Analisis Sensitivitas Pengusahaan Nenas di Kecamatan Cijeruk,

VII. ANALISIS SENSITIVITAS PADA PENGUSAHAAN TANAMAN NENAS

Nilai PCR dan DRC pada analisis dayasaing dapat berubah apabila komponen biaya pengusahaan nenas berubah. Untuk mengamati perubahan tesebut digunakan analisis sensitivitas. Analisis sensitivitas dilakukan mengingat matriks PAM mempunyai keterbatasan, yaitu merupakan analisis yang bersifat statis sehhingga memerlukan simulasi kebijakan untuk mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi dalam sistem ekonomi yang dinamis. Bentuk perubahan yang terjadi seperti perubahan harga pada input dan output. Pada penelitian ini menggunakan lima macam analisis sensitivitas. Empat analisis pertama adalah jika terjadi perubahan pada satu variabel saja dan variabel lain dianggap tetap Ceteris paribus, sedangkan analisis yang kelima adalah jika terjadi perubahan variabel diatas secara bersamaan. Masing-masing variabel tersebut adalah perubahan harga input, perubahan harga input, perubahan nilai tukar upiah terhadap dollar Amerika, perubahan jumlah output, dan analisis sensitivitas gabungan.

7.1. Analisis Sensitivitas Pengusahaan Nenas di Kecamatan Cijeruk,

Kabupaten Bogor 7.1.1. Analisis Sensitivitas Bila Harga Output Turun Analisis sensitivitas yang pertama dilakukan adalah menguji kepekaan keuntungan privat dan ekonomi serta keunggulan kompetitif maupun komparatif bila harga nenas ditingkat petani berubah menjadi Rp 700,00 perkilogram dengan asumsi faktor-faktor yang lain tetap ceteris paribus. Perubahan harga output akan mengakibatkan perubahan pada pendapatan petani nenas, perubahan itu dapat berdampak merugikan petani. Perubahan ini juga berpengaruh terhadap keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif. Pada Tabel 21 menunjukan hasil analisis sensitivitas pengusahaan nenas bila terjadi perubahan harga output menjadi Rp 700 per kilogram nenas. Tabel 21. Analisis Sensitivitas Pengusahaan Nenas di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor Bila Terjadi Penurunan Harga Output Menjadi Rp 700 Indikator Sebelum Perubahan Setelah Perubahan Keuntungan Privat KP 202,56 -97,44 Rasio Biaya Privat PCR 0,80 1,14 Keuntungan Sosial KS 2.335,03 2.335,03 Rasio Sumberdaya Domestik DRC 0,23 0,23 Hasil analisis Tabel 21 menunjukan bahwa dengan adanya penurunan harga output menjadi Rp 700 per kilogram nenas menyebabkan Keuntungan Privat KP yang diperoleh bernilai negatif. Hal ini disebabkan harga jual nenas lebih rendah dari biaya inputnya. Penurunan harga output menyebabkan pengusahaan nenas di Kecamatan Cijeruk mengalami kerugian secara privat sebesar Rp 97,44 per kilogram nenas dan nilai Rasio Biaya Privat PCR menjadi 1,14. Nilai PCR lebih dari satu PCR 1 menunjukan pengusahaan nenas di Kecamatan Cijeruk tidak memiliki keunggulan kompetitif. Penurunan harga output nenas menjadi Rp 700 tidak menyebabkan perubahan Keuntungan Sosial KS dan Rasio Sumberdaya Domestik DRC. Hal ini karena harga output yang berubah hanya harga outpu privat, sehingga tidak menyebabkan perubahan pada Keuntungan Sosial KS dan Rasio Sumberdaya Domestik DRC. Jadi pengusahaan nenas di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor tetap memiliki Keuntungan Sosial dan Keunggulan Komparatif.

7.1.2. Analisis Sensitivitas Bila Harga Input Naik

Analisis sensitivitas kedua yang dilakukan adalah menguji kepekaan keuntungan privat dan ekonomi serta dayasaing pengusahaan nenas di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor bila terjadi peningkatan biaya pupuk sebesar 15 persen dengan asumsi faktor-faktor yang lain tetap ceteris paribus. Penggunaan analisis sensitivitas untuk kenaikan harga input pupuk anorganik sesuai dengan kebijakan pemerintah, untuk menaikkan harga pupuk anorganik sebesar 10-15 persen. Persentasi yang digunakan dalam peningkatan harga pupuk anorganik adalah 15 persen. Hasil perhitungan analisis sensitifitas bila terjadi peningkatan harga input pupuk sebesar 15 dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Analisis Sensitivitas Pengusahaan Nenas di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor Bila Terjadi Peningkatan Harga Input Pupuk Sebesar 15 Indikator Sebelum Perubahan Setelah Perubahan Keuntungan Privat KP 202,56 197,43 Rasio Biaya Privat PCR 0,80 0,80 Keuntungan Sosial KS 2.335,03 2.335,03 Rasio Sumberdaya Domestik DRC 0,23 0,23 Hasil analisis Tabel 22 menunjukkan dengan adanya peningkatan harga input pupuk sebesar 15 tidak menyebabkan Keuntungan Privat KP yang diperoleh bernilai negatif. Peningkatan harga input pupuk menyebabkan Keuntungan Privat KP berubah menjadi sebesar Rp 197,43 perkilogram nenas. Sedangkan untuk Rasio Biaya Privat PCR, Keuntungan Sosial KS, dan Rasio Sumberdaya Domestik DRC tidak mengalami perubahan walaupun terjadi peningkatan harga input pupuk sebesar 15. Rasio Biaya Privat PCR tidak terlihat perubahannya karena perubahannya sangat kecil. Peningkatan harga input pupuk 15 hanya merubah Keuntungan Privat KS, tetapi, tidak merubah Keuntungan Sosial KS keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif dari pengusahaan nenas di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor.

7.1.3. Analisis Sensitivitas Bila Terjadi Perubahan Nilai Tular Rupiah

Terhadap Dollar Amerika Analisis Sensitivitas yang ketiga dilakukan untuk menguji kepekaan keuntungan privat dan ekonomi serta keunggulan kompetitif dan komparatif pengusahaan nenas di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor bila nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika menguat menjadi Rp 8.465US. Nilai ini diperoleh dari data tujuh tahun terakhir nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Hasil analisis jika nilai tukar rupiah menguat terhadap dollar Amerika dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Analisis Sensitivitas Pengusahaan Nenas di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor Bila Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika Menguat Indikator Sebelum Perubahan Setelah Perubahan Keuntungan Privat KP 202,56 202,56 Rasio Biaya Privat PCR 0,80 0,80 Keuntungan Sosial KS 2.335,03 2.114,89 Rasio Sumberdaya Domestik DRC 0,23 0,24 Hasil analisis pada Tabel 23 menunjukkan bahwa jika terjadi perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika menjadi Rp 8.465US, maka akan menurunkan nilai Keuntungan Sosial KS menjadi Rp 2.114,89per kilogram nenas. Sedangkan untuk nilai Keuntungan Privat KP tetap, karena perubahan nilai tukar ini hanya berdampak pada input tradable dan harga nenas pada harga bayangan terkait dengan harga pupuk dan harga output nenas yang dikonversi terhadap ruiah. Dengan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika juga berdampak terhadap menurunnya keunggulan komparatif yang ditunjukkan oleh nilai DRC yang meningkat , sedangkan untuk keunggulan kompetitif yang ditunjukkan oleh nlai PCR tetap, karena perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika hanya berpengaruh terhadap harga bayangan saja. Keunggulan komparatif nenas Bogor turun menjadi 0,24. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa pengusahaan nenas di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor tetap mempunyai Keuntungan Sosial KS dan keunggulan komparatif , dayasaing dan layak untuk diusahakan walaupun terjadi perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika.

7.1.4. Analisis Sensitivitas Bila Terjadi Perubahan Jumlah Produksi

Analisis sensitivitas yang keempat dilakukan adalah menguji kepekaan keuntungan privat dan ekonomi serta dayasaing pengusahaan nenas di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor bila terjadi penurunan produksi nenas 40 dengan asumsi faktor-faktor yang lain tetap ceteris paribus. Penurunan produksi 40 dipilih berdasarkan penelitian Dwi Sartiami, seorang peneliti Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor yang menemukan bahwa Pineapple Melybug Wilt atau PMW dapat menurunkan produksi nenas sampai 40. Hasil Analisis jika produksi nenas tirun 40 ditunjukkan pada Tabel 24. Tabel 24. Analisis Sensitivitas Pengusahaan Nenas di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor Bila Terjadi Penurunan Produksi Nenas Sebesar 40 Indikator Sebelum Perubahan Setelah Perubahan Keuntungan Privat KP 202,56 -329,08 Rasio Biaya Privat PCR 0,80 1,33 Keuntungan Sosial KS 2.335,03 1.871,70 Rasio Sumberdaya Domestik DRC 0,23 0,38 Hasil analisis Tabel 24 menunjukan bahwa dengan menurunnya jumlah produksi 40 akibat serangan Pineapple Melybug Wilt atau PMW menyebabkan Keuntungan Privat KP bernilai negatif. Nilai KP negatif 329,08 menunjukkan bahwa jika terjadi penurunan produksi sebesar 40 maka petani nenas akan mengalami kerugian privat sebesar Rp 329,08 per kiogram nenas. Penurunan produksi nenas sebesar 40 juga menyebabkan nilai PCR menjadi 1,33. Nilai PCR lebih dari satu PCR 1 menunjukkan babwa jika terjadi penurunan produksi nenas sebesar 40, maka pengusahaan nenas di Kecamatan Cijeruk tidak memiliki keunggulan kompetitif. Penurunan jumlah produksi nenas sebesar 40 hanya menyebabkan nilai Keuntungan Sosial KS dan nilai Rasio Sumberdaya Domestik DRC menurun, tetapi tidak mengakibatkan kerugian. Nilai KS setelah terjadi penurunan produksi menjadi 1.871,70, berarti walaupun produksi turun 40 petani tetap memperoleh Keuntungan Sosial KS sebesar Rp 1.871,70 per kilogram nenas. Sedangkan nilai DRC turun menjadi 0,38, berarti walaupun terjadi penurunan produksi sebanyak 40 pengusahaan nenas tetap memiliki keunggulan komparatif.

7.1.5. Analisis Sensitivitas Gabungan

Analisis Sensitivitas yang terakhir adalah analisis sensitivitas gabungan dari empat perubahan variabel yaitu: meningkatnya harga input sebesar 15 persen, menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Rp 8.465US, dan menurunnya produksi nenas sebesar 40 persen dengan asumsi faktor-faktor yang lain tetap ceteris paribus. Hasil analisis sensitivitas gabungan ini bisa dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Analisis Sensitivitas Gabungan Pengusahaan Nenas di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor Indikator Sebelum Perubahan Setelah Perubahan Keuntungan Privat KP 202,56 -329,08 Rasio Biaya Privat PCR 0,80 1,33 Keuntungan Sosial KS 2.335,03 1.871,70 Rasio Sumberdaya Domestik DRC 0,23 0,38 Jika terjadi perubahan tiga variabel Bersamaan, hasil analisis menunjukkan bahwa Keuntungan Privat KP negatif Rp 329,08 per kilogram nenas. Keuntungan Sosial KS sebesar Rp 1.871,70 per kilogram nenas, artinya secara sosial, pengusahaan nenas di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor layak untuk diusahakan tetapi tidak layak secara finansial. Hasil analisis menunjukkan jika terjadi perubahan tiga variabel tersebut pengusahaan nenas di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor tidak memiliki keunggulan kompetitif, hal ini ditunjukkan oleh nilai PCR yang lebih dari satu PCR 1 yaitu sebesar 1,33. Walaupun tidak memiliki keunggulan kompetitif tetapi pengusahaan nenas masih memiliki keunggulan komparatif, hal ini ditunjukkan oleh nilai DRC yang kurang dari satu DRC 1. Nilai DRC 0,38 menunjukkan bahwa pengusahaan nenas di Kecamatan Cijeruk tetap memiliki keunggulan komparatif walaupun terjadi perubahan tiga variabel.

7.2. Analisis Sensitivitas Pengusahaan Nenas di Kecamatan Jalan Cagak,