dan teknologi. Kompetisi masa depan yang diperlukan dalam menghadapi arus globalisasi antara lain berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi, kemampuan
berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap
pandangan yang berbeda, dan kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal. Disamping itu generasi Indonesia juga harus memiliki minat luas
dalam kehidupan, memiliki kesiapan untuk bekerja, memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat dan minatnya, dan memiliki rasa tanggungjawab terhadap
lingkungan. Dilihat dari persepsi masyarakat, pendidikan di Indonesia sangat dinilai
terlalu menitik-beratkan pada aspek kognitif dan beban peserta didik dianggap terlalu berat. Selain itu pendidikan juga dinilai kurang bermuatan karakter.
Penyelenggaraan pendidikan juga perlu diperhatikan perkembangan pengetahuan yang terkait dengan perkembangan pedagogi yang terkait dengan observation-
based discover learning serta collaborative learning. Tantangan eksternal lainnya berupa fenomena negatif yang mengemuka antara lain terkait dengan
masalah perkelahian, masalah narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam ujian, dan gejolak sosial di masyarakat social unrest.
2.3.2 Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya dapat terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir. Menurut
Kemendikbud 2013:248
Kurikulum 2013
dikembangkan dengan
penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
a Pola
pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan
terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama, b
Pola pembelajaran satu arah interaksi guru-peserta didik menjadi
pembelajaran interaktif
interaktif guru-peserta
didik-masyarakat- lingkungan alam,sumbermedia lainnya,
c Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring peserta
didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet,
d Pola
pembelajaran positif
menjadi pembelajaran
aktif-mencari pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model
pembelajaran pendekatan sains, e
Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok berbasisi tim, f
Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat
multimedia, g
Pola pembelajaran berbasis massal kebutuhan pelanggan users dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta
didik, h
Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal monodiscipline menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak multidisciplines, dan
i Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
Penguatan tata kelola kurikulum diperlukan dalam kurikulum 2013. Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar
mata pelajaran. Pendekatan kurikulum 2013 untuk satuan pendidikan dasar dan menengah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu
dalam kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut : a
Tata kerja guru bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif,
b Penguatan manajemen sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen
kepala sekolah sebagai pemimpin kependidikan educational leader, dan c
Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.
2.3.3 Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013