pertumbuhan dan perkembangan nenas adalah daerah dengan ketinggian 100 – 800 meter diatas permukaan laut. Temperatur optimum yang diperlukan untuk
pertumbuhan tanaman nenas di daerah tropis berkisar antara 21 – 27 C dengan
kisaran suhu minimum 10 – 16 C. Curah hujan optimum untuk pertumbuhan dan
perkembangannya adalah 1000 – 1500 mm pertahun. Pada umumnya hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk pertanian cocok untuk tanaman nenas.
Meskipun demikian tanaman nenas lebih cocok pada jenis tanah yang mengandung pasir, subur, gembur, dan banyak mengandung bahan organik serta
kandungan kapurnya rendah.
5.2 Karakteristik Petani Responden
Karakteristik petani responden akan dibagi menjadi dua, yaitu petani responden untuk usahatani nenas non SPO dan petani responden untuk usahatani
nenas SPO.
5.2.1 Karakteristik Petani Responden Non SPO
Dari hasil wawancara diperoleh data yang menunjukkan sebaran umur petani contoh di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk adalah 40, 52 dan 60 tahun.
Pengalaman petani contoh dalam usahatani nenas non SPO cukup lama, dimana ketiga petani responden sudah menggeluti usahatani nenas selama lebih dari 20,
27 dan 35 tahun. Ketiga petani contoh tersebut masih dalam satu kelompok tani. Pendidikan dari ketiga responden rata-rata berpendidikan SD, maka dapat
dikatakan bahwa ketiga petani responden pernah merasakan pendidikan formal. Ketiga responden mempunyai mata pencaharian utama sebagai petani. Semua
petani responden telah berkeluarga dan rata-rata tanggungan keluarga petani tersebut adalah 3-4 orang.
Ketiga petani responden memiliki usahatani nenas yang berbeda-beda, namun tetap menggunakan teknologi yang sama dalam kegiatan usaha tani nenas.
Usahatani tersebut dibedakan berdasarkan luas lahan, bibit dan jarak tanam.
5.2.2 Karakteristik Petani Responden SPO
Dari hasil wawancara diperoleh data yang menunjukkan sebaran umur petani contoh di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk adalah 31, 47 dan 56 tahun.
Pengalaman petani contoh dalam usahatani nenas non SPO cukup lama dan untuk usaha tani nenas SPO baru diadakan pada bulan April 2007. Ketiga petani
responden sudah menggeluti usahatani nenas selama lebih dari 20, 27 dan 35 tahun. Ketiga petani contoh tersebut masih dalam satu kelompok tani.
Pendidikan dari ketiga responden rata-rata berpendidikan SD dan SMP. Ketiga responden mempunyai mata pencaharian utama sebagai petani. Semua
petani responden telah berkeluarga dan rata-rata tanggungan keluarga petani tersebut adalah 3-4 orang.
Ketiga petani responden memiliki memiliki lahan sendiri dan bersama- sama menggarap lahan untuk usahatani SPO. Teknologi yang digunakan dalam
usahatani ini sudah disediakan oleh penyuluh.
5.2.3 Saluran Pemasaran Nenas Non SPO
Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain Kotler, 1990. Berdasarkan wawancara langsung
dengan petani di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, sebagian petani nenas dapat memanfaatkan hasil panennya menjadi nenas olahan, seperti dodol nenas, permen
nenas, dan minuman kemasan dari sari nenas. Kesulitan dana menyebabkan usaha sampingan yang dilakukan petani belum bisa berkembang. Selain di buat nenas
olahan, sebagian besar petani langsung menjual buah nenas ke pedagang pengumpul sehingga tidak perlu lagi mengeluarkan biaya transportasi. saluran
pemasaran nenas queen non SOP adalah sebagai berikut :
Gambar 2. Saluran pemasaran Nenas Queen Non SPO
Petani Pedagang Pengumpul Desa
Pedagang pengecer Konsumen
Nenas queen Non SPO
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN