Teknologi Budidaya Nenas Dengan SPO

4. Pengendalian gulma Gulma pada lahan pertanaman dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Pengendalian gulma yang biasa dilakukan oleh petani sekitar adalah secara manual, yaitu gulma dicabut atau dibabat dengan menggunakan alat tradisional seperti, sabit, kored dan cangkul. 5. Pemupukan Disamping pupuk organik, tanaman nenas memerlukan pupuk anorganik. Dosis pupuk yang diberikan adalah 300 kilogram pupuk urea dan 70 kilogram TSP. Pupuk tersebut ditaburkan kedalam parit dengan kedalaman 10 – 15 centimeter di sekeliling tanaman atau di antara larikan dalam tanaman, setelah itu parit ditutup kembali dengan menggunakan tanah. 6. Panen Waktu panen nenas berbeda-beda, karena petani tidak melakukan perangsangan pembungaan yang menyebabkan buah nenas tidak panen secara serentak. Pemanenan manual dilakukan dengan menggunakan alat pemotong seperti sabit dan pisau yang panjang.

2.5 Teknologi Budidaya Nenas Dengan SPO

Produk pertanian yang dapat memasuki pasar modern termasuk diantaranya nanas harus sesuai dengan Standar Prosedur Operasional SPO yang telah ditentukan Dirjen Hortikultura. Pada umumnya petani nenas masih memiliki keterbatasan informasi mengenai Standar Prosedur Operasional SPO. SPO meliputi varietas bibit apa yang akan digunakan, tata cara budidaya yang dilakukan dimulai dari persiapan dan pengolahan lahan sampai dengan pengiriman dan pemasaran. Standar Prosedur Operasional merupakan syarat suatu produk bisa memasuki pasar modern seperti supermarket dan hypermarket yang berperan sebagai retail buah dengan keuntungan yang sangat menjanjikan.selain itu petani masih tidak memahami bagaimana menjalin kontrak kerjasama dengan retail buah yang besar dalam memenuhi pasokan atau volume buah yang pengirimannya bersifat kontinyu dan tepat waktu. Kondisi yang sering terjadi adalah, pasokan buah hanya terpenuhi untuk beberapa kali pengiriman namun kemudian terhenti karena petani tidak dapat memenuhi pasokan buah untuk periode pengiriman selanjutnya. Besarnya volume permintaan pada setiap segmen pasar seharusnya menjadi acuan bagi petani dalam merencanakan jenis varietas dan banyaknya produksi yang harus dihasilkan menurut kualitasnya. Sehingga petani dalam merencanakan produksi nenas membutuhkan informasi mengenai segmen pasar yang menyangkut komoditas, lokasi pasar, volume permintaan dan kualifikasi mutu yang dibutuhkan konsumen. Berikut adalah proses budidaya nenas SPO : 1. Pemilihan lokasi Pemilihan lokasi dilakukan untuk mendapatkan lahan yang bebas dari penyakit endemis, lapisan top soil tanah yang cukup tebal dan subur serta banyak mengandung humus. 2. Persiapan lahan Sebelum menanam tanah perlu diolah agar tanah menjadi gembur. Tanah harus memiliki struktur yang baik serta memperbaiki aerasi tanah. Pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan alat berupa cangkul atau garpu tanah. Setelah itu tanah diberi pupuk kandang sebagai pupuk dasar. Setelah tanah selesai diolah tanah diratakan dan dibuat bedengan. 3. Pemilihan bibit Pembibitan dapat dilakukan melalui perbanyakan nenas yang berasal dari organ perbanyakan vegetatif. Perbanyakan vegetatif dapat dilakukan melalui tunas batang sucker, tunas akar yang disebut anakan ratoon, mahkota buah crown, potongan daun dan potongan batang. Adapun langkah pemilihan bibit dan penyediaan bibit adalah sebagai berikut : a. Pemilihan pohon induk yang benar dan anakannya dapat dijadikan bibit yang sehat, berkualitas dan mempunyai daya tumbuh yang baik serta mampu berproduksi tinggi. b. Perbanyakan bibit yaitu dengan memilih mahkota nenas yang merupakan bibit yang sehat dapat berproduksi tinggi dalam jumlah banyak. c. Pengkelasan bibit asal anakan untuk memperoleh bibit yang seragam d. Sanitasi bibit pencelupan yaitu mendapatkan bibit yang berkualitas bebas hama dan penyakit. e. Transportasi bibit yaitu mendapatkan bibit yang baik dan tepat menjelang penanaman. Hasil penelitian yang pernah dilakukan di Pusat Kajian Buah Tropika, Institut Pertanian Bogor menunjukkan bahwa penggunaan bibit asal anakan ukuran kurang dari 50 centimeter lebih cepat berproduksi 1,5 – 2 bulan. Pertumbuhan tanaman tinggi, panjang helai daun, dan lebar helai daun terlihat lebih cepat dan lebih tinggi dibandingkan ukuran bibit lainnya. 4. Penanaman Penanaman nenas dilakukan secara manual dengan menggunakan alat bantu sederhana seperti kored, tali ajir dan bambu. Lubang tanam dibuat dengan kedalaman minimal 10 centimeter dan jarak antar tanaman 30 x 50 centimeter. Setelah bibit nenas ditanam, tekan atau padatkan tanah disekitar pangkal batang bibit nenas agar tidak mudah roboh dan akar tanaman dapat kontak langsung dengan air tanah. 5. Pengendalian gulma Gulma pada lahan pertanaman dapat mengganggu pertumbuhan tanaman oleh karena itu gulma perlu dikendalikan. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan mencabut atau membersihkan rumput-rumput tersebut dengan tangan, kored atau cangkul. Pengendalian gulma juga dilakukan secara kimiawi, yaitu dengan menyemprotkan herbisida pada tanaman nenas Bersamaan dengan pengendalian gulma dilakukan juga kegiatan pembumbunan yaitu tanah diangkat dan ditarik kearah batang pangkal tanaman nenas dan tanah ditekan dan sedikit dipadatkan. 6. Irigasi pengairan Tanaman nenas adalah tanaman yang tahan dengan kekeringan, tetapi untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang maksimal membutuhkan air yang memadai. Pada fase awal pertumbuhan keadaan tanah harus cukup basah. Pengairan atau penyiraman dapat dilakukan 1 -2 kali dalam satu minggu atau tergantung pada keadaan cuaca. Waktu pengairan atau penyiraman yang paling baik dilakukan adalah pagi atau sore hari. 7. Pemupukan Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk buatan dan pupuk organik. Pupuk buatan dilakukan pada saat persiapan lahan. Pupuk kimia dilakukan pada saat tanaman nenas berusia tiga bulan dengan dosis urea 300 kilogram per hektar, SP-36 100 kilogram per hektar dan KCl 100 kilogram per hektar. Pemberian pupuk kedua dilakukan saat tanaman nenas berusia 10 bulan, dengan dosis urea 150 kilogram per hektar, SP – 36 30 kilogram per hektar dan KCl 300 kilogram per hektar. Pupuk ditaburkan kedalam larikan dengan kedalaman 5 – 10 centimeter di sekeliling tanaman, kemudian ditutup kembali dengan tanah. 8. Pengendalian OPT Pengendalian OPT dilakukan dengan tujuan untuk 1 Mengetahui jenis hama dan penyakit yang mempunyai potensi merusak tanaman; 2 Meningkatkan kualitas produk; 3 Melindungi tanaman dari serangan OPT. Obat-obatan yang digunakan untuk pengendalian OPT adalah fungisida dan bakterisida. Penyakit utama pada nenas adalah penyakit layu yang disebarkan oleh kutu putih, serangan penyakit ini dapat menurunkan hasil produksi buah nenas 7 . Pengendalian hama dan penyakit dilakukan enam bulan setelah pemupukan pertama dilakukan. 9. Pengaturan pembungaan Forcing Tujuan dari pengaturan pembungaan adalah untuk mengtur pembungaan atau pembuahan pada waktu yang dikehendaki dan meningkatkan ukuran dan bobot buah. Pengaturan pembuahan dilakukan dengan menggunakan urea 7 Kajian Bioecology Kutu Putih dysmiciccus brevipes pada tanaman nenas, Pusat Kajian Buah Tropika, 2006 sebanyak 30 gram yang dilarutkan kedalam satu liter air, kemudian dicampur dengan 0,6 mililiter ethrel. Penyemprotan ini dilakukan pada tanaman yang sudah berumur 11 bulan keatas atau minimal tanaman yang sudah memiliki 25 – 30 helai daun. Penyemprotan dilakukan dengan menyiramkan pada titik tumbuh pucuk tanaman dan tanaman akan berbuah 45 hari setelah pengaplikasian. 10. Panen Panen dilakukan untuk mendapatkan buah nenas segar yang berkualitas dan bermutu. Nenas memiliki tingkat kematangan dengan ciri-ciri : 1 tahap 1 adalah buah siap dipanen semua mata berwarna hijau, belum ada kulit yang berwarna kuning; 2 tahap 2 buah untuk dipanen 5 – 20 persen mata buah menguning; 3 Tahap 3 buah ideal untuk dipajang 30 – 50 persen kulit buah menguning; 4 buah ideal untuk dipajang dan di konsumsi 60 – 80 persen kulit buah telah menguning; 5 terlalu matang 20 – 90 persen kulit buah kuning kecoklatan. 11. Pasca Panen Pasca panen dilakukan untuk mendapatkan buah nenas dalam kondisi yang prima dan berkualitas setelah melalui proses a transportasi, yaitu mendapatkan kondisi buah tetap baik pada waktu dan tempat yang tepat; b sortasi, yaitu memilih buah nenas sesuai standar mutu yang baik dengan memisahkan buah yang rusak dan sehingga diperoleh buah yang seragam dan berkualitas; c pengemasan, yaitu melindungi buah nenas dari kerusakan dan memudahkan pengangkutan. 2.5 Tinjauan Studi Terdahulu 2.5.1 Studi Tentang Buah Nenas