7.  Peningkatan  kemampuan  membangun  perlu  dikembangkan  bahwa  tidak saja  harus  dihitung  dari  segi  modal,  tetapi  juga  harus  dilihat  dari  segi
pengalihan ketrampilan dan transfer teknologi. 8.  Terdapatnya usaha secara terus menerus untuk menjaga stabilitas ekonomi.
Salah satu usaha dibidang ini adalah dilakukannya perencanaan anti siklus. 9.  Ada pula negara-negara yang mencantumkan sebagai tujuan pembangunan
hal-hal yang fundamentalideal atau bersifat jangka panjang. Misalkan saja perubahan  perlembagaan  masyarakat,  pola  pemilihan  dan  penguasaan
faktor-faktor  produksi  berdasarkan  keadilan  sosial  dan  peningkatan kemampuan nasional.
Ciri  dan  tujuan  perencanaan  pembangunan  di  atas  sangat  terkait  dengan peranan  Pemerintah  sebagai  pendorong  pembangunan  agent  of  development.
Oleh  karena  itu  perencanaan  pembangunan  umumnya  dilakukan  oleh  negara- negara  berkembang.  Hal  ini  tidak  menutup  kenyataan  bahwa  banyak  negara-
negara  lain  terutama  negara-negara  sosialis,  bahkan  negara-negara  maju  dengan sektor swasta yang kuat, juga melakukan suatu perencanaan pembangunan.
2.2. Pertumbuhan Ekonomi
Tarigan  2002  mengemukakan  bahwa  pertumbuhan  ekonomi  wilayah adalah pertambahan pendapatan masyarakat yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu
kenaikan  seluruh  nilai  tambah  added  value  yang  terjadi  di  wilayah  yang bersangkutan.  Pertambahan  pendapatan  itu  diukur  dalam  nilai  riil,  artinya
dinyatakan  dalam  harga  konstan.  Hal  itu  juga  sekaligus  menggambarkan  balas jasa bagi faktor-faktor produksi yang beroperasi di daerah tersebut tanah, modal,
tenaga  kerja  dan  teknologi  yang  berarti  secara  kasar  dapat  menggambarkan kemakmuran daerah.
Tingkat  pertumbuhan  ekonomi  suatu  daerah  dapat  ditentukan  oleh  dua faktor yaitu faktor lokal dan eksternal. Faktor lokal meliputi: ketersediaan sumber
daya alam, kualitas sumber daya manusia, kemampuan teknologi, permodalan dan kewirausahaan.  Sedangkan  faktor  eksternal  diantaranya:  perkembangan  situasi
perekonomian nasional maupun internasional, dan berbagai kebijakan Pemerintah baik yang berkaitan dengan sektor riil maupun moneter.
Menurut  Glasson  1977  ada  tiga  konsep  yang  harus  diperhatikan  dalam pertumbuhan  ekonomi  suatu  daerah  yaitu  kutup  pertumbuhan  dan  pusat
pertumbuhan antara lain: a.  Konsep  “leading  industries”    industrice  motric  dan  perusahaan-
perusahaan propulsip, menyatakan pada pusat kutub pertumbuhan terdapat perusahan-perusahaan  propulsip  yang  besar,  yang  termasuk  dalam
“leading  industries”    yang mendominasi  unit-unit  ekonomi  lainnya.  Ada kemungkinan bahwa sesuatu kompleks industri hanya terdiri dari satu atau
segelintir perusahaan propulsip yang dominan. b.  Konsep  polarisasi  menyatakan  bahwa  pertumbuhan  yang  cepat  dari
“leading industries” “propulsip growth” mendorong polarisasi dari unit- unit ekonomi lainnya ke dalam kutup pertumbuhan. Implisit dalam proses
polarisasi ini adalah berbagai macam keuntungan aglomerasi keuntungan intern dan ekstern dari skala.
c.  Konsep  spread  effects  menyatakan  bahwa  pada  waktunya,  kualitas produksi  dinamik  dari  kutup  pertumbuhan  akan  memancar  keluar  dan
memasuki  ruang  disekitarnya.  “Trickling  down”  atau  spreads  effects  ini sangat  menarik  bagi  perencanaan  regional  dan  telah  memberikan
sumbangan  besar  bagi  ke  populeran  teori  pada  waktu  belakangan  ini sebagai sarana kebijaksanaan.
2.3. Sektor Unggulan dan Kriteria Sektor Unggulan