Variabel dalam penelitian ini yaitu tingkat pemahaman konselor terhadap implementasi bimbingan dan konseling dalam Kurikulum 2013. Variabel tersebut
adalah variabel tunggal, sehingga tidak ada hubungan antar variabel, baik variabel yang mempengaruhi independent dan variabel yang dipengaruhi dependen.
3.3.2 Definisi Oprasional Variabel
Definisi operasional dimaksudkan untuk memberi batasan arti dari variabel penelitian guna memperjelas makna yang dimaksudkan dan membatasi ruang
lingkup, sehingga tidak akan terjadi salah pengertian atau salah persepsi dalam menginterpretasikan data dan hasil yang telah diperoleh. Dalam implementasi
bimbingan dan konseling dalam kurikulum 2013 di bagi menjadi beberapa sub yaitu 1 Posisi bimbingan dan konseling dalam kurikulum 2013, 2 Program
bimbingan dan konseling dalam kurikulum 2013, 3 Implementasi program bimbingan dan konseling dalam kurikulum 2013
.
3.4 Metode dan Alat Pengumpulan Data
3.4.1 Metode Pengumpul Data
Kegiatan pengumpulan data adalah salah satu tahap penting dalam proses pendidikan. Pengumpulan data dimaksudkan untuk mengungkap fakta mengenai
variabel yang diteliti dengan menggunakan metode yang tepat dan instrumen yang baku. “Di dalam kegiatan penelitian, cara memperoleh data dikenal sebagai
metode pengumpulan data” Arikunto, 2006: 149. Untuk itu digunakan teknik-teknik, prosedur serta alat yang dapat
diandalkan karena baik buruknya suatu penelitian sebagian tergantung pada
teknik- teknik pengumpulan data. Sedangkan “instrumen adalah alat pada waktu
peneliti menggunakan sesuatu metod e” Arikunto, 2006:149. “Metode
pengumpulan data adalah cara memperoleh data dalam suatu kegiatan penelitian” Arikunto, 2006: 126. Dalam penelitian ini metode yang dipakai dalam
pengumpulan data adalah teknik non tes. Instrumen yang akan digunakan adalah angket dan wawancara, guna mengungkap bagaimana tingkat pemahaman
konselor terhadap implementasi bimbingan dan konseling dalam kurikulum 2013. Adapun penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran secara
mendalam tentang tingkat pemahaman konselor terhadap implementasi bimbingan dan konseling dalam kurikulum 2013 di SMA se-Kabupaten Cilacap tahun
pelajaran 20132014.
3.4.2 Angket
Dalam penelitian ini alat utama pengumpulan data yang digunakan adalah angket. Angket atau kuesioner merupakan suatu bentuk instrumen pengumpulan
data yang sangat fleksibel dan relatif mudah digunakan. Arikunto 2006:151 menjelaskan bahwa angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Instrumen untuk metode angket adalah
angket atau kuesioner. Bentuk angket yang digunakan pada penelitian ini yaitu jenis angket tertutup. “yang dimaksud angket tertutup adalah angket yang sudah
disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih” Arikunto, 2006: 128. Angket pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tingkat
pemahaman konselor terhadap implementasi bimbingan dan konseling dalam kurikulum 2013.
Angket atau kuesioner didefinisikan sebagai sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri
responden, yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden Sutoyo, 2009 : 167. Mc. Millan, J.H 2001:257 dalam Anwar
Sutoyo, memandang angket atau kuesioner sebagai teknik yang banyak digunakan untuk menggali informasi dari subyek. Angket juga dipandang relatif ekonomis,
sebab dalam waktu singkat sejumlah pertanyaan atau pernyataan dapat dijawab oleh responden dalam jumlah yang banyak pula.
Metode angket digunakan karena memiliki beberapa keunggulan. Menurut Arikunto 2010: 195 angket atau kuesioner memang mempunyai banyak
keuntungan sebagai instrumen pengumpulan data, yaitu: tidak memerlukan hadirnya peneliti; dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden;
dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden; dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur
dan tidak malu-malu menjawab; dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
Di samping
adanya keuntungan-keuntungan dari metode angket tersebut, terdapat juga kelemahan-kelemahannya yaitu: responden sering tidak teliti dalam
menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulangi diberikan kembali padanya; seringkali sukar dicari validitasnya;
walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan
jawaban yang tidak betul-betul atau tidak jujur; seringkali tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos.
Untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan angket atau kuesioner di atas, maka peneliti berusaha untuk menekan sekecil mungkin kelemahan-kelemahan
tersebut, antara lain : memberikan petunjuk-petunjuk dengan singkat dan lengkap untuk menjelaskan segala sesuatu yang berhubungan dengan pengisian angket
agar responden dapat memberikan jawaban yang jujur; memberikan penjelasan sebelum menyebarkan angket sehingga responden bersedia mengisi angket tanpa
adanya perasaan terpaksa; mengamati dan meneliti kembali jawaban yang telah diisi oleh responden agar tidak ada pertanyaan yang terlewatibelum dijawab.
Dengan demikian pemilihan angket sebagai instrumen sangat membantu peneliti dalam memperoleh data tentang
tingkat pemahaman konselor terhadap implementasi bimbingan dan konseling dalam kurikulum 2013.
3.4.3 Wawancara