dapat digunakan untuk melihat pertumbuhan sektor-sektor perekonomian suatu wilayah selama 2 periode waktu. Penerapan analisis Shift Share dapat dilakukan
di tingkat kabupaten, propinsi maupun nasional. Di tingkat kabupaten analisis dapat dilakukan untuk melihat kecamatan-kecamatan apa saja yang memberikan
kontribusi pertumbuhan paling besar terhadap perekonomian kabupaten. Selain itu, melalui analisis ini juga dapat diketahui sektor-sektor apa saja yang
mengalami perkembangan yang paling cepat di masing-masing wilayah kecamatan. Di tingkat propinsi dapat diketahui kabupaten-kabupaten apa saja
beserta sektor-sektornya yang memberikan kontribusi paling besar terhadap pertumbuhan ekonomi di tingkat propinsi. Sedangkan di tingkat nasional yang di
analisis adalah kontribusi pertumbuhan ekonomi propinsi-propinsi di Indonesia terhadap pertumbuhan Indonesia.
Untuk itu agar program pembangunan wilayah dapat berjalan secara optimal, maka diperlukannya strategi dan kebijakan yang tepat untuk menerapkan
pembangunan wilayah. Strategi dan kebijakan menjadi bagian penting untuk dilaksanakan demi tercapainya pembangunan baik ditingkat lokal, regional dan
nasional. Sehingga pembangunan wilayah yang sesuai dengan sektor unggulan daerah dapat tercapai.
3.2. Kerangka Operasional
Agar pembangunan wilayah dapat berjalan sesuai dengan rencana dan harapan, maka Pemerintah pusat perlu memberikan kewenangan yang luas kepada
daerah. Salah satunya dengan konsep desentralisasi wilayah. Hal ini, sesuai dengan apa yang diamanatkan di dalam UU 32 tahun 2004.
Banyaknya potensi daerah yang belum dimanfaatkan telah menimbulkan beberapa permasalahan, misalkan sektor pertanian yang produktivitasnya rendah,
kelangkaan SDA dan ekplorasi penambangan yang berlebihan di sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan terjadi kekurangan
bahan baku, modal usaha dan sarana yang lainnya, sektor listrik, gas dan air bersih yang belum memiliki energi alternatif dan persediaann air bersih, banyaknya
bagunan liar dan sulitnya mendirikan usaha di sektor kontruksi, sektor perdagangan yang masih kurang terhadap sarana dan prasarana khususnya di
bidang ekspor, belum meratanya jaringan komunikasi, lembaga keuangan yang belum merata di setiap daerah serta kurangnya informasi di sektor jasa pariwisata.
Potensi daerah dapat berupa sektor-sektor yang ada di daerah, terutama adalah sektor unggulan daerah. Sektor unggulan memiliki peranan yang sangat
penting di dalam basis ekonomi, selain itu sektor unggulan juga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
Adapun untuk mengetahui sektor unggulan daerah sebagai basis ekonomi, dapat dilakukan dengan pendekatan Location Quotient LQ. Pada pendekatan LQ
dapat digunakan untuk menentukan sektor basis dan non basis. Selanjutnya, sektor basis dapat dimodifikasi menjadi multiplier pendapatan. Sedangkan untuk
mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi daerah, dapat dilakukan dengan pendekatan Shift Share.
Tahap terakhir dari penentuan sektor unggulan daerah adalah diperlukannya strategi kebijakan yang tepat untuk membangun wilayah dengan
menggunakan analisis SWOT, yaitu dengan memprioritaskan sektor unggulan daerah sebagai bentuk untuk mewujudkan pembangunan wilayah.
kkkkkkkkk Gambar 2. Skema Kerangka Penelitian Operasional
Pembangunan Wilayah Kabupaten Lamongan
Rendahnya produktivitas
pertanian yang dihasilkan
Kelangkaan SDA dan ekplorasi
penambangan yang berlebihan
Bunga bank yang relatif tinggi serta
akses lembaga keuangan yang belum
merata Belum meratanya
jaringan komunikasi dan informasi di
setiap daerah Belum memiliki
energi alternatif dan kurangnya
persediaan air bersih
Minimnya anggaran dan kurangnya
informasi di subsektor jasa
pariwisata Sarana dan
prasarana perdagangan yang
masih terbatas Kurangnya bahan
baku dan modal usaha di dalam
industri pengolahan
Banyaknya bangunan liar dan sulitnya
mendirikan usaha
Sektor Basis Pertumbuhan Ekonomi
Basis Ekonomi Sektor Unggulan
Potensi Wilayah
Sektor Non basis
Implikasi Strategi Kebijakan SWOT Pendekatan LQ
Pendekatan Shift Share
Multiplier Pendapatan
Sektor Unggulan Prioritas Utama Pembangunan
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Daerah dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Kabupaten Lamongan Propinsi Jawa Timur. Penelitian ini dimulai pada bulan Januari sampai Mei 2008. Pemilihan daerah
dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan dari hasil analisis yang dilakukan oleh Bappeda Kabupaten Lamongan. Pertimbangan pertama Kabupaten
Lamongan merupakan wilayah yang sangat potensial untuk dikembangkan karena letaknya berada di jalur pantai utara jawa Pantura, kedua Kabupaten Lamongan
juga merupakan jalur utama perdagangan yang menghubungkan secara langsung dengan Kabupaten Gresik menuju ke Kota Surabaya, dan ketiga sektor unggulan
masih menjadi kajian strategis Pemerintah Kabupaten Lamongan. Diharapkan perekonomian Kabupaten Lamongan menjadi lebih maju dan mempunyai pasar
yang besar untuk mengembangkan sektor unggulannya.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil wawancara dengan informan dari
instansi terkait sebagai pelengkap data sekunder. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari berbagai sumber antara lain Kantor BPS Kabupaten Lamongan,
Bappeda, BPS Propinsi Jawa Timur serta instansi atau lembaga lain di Kabupaten Lamongan. Data yang dibutuhkan dari data sekunder merupakan data time series
tahun 2002 − 2006. Keseluruhan data yang digunakan untuk analisis dalam penelitian ini meliputi: 1 Produk Domestik Regional Bruto PDRB, 2