Perubahan dan Rasio PDRB

BAB VII ANALISIS SHIFT SHARE UNTUK MENGIDENTIFIKASI

PERTUMBUHAN EKONOMI Analisis Shift Share memiliki peranan yang sangat penting untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan analisis ini dapat digunakan untuk melihat pertumbuhan sektor-sektor perekonomian suatu wilayah selama 2 periode waktu.

7.1. Perubahan dan Rasio PDRB

Berdasarkan tabel 6, secara umum laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamongan mengalami pertumbuhan yang positif yaitu sebesar 35,35 persen selama tahun 2002-2006, dari pada Propinsi Jawa Timur yang hanya mencapai 22,96 persen. Tabel 6. Perubahan PDRB Kabupaten Lamongan dan Propinsi Jawa Timur Menurut Sektor Perekonomian Atas Dasar Harga Konstan `01 Tahun 2002-2006 juta rupiah. PDRB Kabupaten Lamongan PDRB Propinsi Jawa Timur Sektor 2002 2006 Perubahan PDRB Kabupaten Lamongan 2002 2006 Perubahan PDRB Propinsi Jawa Timur 1 1.524.740 1.973.582 448.842 29,44 39.354.488 49.012.233 9.657.745 24,54 2 35.419 39.151 3.732 10,54 5.495.073 5.455.159 -39.914 -0,73 3 177.380 218.160 40.780 22,99 63.396.901 71.786.972 8.390.071 13,23 4 59.133 57.490 -1.643 -2,78 4.378.885 4.610.041 231.156 5,28 5 96.931 119.115 22.184 22,89 8.293.319 9.030.294 736.975 8,89 6 991.130 1.474.250 483.120 48,74 57.926.650 81.739.125 23.812.475 41,11 7 60.995 75.508 14.513 23,79 13.245.296 15.104.139 1.858.843 14,03 8 106.872 157.559 50.687 47,43 11.656.351 12.611.228 954.877 8,19 9 425.779 593.271 167.492 39,34 17.785.422 23.048.439 5.263.017 29,59 Total 3.478.379 4.708.086 1.229.707 35,35 221.532.385 272.397.630 50.865.245 22,96 Sumber: BPS Kabupaten Lamongan Tahun 2002 dan 2006, diolah Keterangan : 1 = Sektor Pertanian; 2 = Sektor Pertambangan dan Penggalian; 3 = Sektor Industri Pengolahan; 4 = Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih; 5 = Sektor Kontruksi; 6 = Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran; 7 = Sektor Pengangkutan dan Komunikasi; 8 = Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; 9 = Sektor Jasa-jasa; = Persentase perubahan PDRB sektor perekonomian di masing-masing wilayah. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software Tabel 6 di atas, menunjukkan bahwa perekonomian Kabupaten Lamongan menunjukkan perkembangan yang positif. Pertumbuhan tertinggi terdapat pada sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 48,74 persen. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kabupaten Lamongan. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, menyebabkan Pemerintah Kabupaten Lamongan terus meningkatkan pelayanannya di sektor tersebut. Selain itu, dengan banyaknya wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Lamongan, menyebabkan pemerintah daerah menyediakan jasa perhotelan sebagai tempat penginapan dan menyediakan beberapa rumah makan untuk mencicipi makanan khas Kabupaten Lamongan. Pada urutan kedua ditempati oleh sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dengan pertumbuhan 47,43 persen, ketiga adalah sektor jasa-jasa 39,34 persen. Pada urutan keempat adalah sektor pertanian dengan pertumbuhan 29,44 persen. Urutan kelima adalah sektor pengangkutan dan komunikasi dengan pertumbuhan 23,79 persen. Urutan keenam adalah sektor industri pengolahan dengan pertumbuhan 22,99 persen. Urutan ketujuh adalah sektor kontruksibangunan dengan pertumbuhan 22,89 persen. Urutan kedelapan adalah sektor pertambangan dan penggalian dengan pertumbuhan 10,54 persen. Selanjutnya pada urutan kesembilan ditempati oleh sektor listrik, gas dan air bersih dengan pertumbuhan terkecil yaitu -2,78 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Lamongan kurang berpotensi di sektor tersebut. Selain itu produksi yang dihasilkan juga semakin menurun dan kurangnya sarana dan prasarana pendukung. Secara terpisah pada perekonomian Propinsi Jawa Timur, laju pertumbuhan ekonomi Jawa Timur mengalami pertumbuhan yang positif yaitu sebesar 22,96 persen Tabel 6. Pertumbuhan paling besar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 41,11 persen. Kemudian diikuti oleh sektor jasa-jasa, sektor pertanian, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor industri pengolahan, sektor kontruksi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor pertambangan dan penggalian dengan nilai secara berturut-turut sebesar 29,59 persen, 24,54 persen, 14,03 persen, 13,23 persen, 8,89 persen, 8,19 persen, 5,28 persen dan -0,73 persen. Jika nilai pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamongan meningkat konstan dari tahun ke tahun sebesar angka nominal yang terdapat pada tabel 6, diperkirakan Kabupaten Lamongan akan memiliki sektor unggulan yang baru yang tidak hanya berasal dari sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor jasa-jasa, namun juga dari sektor lainnya. Sebagian besar kontribusi sektor perekonomian antara Kabupaten Lamongan dan Propinsi Jawa Timur menunjukkan perkembangan yang baik pada tahun 2002-2006. Jika setiap sektor perekonomian antara PDRB kabupaten dan propinsi dibandingkan, maka setiap sektor akan memiliki rasio yang berbeda- beda. Rasio sektor perekonomian antara Kabupaten Lamongan dan Propinsi Jawa Timur dinyatakan dalam bentuk nilai Ra, Ri dan ri. Nilai Ra didasarkan atas perhitungan selisih antara total PDRB propinsi tahun akhir analisis yaitu tahun 2006 dengan PDRB tahun dasar analisis yaitu tahun 2002 dibagi dengan PDRB tahun dasar analisis. Secara umum rasio pertumbuhan PDRB antara Kabupaten Lamongan dengan Propinsi Jawa Timur selama kurun waktu 2002-2006 yaitu sebesar 0,23 Sebagai acuan. Nilai Ra yang diperoleh setiap sektor memiliki nilai yang sama besar untuk menunjukkan satuan wilayah yang diperoleh pada daerah tersebut. Nilai Ri dihitung berdasarkan selisih antara PDRB propinsi dari sektor i pada tahun akhir analisis dengan PDRB propinsi dari sektor i pada tahun dasar analisis dibagi dengan PDRB propinsi dari sektor i pada tahun dasar analisis. Hasil perhitingan pada nilai Ri di seluruh sektor menunjukkan nilai yang positif. Tabel 7. Rasio PDRB Kabupaten Lamongan dan Propinsi Jawa Timur No Sektor Ri ri 1 Pertanian 0,25 0,29 2 Pertambangan dan Penggalian -0,01 0,11 3 Industri Pengolahan 0,13 0,23 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,05 -0,03 5 Kontruksi 0,09 0,23 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0,41 0,49 7 Pengangkutan dan Komunikasi 0,14 0,24 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0,08 0,47 9 Jasa-jasa 0,30 0,39 Total 0,23 0,35 Sumber: BPS Kabupaten Lamongan dan Jawa Timur 2002 dan 2006, diolah Keterangan : Ri = Rasio produksi propinsi dari sektor i ri = Rasio produksi sektor i pada wilayah j kabupaten Nilai Ri terbesar terdapat pada sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 0,41, seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya pelayanan sektor tersebut di Kabupaten Lamongan. Selain itu, dalam menghadapi era globalisasi Kabupaten Lamongan telah meningkatkan hasil produksinya dan siap untuk menuju ke pasar ekspor. Selanjutnya diikuti oleh sektor jasa-jasa sebesar 0,30, sektor pertanian sebesar 0,25, sektor pengangkutan dan kumunikasi sebesar 0,14, sektor industri pengolahan 0,13, sektor kontruksi sebesar 0,09, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 0,08 dan sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 0,05. Sedangkan sektor yang memiliki nilai Ri terkecil diperoleh pada sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar -0,01. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya infrastruktur daerah yang mendukung, selain itu juga akibat dari rendahnya investasi di sektor tersebut. Nilai ri dihitung berdasarkan selisih antara PDRB dari sektor i di Kabupaten Lamongan pada tahun akhir analisis dengan PDRB dari sektor i di Kabupaten Lamongan pada tahun dasar analisis dibagi dengan PDRB dari sektor i di Kabupaten Lamongan pada tahun dasar analisis. Berdasarkan tabel 7 di atas sektor yang memiliki nilai ri paling besar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 0,49. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya peningkatan tersebut diakibatkan oleh semakin meningkatnya lembaga perdagangan di sektor tersebut. Kemudian diikuti oleh sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 0,47, sektor jasa-jasa 0,39, sektor pertanian sebesar 0,29, sektor pengangkutan dan komunikasi 0,24, sektor kontruksi dan industri pengolahan masing-masing sebesar 0,23 dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,11. Sedangkan nilai ri terkecil terdapat pada sektor listrik, gas dan air bersih yaitu sebesar -0,03. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa rendahnya sektor tersebut diakibatkan oleh kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung. Selain itu, Kabupaten Lamongan juga kurang memiliki potensi pada sektor listrik, gas dan air bersih.

7.2. Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah.