Hasil dari perhitungan LQ apabila menunjukkan LQ 1, maka sektor tersebut termasuk sektor basis, artinya sektor tersebut mampu memenuhi
kebutuhan bagi perekonomian di wilayahnya dan sektor tersebut lebih berorientasi pada ekspor. Sebaliknya jika LQ 1, maka sektor tersebut termasuk sektor non
basis, artinya sektor tersebut belum mampu untuk memenuhi kebutuhan di wilayahnya sehingga diperlukan tambahan dari sektor atau daerah lainnya. Sektor
non basis juga bisa digolongkan ke dalam sektor yang berorientasi pada impor. Tedapat dua asumsi utama yang digunakan dalam metode LQ adalah:
1. Pola konsumsi rumah tangga di wilayah bawah identik sama dengan pola kunsumsi rumah tangga di wilayah atasnya.
2. Baik wilayah atas maupun wilayah bawah mempunyai fungsi produksi yang linier dengan produktivitas di setiap sektor yang sama besarnya.
4.4.1.2. Efek Pengganda
Pengganda ekonomi basis menunjukkan bahwa pertumbuhan pendapatan atau tenaga kerja dalam wilayah karena penggandaan multifikasi jumlah
pembelanjaan kembali dalam wilayah pendapatan dari barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah dan dipasarkan keluar wilayahnya ekspor. Menurut
Tiebout dalam Tarigan 1962 terdapat perbandingan dalam bentuk pendapatan dan faktor-faktor yang terkait dengan pengganda basis. Dalam bentuk pendapatan
maka hubungan antara perubahan pendapatan basis dengan perubahan total pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut:
∆ Yt = K . ∆ Yb dimana:
Yt = Pendapatan total total income
Yb = Pendapatan basis Yn = Pendapatan non basis
K = Pengganda basis ∆ = Perubahan pendapatan
Adapun pengganda basis dalam satuan pendapatan adalah:
Oleh karena itu pendapatan total = pendapatan basis + pendapatan non basis. Maka rumus pengganda basis tersebut di atas dapat dimodifikasi menjadi sebagai
berikut:
4.4.1.3. Analisis Shift Share
Penggunaan analisis Shift Share untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah, terdapat 7 langkah utama dalam menggunakan analisis Shift
Share. Ke-7 langkah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Menentukan indikator kegiatan ekonomi seperti pendapatan dan
kesenpatan kerja. Di Indonesia pendapatan di suatu wilayah dicerminkan oleh nilai PDRB tingkat kabupaten, kota dan propinsi dan PDB tingkat
nasional. Pendapatan total
Yt Pengganda basis = atau dalam bentuk simbol K =
Pendapatan basis Yb
Yt 1 1
1 1
K = = = = =
Yb Yb Yt − Yn Yt
Yn Yn
1 Yt
Yt Yt
Yt Yt
2. Menentukan sektor ekonomi yang akan dianalisis. Misalnya semua sektor- sektor perekonomian di suatu wilayah seperti sektor pertanian,
pertambangan dan galian, listrik, gas dan air bersih, perdagangan, hotel dan restauran serta sektor-sektor lainnya.
3. Menghitung perubahan indikator kegiatan ekonomi PDRBkesempatan kerja dari sektor i pada wilayah j. Misalkan dalam suatu negara terdapat
m daerahkabupatenpropinsi j = 1,2,3….m dan n sektor ekonomi i = 1,2,3…n, maka produksikesempatan kerja propinsi dari sektor i pada
tahun dasar analisis dan tahun akhir analisis dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Perubahan produksikesempatan kerja sektor i pada wilayah j dapat dirumuskan sebagai berikut:
∆Yij = Yij − Yij dimana:
∆Yij = Perubahan produksikesempatan kerja sektor i pada wilayah j. Yij = Produksikesempatan kerja dari sektor i pada wilayah j pada tahun
akhir analisis. Yij = Produksikesempatan kerja dari sektor i pada wilayah j pada tahun
dasar analisis. b. Persentase perubahan PDRB adalah sebagai berikut:
∆Yij = 100
Yij Yij
ij Y
−
4. Menghitung Rasio Indikator Kegiatan Ekonomi Produksikesempatan kerja. Rasio produksikesempatan kerja digunakan untuk melihat
perbandingan produksikesempatan kerja sektor ekonomi di suatu wilayah tertentu. Rasio produksikesempatan kerja terbagi atas ri, Ri dan Ra.
a. ri ri =
Yij Yij
ij Y
−
dimana: Yij = Produksikesempatan kerja dari sektor i pada wilayah j pada
tahun dasar analisis. Yij = Produksikesempatan kerja pada sektor i pada wilayah ke j pada
tahun akhir analisis. b. Ri
Ri = Yi
Yi i
Y −
dimana: Yi = Produksikesempatan kerja propinsi dari sektor i pada tahun
akhir analisis. Yi = Produksikesempatan kerja propinsi dari sektor i pada tahun
dasar analisis. c. Ra
Ra = ...
... ...
Y Y
Y −
dimana: Y... = Produksikesempatan kerja propinsi pada tahun akhir analisis.
Y... = Produksikesempatan kerja propinsi pada tahun dasar analisis. 5. Menghitung Komponen Pertumbuhan Wilayah
Komponen pertumbuhan wilayah terdiri atas komponen pertumbuhan Propinsi KPP, komponen pertumbuhan proposional PP dan komponen
pertumbuhan pangsa wilayah PPW. a. Komponen Pertumbuhan Propinsi KPP
KPPij = Ra Yij
dimana: KPPij
= Komponen pertumbuhan propinsi sektor i untuk wilayah j Yij
= Produksikesempatan kerja dari sektor i pada wilayah j
pada tahun dasar analisis. Ra
= Rasio produksikesempatan kerja propinsi b. Komponen Pertumbuhan Proporsional PP
PPij = Ri − Ra Yij dimana:
PPij = Komponen pertumbuhan proporsional sektor i untuk wilayah j Yij = Produksikesempatan kerja dari sektor i pada wilayah j pada
tahun dasar analisis. Ri = Rasio produksikesempatan kerja propinsi dari sektor i
Ra = Rasio produksikesempatan kerja propinsi Apabila:
PPij 0, Menunjukkan bahwa sektor i pada wilayah j pertumbuhannya lambat.
PPij 0, Menunjukkan bahwa sektor i pada wilayah j pertumbuhannya cepat.
c. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW PPWij = ri – Ri Yij
PPWij = Komponen pertumbuhan pangsa wilayah sektor i pada wilayah j pada tahun dasar analisis.
Yij = Produksikesempatan kerja dari sektor i pada wilayah j pada tahun dasar analisis.
ri = Rasio produksikesempatan kerja sektor i pada wilayah j
Ri = Rasio produksikesempatan kerja propinsi dari sektor i Apabila:
PPWij 0, berarti sektorwilayah j mempunyai daya saing yang baik dibandingkan dengan sektorwilayah lainnya untuk sektor i.
PPWij 0, berarti sektorwilayah j tidak mempunyai daya saing yang baik dibandingkan dengan sektorwilayah lainnya.
Rumus-rumus penting lain yang dapat digunakan adalah: a. Perubahan dalam PDRB sektor i pada wilayah ke j dirumuskan sebagai
berikut: ∆Yij = KPPij + PPij +PPWij........................................................1
∆Yij = Yij − Yij...........................................................................2 b. Rumus ketiga komponen pertumbuhan wilayah adalah:
KPPij = Yij Ra............................................................................ 3 PPij = Yij Ri − Ra..................................................................... 4
PWij = Yij ri − Ri...................................................................... 5 c. Apabila persamaan 2, 3, 4 dan 5 disubtitusikan kepersamaan 1,
maka didapatkan: ∆Yij
= KPPij + PPij +PPWij Yij − Yij
= Yij Ra +Yij Ri − Ra +Yij ri − Ri d. Persentase ketiga pertumbuhan wilayah tersebut dapat dirumuskan:
KPPij = Ra
PPij = Ri − Ra
PWij = ri − Ri
atau KPPij
= KPPij ∕ Yij 100 PPij
= PPij ∕ Yij 100 PWij
= PWij ∕ Yij 100 6. Mengevaluasi Profil Pertumbuhan Sektor Perekonomian
Profil pertumbuhan sektor perekonomian digunakan untuk mengevaluasi pertumbuhan sektor perekonomian di wilayah yang bersangkutan pada
kurun waktu yang telah ditentukan, dengan cara mengekspresikan persen perubahan komponen pertumbuhan proposional PNij dan pertumbuhan
pangsa wilayah PWij. Pada sumbu horizontal, terdapat PP sebagai absis sedangkan pada sumbu vertikal terdapat PPW sebagai ordinat.
Kuadran IV Kuadran I
Kuadran III Kuadran II
Gambar 2. Profil Pertumbuhan Sektor Perekonomian Sumber: Budiharsono, 2001
Kuadran-kuadran yang terdapat pada gambar 2 dapat dijelaskan sebagai berikut:
i Kuadran I menunjukkan bahwa sektor-sektor di wilayah yang bersangkutan memiliki pertumbuhan yang cepat, demikian juga daya
saing wilayah untuk sektor-sektor tersebut baik apabila dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa
sektorwilayah yang bersangkutan merupakan wilayah progresif maju. ii Kuadran II menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi yang ada di
wilayah yang bersangkutan pertumbuhannya cepat, tetapi daya saing untuk sektor-sektor tersebut dibandingkan dengan wilayah lainnya tidak
baik. iii Kuadran III menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi yang ada di
wilayah yang bersangkutan memiliki pertumbuhan yang lambat, tetapi daya saing wilayah untuk sektor-sektor baik jika dibandingkan dengan
wilayah lainnya. PPW
PP
45
o
iv Pada Kuadran II dan Kuadran IV terdapat garis miring yang membentuk sudut 45
o
dan memotong kedua kuadran tersebut. Bagian atau garis tersebut menunjukkan bahwa sektorwilayah yang bersangkutan
merupakan sektorwilayah yang progresif maju, sedangkan di bawah garis
berarti sektorwilayah
yang bersangkutan
menunjukkan sektorwilayah yang lamban.
7. Menghitung Pergeseran Bersih Apabila komponen pertumbuhan proporsional dan pangsa wilayah
dijumlahkan, maka akan diperoleh pergeseran bersih yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi pertumbuhan sektor perekonomian.
Pergeseran bersih sektor i pada wilayah j dapat dirumuskan sebagai berikut:
PBij = PPij + PPWij dimana:
PBij = Pergeseran bersih sektor i pada wilayah j
PPij = Komponen pertumbuhan proposional sektor i pada wilayah j
PPWij = Komponen pertumbuhan pangsa wilayah sektor i pada wilayah j apabila:
PBij 0, maka pertumbuhan sektor i pada wilayah j termasuk ke dalam kelompok progresif maju
PBij 0, maka pertumbuhan sektor i pada wilayah j termasuk lamban
4.4.2. Analisis Kualitatif