari hasil
penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks dan membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dari beberapa fungsi media yang telah disebutkan diatas dapat
disimpulkan bahwa dengan menggunakan media visual maka dapat memusatkan perhatian siswa agar lebih berkonsentrasi dalam pembelajaran,
mempermudah siswa untuk belajar dengan kondisi atau suasana yang lebih menyenangkan, memperlancar pencapaian tujuan pembelajaran, dan
membantu pemahaman siswa khususnya bagi siswa yang masih lemah dalam membaca.
B. KAJIAN EMPIRIS.
Penelitian yang menggunakan strategi pembelajaran Peta Konsep adalah penelitian yang dilakukan oleh Maryono dari skripsi yang berjudul
“Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA pada Materi Fungsi Organ Tubuh Manusia
dan Hewan Menggunakan Peta Konsep bagi Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Kedawung 03 Tahun Ajaran 20092010”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan peta konsep pada materi fungsi organ tubuh manusia dan hewan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Kedawung 03 tahun ajaran 20092010. [Diunduh dari http:azisgr.blogspot.com200905jurnalconcept
mapping tanggal 17 April 2011]. Penelitian lain yang menggunakan strategi pembelajaran Peta Konsep
adalah penelitian eksperimen oleh Heri Tjahjono dan Chandra Purnama Aji dalam penelitian yang berjudul
“Implementasi peta konsep concept mapping dalam
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa SMP di Kota Semarang”. Penelitian ini merupakan eksperimen. Penerapan strategi pembelajaran peta
konsep ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran yang hanya menggunakan metode konvensional. Beberapa siswa
mengungkapkan bahwa mereka merasa lebih mudah menerima materi pelajaran karena materi yang dipelajari secara tidak langsung telah merangkum
konsep dan gagasan utama yang ditulis pada peta konsep. Selain itu, siswa menjadi lebih kreatif dalam berpikir karena pembuatan peta konsep dituntut
kreativitas. [Diunduh dari http:azisgr.blogspot.com200905jurnalconcept mapping tanggal 17 April 2011].
Penelitian lain yang juga menggunakan peta konsep adalah penelitian yang dilakukan oleh Rachmat Eko Riza Susanto
“Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Kelas V Menggunakan Model Peta Konsep di SDN 1
Pisangcandi Kecamatan Sukun Kota Malang”. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa peta konsep dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS
Kelas V SD, khususnya materi peninggalan sejarah berskala nasional masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia. [Diunduh dari http:karya-
ilmiah.um.ac.idindex.phpKSDParticleview9967 tanggal 10 Februari 2011]. Dari ketiga penelitian di atas, ada beberapa kesamaan dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh peneliti. Dari skripsi yang ditulis oleh Maryono, persamaan dengan penelitian ini adalah pembelajaran peta konsep yang
diterapkan dengan metode PTK melalui 4 tahapan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatanobservasi dan refleksi. Dari penelitian yang
dilakukan oleh Hery Tjahjono dan Chandra Purnama Aji, persamaan dengan yang dilakukan oleh peneliti adalah adalah pembelajaran peta konsep dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dari pada hanya menggunakan metode konvensional. Melalui pembelajaran peta konsep, siswa merasa lebih mudah
menerima materi yang dipelajari serta dapat membuat siswa lebih kreatif.
C. KERANGKA BERPIKIR.