Kegiatan Cabang Usahatani Nenas Analisis Usahatani Nenas Non SPO

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Kegiatan Cabang Usahatani Nenas

Usahatani nenas merupakan tanaman yang telah lama diusahakan di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor dan merupakan usaha turun temurun. Pada awal usahatani nenas masih ditanam dilahan sekitar pekarangan rumah dan masih bersifat tradisional dengan pemeliharaan yang seadanya. Saat ini tanaman nenas telah beralih fungsi menjadi sumber mata pencarian utama bagi petani. Tanaman nenas mulai dapat menghasilkan setelah umur tanaman mencapai 13 bulan. Setiap kali pemanenan hasil yang diproduksi sekitar 60 – 90 persen. Tanaman yang sudah berumur lebih dari empat tahun perlu diremajakan kembali, karena selain pertumbuhannnya cenderung lambat akibat kesuburan tanah menurun, juga buahnya kecil-kecil. Peremajaan dilakukan dengan membongkar seluruh tanaman nenas untuk diganti dengan bibit yang baru.

6.2 Analisis Usahatani Nenas Non SPO

Jenis Peralatan yang digunakan untuk mengelola usahatani nenas non SPO terdiri dari cangkul, garpu, kored, golok dan parang atau arit. Usahatani nenas di daerah penelitian ditanam secara monokultur sehingga perhitungan penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus, dimana peralatan tradisional petani rata-rata berumur teknis empat tahun. Penyusutan alat pertanian usahatani nenas non SPO dapat disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Penyusutan Alat Pertanian Usahatani Nenas Non SPO Tahun 20072008 No Jenis Harga Rp Jumlah Harga Umur Teknis Tahun Penyusutan 1 Cangkul 3 buah 35.000 105.000 4 26.250 2 Garpu 1 buah 50.000 50.000 4 12.500 3 Arit 2 buah 25.000 50.000 4 12.500 4 Kored 2 buah 25.000 50.000 4 12.500 5 Golok 1 buah 25.000 25.000 4 6.250 6 Keranjang 2 Buah 20.000 40.000 4 10.000 Jumlah 320000 80.000 Sumber : Data Primer diolah Biaya Variabel usahatani nenas non SPO yang digunakan terdiri dari bibit, pupuk kandang dan pupuk buatan urea dan TSP. Bibit yang digunakan oleh petani responden adalah bibit yang berasal dari tunas akar buah itu sendiri, sehingga biaya bibit yang digunakan dimasukkan kedalam biaya diperhitungkan karena petani tidak mengeluarkan uang tunai untuk memperoleh bibit. Rata-rata harga bibit yang dijual didaerah penelitian sebesar Rp 150,- per pohon. Bibit yang digunakan oleh petani per satu hektar lahan adalah 40000 pohon per hektar. Pemberian pupuk yang dilakukan oleh petani non SPO hanya satu kali pada saat pemeliharaan. Adapun dosis yang diberikan dengan lahan satu hektar adalah pupuk kandang 5000 kilogram, pupuk urea 300 kilogram dan pupuk TSP 100 kilogram. Adapun kebutuhan sarana produksi pada usahatani nenas non SPO dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Kebutuhan Sarana Produksi Pada Usahatani Nenas Non SPO Tahun 20072008 No Sarana Produksi Jumlah Harga Rp Nilai total persentase 1 Sarung tangan bh 5 5.000 25.000 0,33 2 Masker bh 5 5.000 25.000 0,33 3 Ember bh 5 5.000 25.000 0,33 4 Pupuk Urea Kg 300 1.500 450.000 5,98 5 Pupuk TSP Kg 100 2.500 250.000 3,32 6 Pupuk Kandang kg 5000 150 750.000 9,97 7 Bibit 40000 150 6.000.000 79,73 Jumlah 7.525.000 100 Sumber : Data primer diolah Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani nenas non SPO dilakukan oleh laki-laki dan berasal dari tenaga kerja dalam keluarga TKDK. Kegiatan yang dilakukan yaitu, persiapan lahan, penanaman, penyiangan gulma, pemupukan dan panen. Upah tenaga kerja di daerah penelitian sebesar Rp 12.500,- per hari kerja dengan jam kerja dari jam 07.00 pagi sampai dengan jam 15.00 sore. Penggunaan tenaga kerja dalam keluarga untuk usahatani nenas non SPO dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga TKDK pada Usahatani Nenas Non SPO Tahun 20072008 Kebutuhan Tenaga Kerja No Kegiatan Jumlah Hari Kerja hari Jumlah HOK Nilai Jumlah Rp 1 Persiapan lahan 20 4 80 12.500 1.000.000 2 Penanaman 12 2 24 12.500 300.000 3 Penyiangan Gulma 3 6 18 12.500 225.000 4 Pemupukan 4 1 4 12.500 50.000 5 Panen 4 2 8 12.500 100.000 Jumlah 134 1.675.000 Sumber : Data primer diolah Lahan yang digunakan oleh petani adalah lahan milik PT Perhutani jadi petani tidak dibebankan untuk membayar sewa lahan. Sewa lahan di daerah penelitian sebesar Rp. 3.000.000,- dengan pajak lahan sudah ditanggung oleh pihak PT Perhutani. Jumlah pengeluaran usahatani nenas non SPO dapat dilihat pada Tabel 11 total pengeluaran untuk usahatani nenas non SPO sebesar Rp 12.235.000,-. Untuk pengeluaran tunai sebesar Rp 1.480.000,-, sedangkan pengeluaran yang diperhitungkan sebesar Rp 10.755.000,-. Dalam usahatani nenas Non SPO pengeluaran terbesar yang dikeluarkan digunakan untuk bibit sebesar 49,04 persen dari total pengeluaran dan pengeluaran terkecil digunakan untuk perlengkapan sebesar 0,31 persen. Tabel 11. Pengeluaran Usahatani Nenas Queen Non SPO Tahun 20072008 Nenas Queen Bogor No Uraian Tunai Dipt Total Persentase 1 Biaya Tetap a Penyusutan alat-alat 80.000 0,65 b Sewa lahan 3.000.000 24,52 2 Biaya tetap Total 3.080.000 3 Biaya Variabel a Bibit 6.000.000 49,04 b Kebutuhan pupuk 1.405.000 11,48 c Tenaga Kerja TKDK 1.675.000 13,69 d Perlengkapan 75.000 0,61 4 Biaya Variabel Total 1.480.000 7.675.000 9.155.000 5 Total Biaya TC 10.755.000 12.235.000 100 Sumber : Data primer diolah Dipt = Diperhitungkan Produksi rata-rata yang dihasilkan untuk satu kali panen nenas adalah 60 persen per hektar. Dalam pemanenan ini tidak dilakukan grading karena petani tidak membeda-bedakan bobot untuk masing-masing buah nenas, karena jika petani melakukan grading buah yang bobotnya kecil tidak dapat dijual. Adapun cara pengemasan buah nenas yang akan dijual adalah dengan menggabungkan buah nenas dengan bobot diatas 0,8 kilogram dengan bobot yang sedang dan kecil dibawah 0,6 kilogram. Rata-rata buah yang akan dipasarkan diikat dalam satu tali berjumlah 20 – 25 buah per ikat. Sehingga penerimaan usahatani nenas diperoleh dari rata-rata produksi yang dihasilkan oleh petani yaitu sebesar 24.000 buah. Harga nenas perbuah adalah Rp 800,-, sehingga dari keseluruhan biaya dan hasil produksi usahatani nenas dalam lahan seluas satu hektar dapat dihitung pendapatan usahatani pada Tabel 12. Tabel 12. Pendapatan Usahatani Nenas Non SPO Tahun 20072008 No Uraian Perhitungan Jumlah 1 Produksi Y 24000 2 Harga per buah Rp P 800 3 Total Penerimaan TR Y x P 19.200.000 4 BiayaPengeluaran Rp a Tunai 1.480.000 b Diperhitungkan 10.755.000 c Total a + b 12.235.000 5 Pendapatan Rp I Tunai TR - 4a 17.720.000 II Diperhitungkan TR - 4b 8.445.000 III Total I + II 26.165.000 6 Keuntungan Usahatani I TR - TC 8.445.000 7 RC Tunai TR 4a 12,97 8 RC Total TR 4c 1,57 Sumber : Data primer diolah Berdasarkan Tabel 12 dapat dilihat bahwa untuk usahatani nenas non SPO pendapatan atas biaya tunainya sebesar Rp 17.720.000,- dan pendapatan atas biaya totalnya yaitu sebesar Rp 26.165.000,-. nilai imbangan penerimaan dan biaya RC tunai untuk usahatani nenas sebesar 12,97 yang berarti petani memperoleh penerimaan sebesar Rp 12,97 untuk setiap biaya yang dikeluarkan petani sebesar Rp 1,-. Sedangkan RC rasio total untuk usahatani nenas sebesar 1,57 yang artinya setiap biaya yang dikeluarkan oleh petani sebesar Rp 1,- maka petani akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,57,-. dalam usahatani nenas ini pun pengusahaannya dikatakan masih efisien karena RC yang diperoleh lebih dari satu.

6.3 Analisis Usahatani Nenas Dengan SPO