dukungan sarana prasarana infrastruktur yang baik. Surplus beras pada tahun 2006 yang kurang lebih mencapai 358.000 ton merupakan salah satu komoditi
perdagangan unggulan daerah, demikian juga komoditi perikanan air tawar sawah tambak dan perikanan laut yang memberikan kontribusi besar terhadap
perekonomian daerah. Selain itu Kabupaten Lamongan telah menyediakan kawasan khusus untuk pariwisata, hotel dan restoran.
Sedangkan sektor yang memiliki nilai koefisien LQ 1, artinya sektor tersebut merupakan sektor non basis adalah sektor pertambangan dan penggalian
sebesar 0,41; 0,45; 0,46; 0,46 dan 0,42, sektor industri pengolahan sebesar 0,18; 0,17; 0,17; 0,18 dan 0,18, sektor listrik, gas dan air bersih 0,86; 0,94; 0,84; 0,80
dan 0,72, sektor kontruksi sebesar 0,74; 0,73; 0,78; 0,80 dan 0,76, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 0,29; 0,30; 0,29; 0,29 dan 0,29 dan sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 0,58; 0,59; 0,64; 0,68 dan 0,72. Selama kurun waktu 2002-2006 sektor yang memiliki nilai LQ paling
kecil adalah sektor industri pengolahan. Hal ini disebabkan sektor industri pengolahan masih terpusat di kabupatenkota tertentu yang ada di Jawa Timur.
Sebagai contoh Kabupaten Gresik, selama ini aktivitas industri banyak dilakukan di daerah tersebut. Sehingga menjadikan Kabupaten Gresik sebagai kota industri.
6.2. Multiplier Pendapatan
Adanya efek pengganda multiplier, maka pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat diketahui. Efek pengganda sebagai siklus dari pembelanjaan
kembali pendapat diperoleh melalui penjualan barang dan jasa yang dihasilkan oleh wilayah yang bersangkutan. Pengganda pendapatan basis dihitung dengan
membandingkan total pendapatan wilayah dengan pendapatan dari sektor basis. Besarnya efek pengganda ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah.
Tabel 5. Koefisien Pengganda Pendapatan Sektor Basis di Kabupaten Lamongan Tahun 2002-2006.
Tahun Pendapatan
sektor basis Pendapatan
sektor non basis
Total pendapatan
Multiplier sektor basis
Multiplier sektor non
basis
2002 2941649
536730 3478379
1,1825 0,1543
2003 3297449
551855 3849304
1,1674 0,1434
2004 3345710
578213 3923923
1,1728 0,1474
2005 3513544
622320 4135864
1,1771 0,1505
2006 4041103
666983 4708086
1,1650 0,1417
Sumber: BPS Kabupaten Lamongan Tahun 2002-2006, diolah. Keterangan:
Sektor basis: Pertanian, Perdagangan, Hotel dan Restoran serta Jasa-jasa. Sektor non basis: Pertambangan dan Penggalian, Industri pengolahan, Listrik, Gas dan Air bersih,
Kontruksi, Pengangkutan dan Komunikasi serta Keuangan, Persewaan dan Jasa perusahaan
. Pada tabel 5 di atas koefisien pengganda pendapatan sektor basis
menunjukkan nilai yang lebih besar dari pada pengganda pendapatan sektor non basis selama tahun 2002-2006. Hal ini berarti bahwa masyarakat Kabupaten
Lamongan dalam menjalankan aktifitas ekonominya lebih berminat pada kegiatan sektor basis. Secara berturut-turut nilai pengganda pendapatanmultiplier basis
tersebut adalah 1,1825; 1,1674; 1,1728; 1,1771 dan 1,1650. Sedangkan pada pendapatan non basis adalah 0,1543; 0,1434; 0,1474; 0,1474 dan 0,1417.
Koefisien pengganda pendapatan basis selama tahun 2002-2006 cenderung berubah-ubah. Rendahnya multiplier pendapatan basis yang dihasilkan,
menunjukkan bahwa keberadaan sekktor non basis sebagai penunjang kegiatan sektor basis masih kurang. Meskipun koefisien pengganda pendapatan yang
dihasilkan terlihat kecenderungan penurunan selama tahun 2002-2006, tetapi dapat dikatakan nilai koefisien pengganda tersebut relatif stabil karena
penurunannya sangat kecil.
BAB VII ANALISIS SHIFT SHARE UNTUK MENGIDENTIFIKASI