Akuisisi Pengetahuan Knowledge Acquisition

BFS bergerak dari simpul akar, simpul yang ada pada setiap tingkat diuji sebelum pindah ke tingkat selanjutnya dan Best First Search BeFS bekerja berdasarkan kedua kombinasi metode sebelumnya. Menurut Lyons 1994, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan backward atau forward, antara lain:

a. Banyaknya keadaan awal dan tujuan. Jika jumlah keadaan awal

lebih kecil daripada tujuan, maka digunakan penalaran forward. Sebaliknya, jika jumlah tujuan lebih banyak daripada keadaan awal, maka dipilih penalaran backward.

b. Bentuk kejadian yang akan memicu penyelesaian masalah. Jika

kejadian itu berupa fakta baru, maka akan lebih baik dipilih penalaran forward. Namun, jika kejadian itu berupa query, maka lebih baik digunakan penalaran backward.

3. Akuisisi Pengetahuan Knowledge Acquisition

Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi keahlian dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer. Dalam tahap ini knowledge engineer berusaha menyerap pengetahuan untuk selanjutnya ditransfer ke dalam basis pengetahuan. Pengetahuan diperolah dari pakar, dilengkapi dengan buku, basis data, laporan penelitian dan pengalaman pemakai. Menurut Turban 1995, proses akuisisi pengetahuan dapat dikelompokan dalam 5 tahapan, yaitu: a. Tahap identifikasi Tahap ini mengidentifikasi pemasalahan dan dibagi menjadi beberapa sub permasalahan. b. Tahap konseptualitas Tahap ini mengidentifikasi dan menentukan konsep dan hubungan yang digunakan, mengklasifikasikan semua informasi yang ada dan perincian alternatif-alternatif yang mungkin terjadi. c. Tahap formalisasi Tahap ini erat hubungannya dengan metode ekstraksi pengetahuan. Representasi pengetahuan dan bentuk pengorganisasian mempengaruhi proses akuisisi, misalnya dalam sistem yang berbasisi kaidah maka representasi pengetahuan dalam bentuk kaidah. d. Tahap implementasi Tahap ini mencakup pemrogaman pengetahuan ke dalam komputer, perbaikan struktur dan penambahan pengetahuan baru. e. Tahap uji coba Tahap ini menguji coba basis pengetahuan dengan kasus-kasus yang ada sesuai dengan tujuan pengembangan sistem pakar. Selain itu, sistem pakar juga memiliki 3 metode utama dalam akuisisi pengetahuan yaitu: a. Wawancara Metode ini melibatkan pembicaraan dengan pakar secara langsusng dalam suatu wawancara. Terdapat beberapa bentuk wawancara yang dapat digunakan, yaitu contoh masalah pakar dihadapkan dengan suatu masalah nyata, wawancara klasifikasi untuk memperoleh wawasan pakar untuk domain permasalahan tertentu, wawancara terarah pakar dan knowledge engineer mendiskusikan domain dan acara penyelesaian maslah dalam tingkat yang lebih umum dari 2 metode sebelumnya dan diskusi kasus dalam konteks dari sebuah prototipe sistem. b. Analisis protokol Pakar diminta untuk melakukan suatu pekerjaan dan mengungkapkan proses pemikirannya dengan menggunakan kata-kata. Pekerjaan tersebut direkam, dituliskan dan dianalisis. c. Observasi pada pekerjaan pakar Dalam metode ini, pekerjaan dalam bidang tertentu yang dilakukan pakar direkam dan diobservasi.

4. User Interface