Agroklimat Teknologi Budidaya Nenas Non SPO

Tabel 6. Perbandingan Nutrisi Nenas dengan Buah Lainnya Jenis Buah Nutrisi Apel Mangga Pear Nenas Kalori kal Protein gr Lemak gr Karbohidrat gr Kalsium mg Fosfor mg Zat Besi mg Vitamin A SI Vitamin B1 mg Vitamin C mg 58 0,3 0,04 14,9 6 10 0,3 1,2 5 0,64 46 0,4 0,2 11,9 15 9 0,1 1200 0,08 6 59 0,4 0,4 15,1 11 11 0,2 20 0,02 4 52 0,4 0,2 16 7 11 0,3 130 0,08 24 Sumber : Direktorat Gizi Depkes R.I 1981

2.3 Agroklimat

Tanaman nenas dapat tumbuh dengan baik mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian 1200 meter diatas permukaan laut m dpl, didaerah dengan iklim basah maupun kering dan dibudidayakan di daerah antara 25 LU – 25 LS Verheij dan coronel, 1997. Menurut Hutabarat 2003 semua jenis tanah cocok untuk budidaya tanaman nenas tapi dengan aerasi dan drainase yang harus diperhatikan. Tanah berpasir dengan kandungan bahan organik yang tinggi serta tingkat keasaman pH sekitar 4,5 – 6,5 merupakan lingkungan yang optimum untuk pertumbuhan tanaman nenas. Temperatur adalah faktor terpenting dalam pembudidayaan nenas. Temperatur minimum untuk pertanaman nenas antara 15 C – 20 C, sedangkan temperatur maksimumnya berkisar antara 25 C – 32 C. Temperatur optimum yang cocok untuk pertanaman nenas adalah 30 C di siang hari dan 20 C pada malam hari. Tanaman tidak toleran terhadap suhu yang terlalu dingin dan hujan salju, sedangkan buahnya sangat sensitif terhadap sinar matahari. Oleh karena itu pada saat berbuah sebaiknya tanaman diberi naungan. Pada musim dingin atau suhu yang terlalu dingin pertumbuhan tanaman nenas dapat tertunda daunnya menjadi sempit, memendek, dan kaku. Jumlah tunas buah slip meningkat namun ukuran buahnya mengecil dan rasa buahnya lebih asam serta kadar gulanya rendah Nakasone dan Paul, 1997.

2.4 Teknologi Budidaya Nenas Non SPO

Budidaya nenas non SPO yang dilakukan di daerah penelitian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Pembibitan Pembibitan dilakukan secara langsung, yaitu pembibitan yang langsung menggunakan bagian-bagian vegetatif tanaman, seperti mahkota, anakan, tunas tungkai, tunas dasar buah dan batang bermata. 2. Persiapan lahan Sebelum menanam, tanah perlu diolah agar tanah menjadi gembur. Memiliki struktur tanah yang baik serta memperbaiki aerasi tanah. Pengolahan tanah secara tradisional menggunakan alat berupa cangkul dan garpu. Setelah itu tanah diberi pupuk kandang sebanyak 5000 kilogram per hektar. 3. Penanaman Pada umumnya penanaman nenas dilakukan secara manual dengan menggunakan alat bantu sederhana berupa kored dan ajir. Pola tanam yang digunakan satu baris tanaman, dua baris perbedeng, atau tiga baris perbedeng. Jarak tanaman, yaitu 40 centimeter jarak antar baris x 25 centimeter jarak dalam baris dan jarak antar bedeng 120 centimeter. 4. Pengendalian gulma Gulma pada lahan pertanaman dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Pengendalian gulma yang biasa dilakukan oleh petani sekitar adalah secara manual, yaitu gulma dicabut atau dibabat dengan menggunakan alat tradisional seperti, sabit, kored dan cangkul. 5. Pemupukan Disamping pupuk organik, tanaman nenas memerlukan pupuk anorganik. Dosis pupuk yang diberikan adalah 300 kilogram pupuk urea dan 70 kilogram TSP. Pupuk tersebut ditaburkan kedalam parit dengan kedalaman 10 – 15 centimeter di sekeliling tanaman atau di antara larikan dalam tanaman, setelah itu parit ditutup kembali dengan menggunakan tanah. 6. Panen Waktu panen nenas berbeda-beda, karena petani tidak melakukan perangsangan pembungaan yang menyebabkan buah nenas tidak panen secara serentak. Pemanenan manual dilakukan dengan menggunakan alat pemotong seperti sabit dan pisau yang panjang.

2.5 Teknologi Budidaya Nenas Dengan SPO