Tinjauan Studi Terdahulu .1 Studi Tentang Buah Nenas

2.5 Tinjauan Studi Terdahulu 2.5.1 Studi Tentang Buah Nenas Optimalisasi Produksi Nenas Kaleng di PT INNI Pioneer Food Industry, Karawang, Jawa Barat. Penelitian dilakukan oleh Asiyah 2001,berdasarkan hasil penelitiannya diketahui bahwa tingkat produksi aktual nenas kaleng di PT INNI Pioneer Food Industry lebih tinggi dan bervariasi daripada tingkat produksi optimalnya. Pada kondisi aktual nenas kaleng diproduksi sebesar 1.199.420 kaleng dan 20 jenis nenas kaleng. Berdasarkan hasil olahan program linier dengan tingkat sumberdaya yang ada, nenas kaleng yang dihasilkan sebesar 868.350 kaleng dengan memproduksi 16 jenis kaleng. Pada tingkat optimal nilai fungsi tujuan keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 1.532.879.000,00. Analisis Nilai Tambah dan Bauran Pemasaran Nanas Kaleng di PT Great Giant Pineapple Co, dilakukan oleh Ibnu 2001. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tambah yang didapat oleh PT Great Giant Pineapple Co dari setiap kilogram nanas segar yang diolah menjadi nenas kaleng pada periode Juli 1996 – Juni 1997 adalah Rp 159,90 per kilogram dan meningkat pada periode Juli 997 – Desember 998 menjadi Rp 579,45 per kilogram. Pada tahun 1999, nilai tambah yang diperoleh adalah Rp 515,16 per koligram. Pada tahun 2000, terjadi peningkatan nilai tambah sebesar 16,47 persen atau menjadi Rp 599,99 per kilogram. Strategi bauran pemasaran perusahaan meliputi produk, promosi, distribusi dan harga. Strategi bauran produk mencakup keputusan tentang kemasan, merek dagang, label dan atribut lain produk. Untuk merek pesanan lisensi penyaluran produk ditangani sendiri oleh pembeli importir asing yang bersangkutan. Kegiatan promosi yang paling sering dilakukan oleh perusahaan tersebut adalah melalui pameran dagang, baik di dalam maupun di luar negeri. Harga produk perusahaan ditetapkan dengan metode the cost plus pricing method.

2.5.2 Studi Tentang Analisis Usahatani

Penelitian yang dilakukan di Kabupaten Subang dilakukan oleh Dumaria 2003 tentang Analisis Efisiensi Usahatani Nenas di Desa Tambakan, Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan analisis fungsi produksi Cobb Douglas dan analisis efisiensi ekonomi. Berdasarkan model fungsi produksi yang terbentuk, menunjukkan bahwa jumlah nilai elastisitas produksi sebesar 1,3040. Dari nilai tersebut menunjukkan bahwa skala usaha berada pada kondisi yang meningkat. Untuk melihat tingkat efisiensi ekonomis dari penggunaan faktor produksi dapat dilihat dari rasio Nilai Produk Marginal NPM dengan Biaya Korbanan Marginal BKM yang harus sama dengan satu. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa penggunaan luas lahan, bibit, pupuk urea, dan ethrel masih belum efisien. Petani perlu menambah penggunaan faktor-faktor produksi untuk mencapai keuntungan maksimum. Penggunaan pupuk kandang, pupuk TSP dan pupuk Kcl sudah tidak efisien. Petani perlu mengurangi penggunaan faktor-faktor produksi tersebut untuk mencapai nilai maksimum. Menurut Lisa Ekawati 2005 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Usahatani dan Pemasaran Nenas di Desa Sukaharja, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Bahwa masalah yang dihadapi oleh petani nenas di Desa Sukaharja adalah keterbatasan lahan, modal, teknologi dan gangguan hama dan penyakit tanaman. Dari hasil analisa faktor produksi diketahui bahwa diantaranya : bibit, tenaga kerja dan pengalaman, variabel bibit dengan nilai koefisien regresi sebesar 1,03 persen adalah faktor produksi yang paling berpengaruh signifikan terhadap produksi nenas. Analisis pendapatan usahatani nenas Bogor di Desa Sukaharja memiliki tingkat produktivitas yang sangat rendah sebesar 22,67 ton per hektar. Petani di Desa Sukaharja menerima harga rata-rata sebesar Rp. 565,83 per buah atau 707,29 per kilogram. Dengan demikian penerimaan usahatani nenas petani responden adalah rata sebesar Rp 16.031.848,11 per hektar untuk periode dua tahun kedepan. Atau jika kepemilikan luas lahan adalah 0,435 hektar maka penerimaan rata-rata petani nenas di Desa Sukaharja yaitu sebesar Rp 7.262.208,33 per petani per dua tahun, sehingga masih memberikan kontribusi sebesar 47,95 persen. Hasil penelitian tentang buah nenas yang dilakukan di Kabupaten Bogor memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah sama-sama menganalisis usahatani nenas. Sedangkan perbedaannya terletak pada perbandingan antara penerapan teknologi budidaya usahatani nenas non SPO dan SPO.

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN